// kode iklan
*/
Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Dasar
BAB I
PENGAMANAN
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI
Bahaya yang berkaitan dengan penanganan bahan
yang mengandung mikroorganisme patogen di laboratorium dapat dibagi dalam 2
golongan, yaitu:
1. Ditimbulkan
dari pelaksanaan suatu teknik laboratorium. Setiap langkah kegiatan laboratorium mikrobiologik
klinik, selalu mengandung resiko bahaya
penularan mikroorganisme patogen.
2. Merupakan
akibat kecelakan laboratorik, misalnya pecahnya tabung atau pctri yang mengandung mikroorganisme,
gigitan hewan percobaan, tumpahan,
dsb. Penyebab timbulnya infeksi
laboratorium, secara umum dibagi dan digolongan, sbb:
1. 1.
aerosol
2. 2.
bahan akibat pecahan atau tumpahan
3. 3.
inokulasi sendiri (tanpa sengaja/tanpa sadar) atau terjadi luka Infeksi lewat udara merupakan hal yang
paling sering terjadi.
Acrosol, yang tidak
terdeteksi dapat terbentuk selama kegiatan lab, dengan cara:
1. semprotan
uap dari cairan, dari mulut botol, ujung pipet (pipette tips, kawat ose, dan pecahnya botol berisi
cairan berbahaya.
2. bercampumya
gas dan cairan (pengocokkan mekanik, pemberian aerasi pada kultur, hembusan pipet)
3. getaran
(tangkai ose, arum hit ultrasonikator.
4. benda
jatuh atau tumpah, menimbulkan penyebaran di udara.
5. membuka
sesuatu alat (membuka tutup botol atau kontainer, menarik jarum dari botol vaksin, membuka tutup petri
dish).
6. kekuatan
sentrifugal (centrifugal force)
7. desis
(pada saat membakar ose dan alat inokulasi lain yang disteril dengan pemijaran).
8. gaya
tolak elektrostatik electrostatic repulsion (mis: penyebaran spora jamur), atau gaya tarik (mis: plastik).
9. adanya
benda jatuh atau tercebur dalam cairan berbahaya.
Infeksi lewat udara dapat discbabkan 3 tipe bahan, yaitu:
1. inti droplet, berasal dari droplet yang kering
di udara.
2. bahan
kering (kultur liofilisasi, kerak tutup karet, spora jamur)
3. pembawa
debu (serpih karpet, sisik kulit, bulu binatang, katun, wol, kotoran kandang, dsb).
Ketiga kategori tersebut berbahaya karena merupakan pantike
(terlalu besar bagi alveolus paru). Tingkat bahaya dari bahan atau suatu
prosedur tergantung pada tipe kandungan
mikroorganisme. M
diklasifikasi menurut tingkatan bahaya, sbb:
1. telah
ditetapkan sebagai patogen manusia.
2. strain
avirulen dari suatu patogen.
3. patogen
bagi hewan (terutama virus)
4. patogen
bagi tanaman (mis: Ervinia)
5. fakultatif
patogen (Klebsiella, Aerobacter, Paracolobacter, Escherichia dan Pseudomonas).
STERILISASI
Hampir semua tindakan yang dilakukan dalam diagnosis
mikrobiologi, sterilitas sangat
diutamakan baik alat-alat yang dipakai maupun medianya. Bila pada penanaman
spesimen dalam media, petri, ose maupun media yang digunakan tidak steril, maka sangat tidak mungkin untuk membedakan
apakah kuman yang berhasil diisolasi
tersebut berasal dari penderita atau merupakan hasil kontaminasi dari alat-alat atau media yang digunakan. Suatu alat atau bahan dikatakan steril
bila alat/bahan tersebut bebas dari mikroba
baik dalam bentuk vegetatif maupun spora. Tindakan
Untuk membebaskan
alat atau media dari jasad renik disebut sterilisasi. Dikenal ada beberapa cara sterilisasi, dan
pemilihannya tergantung dari bahan/alat yang akan disterilkan. Secara garis besar sterilisasi dapat dibagi sebagai
berikut:
a. pemanasan
b.
filtrasi
c.
penyinaran dengan sinar gelombang pendek
(radiasi)
d. kimia (khemis)
A. Sterilisasi dengan Pemanasan
1. Dengan pemanasan kering Pembakaran Alat yang
digunakan adalah lampu spiritusbunsen. Pembakaran dapat dilakukan dengan cara Memijarkan Pembakaran dengan cara ini hanya cocok
untuk alat-alat logam (ose, pinset,
dll), yang dibiarkan sampai memijar. Dengan cara ini seluruh mikroorganisme, termasuk spora, dapat
dibasmi. Menyalakan Dapat diartikan suatu pclintasan alat
gelas (ujung pipet, bibir tabung, mulut
erlenmeyer, dll) melalui nyala api. Cara ini merupakan hal darurat dan tidak memberikan jaminan bahwa
mikroorganisme yang melekat pada alat
dengan pasti terbunuh. Cara
mensterilkan ose: ose disterilkan
dengan cara dibakar pada nyala api lampu spiritus atau lampu gas. Pada waktu memanaskan ose, dimulai dari pangkal kawat
dan setelah terlihat merah berpijar
secara pelan-pelan pemanasan dilanjutkan ke ujung
ose. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terloncatnya kuman akibat pemanasan langsung dan terlalu cepat pada
mata ose, Nyala api pada sterilisator
mempunyai perbedaan dalam derajat panas ABCD
(diarsir) merupakan ruang oksidasi merupakan
ruang reduksi ABD dasar api ruang oksidasi atas ruang
oksidasi bawah nuang reduksi atas ruang reduksi bawah bagian yang paling tidak panas. Tempat
yang paling panas adalah ruang oksidasi bawah yang letaknya kira-kira sepertiga bawah dari tingginya
nyala api. Yang perlu diperhatikan: Jangan
memegang mata ose dengan tangan sebelum ose disterilkan. Jangan meletakkan ose di atas meja, tetapi letakkan pada tempat yang disediakan setelah disterilkan. Dengan udara panas (hot air oven) Cara ini menggunakan udara yang dipanaskan
dan kering, serta berlangsung dalam
sterilisator udara panas (oven). Pemanasan dengan udara panas digunakan untuk sterilisasi alat-alat laboratorium
dari gelas misalnya: petri, tabung gelas, botol
pipet dll, juga untuk bahan-bahan minyak dan powder misalnya talk. Bahan dari karet, kain, kapas dan kasa tidak
dapat disterilkan dengan cara ini. Setelah
dicuci alat-alat yang akan disterilkan dikeringkan dan dibungkus dengan kertas tahan panas, kemudian
dimasukkan dalam oven dan dipanaskan pada
temperatur antara 150 170°C, selama
kurang lebih 90-120 menit. Hal yang
perlu diperhatikan adalah bahwa di antara bahan yang disterilisasi harus terdapat jarak yang cukup, untuk menjamin
agar pergerakan udara tidak terhambat.
2. Dengan pemanasan
basah
Dengan merebu
Digunakan untuk mensterilkan alat-alat seperti gunting,
pinset, skalpel, jarum, spuit injeksi
dan sebagainya dengan cara direbus dalam suasana mendidih selama 30-60 menit.
Dengan uap air panas
Digunakan terutama untuk mensterilkan media-media yang akan
mengalami kerusakan bila dikerjakan
dengan sterilisasi uap air panas dengan tekanan (autoklav) ataupun untuk alat-alat tertentu. Cara ini dijalankan
dengan pemanasan 100°C selama 1 jam. Perlu diingat bahwa dengan cara ini
spora belum dimatikan, dan ada
beberapa media yang tidak tahan pada panas tersebut (misalnya media Loewenstein, Urea Broth). Media tersebut
disterilkan dengan cara sterilisasi
bertingkat ataupun filtrasi. Alat yang digunakan adalah sterilisator, autoklav, dimana tekanan dalam autoklav dijaga tetap
1 atmosfer. (klep pengatur tekanan
dalam keaadaan terbuka).
Dengan uap air bertekanan (Autoklan)
Dengan cara pengatur
tekanan dalam autoklav, maka dapat dicapai panas yang diinginkan. Cara ini dipakai untuk sterilisasi media yang
tahan terhadap pemanasan tinggi.
Sterilisasi biasanya dijalankan dengan menggunakan panas 120°C selama
10-70 menit tergantung kebutuhan. Hal yang perlu diperhatikan bila mengerjakan sterilisasi dengan
menggunakan autoklav harus ditunggu
selama bekerja. hati-hati bila
mengurangi tekanan dalam autoklav (perubahan temperatur dan tekanan secara mendadak dapat menyebabkan cairan yang disterilkan meletus dan gelas-gelas dapat
pecah). Pada sterilisasi dengan
pemanasan kering, bakteri akan mengalami proses oksidasi putih telur, sedang dengan sterilisasi panas basah, akan
mengakibatkan terjadinya koagulasi
putih telur bakteri. Dalam keadaan lembab jauh lebih cepat menerima panas daripada keadaan kering
schingga sterilisasi basah lebih cepat bila
dibandingkan dengan sterilisasi kering asi putih telur lebih cepat dibanding oksidasi). Pasteurisasi Digunakan untuk mensterilkan susu dan minuman beralkohol. Panas
yang digunakan 61,7 C selama 30
menit. Antiseptik adalah suatu bahan atau zat yang dapat mencegah, melawan maupun membunuh pertumbuhan dan kegiatan jasat renik. Biasanya digunakan untuk tubuh. Prosesnya disebut
antiseptis. Biosidal suatu zat yang
aksinya dipakai untuk membunuh mikroorganisme,
misal: bakterisid, virosid, sporosid adalah zat yang aksinya untuk mencegah/menghambat pertumbuhan organisme, misal: bakteriostatik, fu
Ada beberapa zat yang bersifat anti mikroba.
1. Fenol
dan derivatnya zat kimia ini bekerja
dengan cara mempresipiasikan
2. protein
secara aktif atau merusak selaput sel
dengan penurunan tegangan permukaan. Fenol cepat
sebagai desinfektan maupun antiseptik tergantung konsentrasinya. Daya antimikroba fenol berkurang pada suasana suhu rendah, dan adanya sabun.
3. Alkohol Alkohol beraksi dengan mendenaturasi
protein dengan jalan dehidrasi dan
melarutkan lemak sehingga membran sel rusak dan enzim-enzim akan diinaktifkan oleh alkohol. Etil alkohol (etanol) 50-70% mempunyai
sifat bakte untuk bentuk beracun Metanol daya bakterisidnya erisid terhadap mata. kurang dibandingkan etanol, dan
4.
Halogen beserta gugusannya. cara Halogen beserta gugusannya ini
mematikan mikroorganisme dengan mengoksidasi
protein sehingga merusak membran dan menginaktifka Yodium dipakai untuk mendesinfeksi kulit
sebelum dilakukan pembedah Hipoklorit digunakan untuk sanitasi
alat-alat rumah tangga. Yang umum
5. dipakai
adalah kalsium hipoklorit dan sodium hipoklorit.
6. Logam
berat dan gugusannya Logam berat
dapat mempresipitasikan enzim-enzim atau protein esensial lain dalam sel
sehingga dapat berfungsi sebagai anti mikroba.
PEMERIKSAAN
MIKROSKOPIK
Kemajuan di bidang mikrobiologi tidak lepas dari peran
mikroskop mengingat hampir semua
mikroorganisme tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Pemeriksaan
mikroskopik bertujuan untuk memperbesar bayangan agar didapatkan gambaran yang jelas sehingga dapat dibedakan mikroorganisme, unsur-unsur seluler dan latar belakangnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut berbagai
tipe mikroskop telah dikembangkan. Dikenal ada 5 jenis mikroskop, yaitu mikroskop medan terang, mikroskop
medan gelap, mikroskop fluoresens, mikroskop
fase kontras dan mikroskop elektron.
A. Mikroskop Medan Terang
Mikroskop medan terang adalah suatu bentuk mikroskop di mana
medan yang mengelilingi spesimen
kelihatan terang (berwarma cerah) sumbemya ya tampak gelap. Hal ini disebabkan karena cahaya dari berbentuk lewat melalui sistem lensa tanpa mengalami
perubahan sehingga medan yang terang. Mikroskop ini menggunakan dua sistem
lensa, yaitu lensa obyektif dan lensa
okuler, sehingga dikenal sebagai mikroskop majemuk. Perbesaran yang diperoleh adalah hasil keria antara dua
sistem lensa, lensa obyektif yang terdekat dengan
spesimen dan lensa okuler yang terletak pada ujung atas mikroskop (terdekat dengan mata). Sistem lensa
obyektif memberikan perbesaran awal dan menghasikan
bayangan nyata, yang kemudian diproyeksikan ke atas ke lensa okuler. Bayangan nyata ini kemudian
diperbesar oleh lensa okuler untuk menghasilkan
bayangan maya yang kita lihat. Walaupun
perbesaran sangat penting, namun penilaian terhadap mikroskop didasarkan atas daya pisahnya. Daya pisah dua titik
adalah kemampuan sistem lensa
mikroskop untuk memisahkan dua titik yang berdekatan.
Daya pisah ini dipengaruhi
oleh gelombang cahaya yang digunakan dan
apertura numerik (A).
Mengatur fokus
·
Dengan perbesaran lemah (6 mm) turunkan kondensor serendah-rendahnya. Turunkan lensa obyektif hingga jarak dari gelas obyek 7 mm sambil dilihat dari samping periksa ke dalam mikroskopsambil
menggerakkan sekrup kasar atau halus
dan letak preparat schingga diperoleh gambaran preparat yang jelas.
·
Dengan perbesaran kuat (4 mm) preparat ditutup dengan gelas penutup kondensor dinaikkan hingga lensa kondensor
hampir menyentuh gelas obyek
(preparat) diafragma dibuka
selebar-lebamya turunkan lensa
obyektif hingga hampir menyentuh gelas penutup preparat naikkan lensa
obyektif perlahan-lahan dengan memutar sekrup kasar dan halus schingga didapat gambar yang jelas, bila perlu diafragma ditutup sedikit agar lebih jelas.
·
Dengan lensa obyektif (1,8 mm) atau dengan
minyak immerse letakkan preparat pada
meja benda, lakukan seperti pada pemeriksaan dengan perbesaan lemah, cari daerah yang paling tipis teteskan minyak imersi pada preparat naikkan kondensor setinggi mungkin buka diafragma selebar-lebamya turunkan lensa obyektif hingga menyentuh
minyak immersi pada preparat lensa obyektif dinaikkan ke atas sedikit
demi sedikit dengan menggunakan
sekrup kasar dan halus hingga diperoleh gambar yang Bila sudah selesai menggunakan mikroskop, bersihkan lensa
obyektifnya
·
dengan menggunakan xylo Untuk pemeriksaan mikrobiologi biasanya digunakan perbesaran antara
600-1.000 kali (okuler dengan perbesaran 6 atau 10, obyektif 100 kali.
Untuk cara ini dibutuhkan minyak immerse obyektif
terendam dalam minyak immersi
kondensor dinaikkan maksimal diafragma dibuka selebar-lebarnya Kadang-kadang digunakan perbesaran 60 450 kali, misalnya untuk mengamati
bentuk koloni dan pergerakan bakteri.
Mikroskop Medan Gelap
Jenis mikroskop ini merupakan variasi mikroskop medan terang
yang menggunakan kondensor medan
gelap khusus. Tujuan mikroskop medan gelap adalah
meningkatkan daya pisah mikroskop hingga di bawah 0,2 pm. Obyck pada spesimen akan tampak berpendar.
Dengan mikroskop medan gelap sel-sel spirochaeta
yang mempunyai diameter 0,1 0,15 um terlihat sebagai lingkaran yang terang (halo) dengan latar belakang
yang gelap.
Mikroskop Fase Kontras
Mikroskop ini merupakan modifikasi mikroskop medan terang.
Sistem ini mengambil manfaat dari
adanya perubahan atau penghambatan gelombang cahaya yang melewati struktur-struktur biologik dengan berbagai
densitas yang berbeda. Mikroskop ini
dilengkapi dengan kondensor yang mempunyai diafragma berbentuk cincin,
Mikroskop Fluoresens
Mikroskop Fluoresens menggunakan lampu uap merkuri (Mercury
Vapor Lamp) untuk menghasilkan
panjang gelombang cahaya yang lebih pendek dari sinar biasa. Mikroskop ini mengggunakan filter untuk menghasilkan
sinar monokhromatik untuk absorbansi
dan memaksimalkan sinar monokhromatik untuk
emisi.
Mikroskop Elektron
Mikroskop elektron digunakan untuk mengamati virus. Dikenal
ada dua macam mikroskop elektron
yaitu tranmisi dan skaning. Mikroskop elektron transmisi menggunakan sinar elektron yang bergerak secara langsung
melewati spesimen dan akan
menghasilkan gambaran dua dimensi. Mikroskop elektron skaning menggunakan modifikasi sinar clcktron untuk menghasilkan
bayangan
tiga dimensi.
PEMBUATAN PREPARAT
DAN
PENGECATAN
Pemeriksaan mikroskopik
terhadap bakteri dapat dilakukan dalam keadaan hidup maupun mati. Pemeriksaan
bakteri dalam keadaan hidup dapat dikerjakan dengan membuat
preparat tetesan gantung atau dengan melihat bakteri dalan mikroskop medan gelap. Dalam keadaan mati
,bakteri dapat dibuat preparat dicat.
A. Pembuatan Preparat
Untuk
mendapatkan hasil preparat yang dapat dilihat dengan yang baik, diperlukan tidak terlalu baik yaitu, tidak terlalu
tebal dan tipis. Pengecatan preparat secara benar. Pembuatan preparat dari bahan berasal
langsung dari penderita. Bahan dapat
berupa sputum, pus, discharge telinga, discharge hidung, urin (perlu disentrifuge terlebih dahulu,
endapannya dibuat preparat) Cara Bahan diambil dengan ose steril atau kapas
lidi steril dan pada obyek gelas setipis mungkin. Panaskan obyek gelas di atas nyala api spiritus sambil digoncangkan Garak preparat sampai api
spiritus, kira-kira 20 cm) sampai
preparat tersebut kering. Setelah kering tetesi formalin 1% tunggu 5 menit dan keringkan sekali lagi preparat siap dicat. dan
Pembuatan preparat dari biakan cair Cara Ambil obyek gelas yang bersih dan
steril, bebaskan dari lemak dengan memanaskan
di atas nyala api spiritus. Ambil kuman dari cair lyang sebelumnya telah diaduk secara steril) dengan menggunakan ose steril, diratakan pada obyek gelas
sehingga membentuk diameter kira-kira 1-2 cm. Ose yang sudah dipakai mengambil
kuman harus disterilkan kembali
dengan membakar ose di atas nyala api spiritus. Jika akan dipakai lagi, harus disterilkan dengan
cara yang sama. Preparat yang sudah
dibuat kemudian dikeringkan dan ditetesi formalin dengan cara seperti pcmbuatan preparat langsung Perhatian Jangan memegang mata ose dengan
menggunakan tangan Jangan meletakkan
ose di atas meja, letakkan ose pada tempat yang telah disediakan. Jangan lupa
mensterilkan ose pada saat akan dipakai dan sesudah pemakaian Pembuatan
preparat dari media pertumbuhan padat.
1. Jenis-jenis cat
A. Mordan
Mordan adalah bahan kimia atau proses fisik yang memfiksasi
cat primer yang diserap
mikroorganisme target. Contoh: kompleks yodiang digunakan untuk pengecatan Gram, campuran asam dan alkohol untuk pengecatan tahan steril, diratakan pada obyek gelas
sehingga membentuk diameter kira kira
1-2 cm. Ose yang sudah dipakai mengambil kuman harus disterilkan kembali dengan membakar ose di atas nyala
api spiritus. Jika akan dipakai lagi,
harus disterilkan dengan cara yang sama. Preparat yang sudah dibuat kemudian
dikeringkan dan ditetesi formalin dengan
cara seperti pembuatan preparat langsung. Perhatian Jangan memegang mata ose dengan menggunakan tangan.Jangan
meletakkan ose di atas meja, letakkan
ose pada tempat yang telah disediakan Jangan lupa mensterilkan ose pada saat
akan dipakai dan sesudah pemakaian. Pembuatan preparat dari media pertumbuhan
padat. Teteskan satu ose kaldu pada
obyek gelas yang sudah dibersihkan dan dibebaskan
dari lemak. Dengan ose steril ambil sedikit dari satu koloni kuman, campur dengan kaldu tersebut,
buatlah menjadi homogen kemudian
tipiskan. Preparat dikeringkan di atas nyala api spiritus dan selanjutnya dikeriakan sebagaimana membuat
preparat dengan bahan berasal dari
material langsung.
B. Pengecatan
Pada umumnya pemeriksaan langsung kurang memberikan hasil
yang memuaskan karena kontras antara
scl bakteri dengan latar belakangnya kurang jelas.
Untuk meningkatkan kontras biasanya dilakukan.
Ada beberapa teori tentang dasar perbedaan kedua golongan
tersebut
1. Teori Salton
Teori ini
berdasarkan kadar lipid yang tinggi (20%) di dalam dinding sei bakteri Gram negatip. Zat lipid ini larut
selama pencucian dengan alkohol. Pori pori
pada dinding sel membesar, sehingga zat warna yang sudah diserap mudah dilepaskan dan bakteri menjadi tidak
berwama. Bakteri Gram positip
mengalami denaturasi protein pada dinding selnya oleh pencucian dengan alkohol. Protein menjadi keras dan beku,
pori-pori mengecil sehingga komplek
kristal um yang berwarna ungu dipertahankan dan
bakteri tetap berwarna ungu.
2. Teori permeabilitas dinding sel
Teori ini
berdasarkan tebal-tipisnya lapisan peptidoglikan dalam dinding sel Bakteri Gram positip mempunyai susunan
dinding yang kompak dengan lapisan
peptidoglikan yang terdiri dari 30 lapisan. Permeabilitas dinding sel kurang, dan komplek kristal yodium tidak
dapat keluar Bakteri Gram negatip
mempunyai lapisan peptidoglikan yang tipis, hanya l-2 lapisan dan susunan
dinding sel tidak kompak. Permeabilitas dinding sel lebih besar sehingga masih memungkinkan
terlepasnya kompleks kristal yodium. Komposisi
cat gram
·
Cat Gram A Kristal
Violet (wanna ungu) Etil alkohol 95% Amonium Oksalat 1% 0,8 gr
·
Cat Gram B 80 Yodium (warna coklat) Kalium Yodida Akuades
·
Cat Gram C 50 (tak berwarna) Etil alkohol 95 50
·
Cat Gram D Safranin 0,25 gr (warna merah) Etil
alkohol 95% 10 Akuades 90
Cara pengecatan Gram
Preparat yang telah siap
dicat digenangi dengan cat Gram A selama l-3 menit. Di sini semua kuman akan berwama ungu sesuaiwanna cat Gram A. Setelah 1-3 menit, cat dibuang,
tanpa dicuci dengan air Preparat
kemudian digenangi dengan cat G B
selama 1/2-1 menit. Akibat rian ram
lebih gram B maka pengikatan warna oleh bakteri menjadi baik. Setelah
itu cat dibuang dan preparat dicuci dengan air (leding) Preparat kemudian ditetesi cat Gram C sampai warna cat tepat
dilunturkan Setelah pemberian cat
Gram C maka akan teriadi Bakteri :
tahan terhadap alkohol (ikatan antara cat dengaram bakteri tidak dilunturkan
oleh alkohol sehingga bakteri
akan tetap berwarna ungu. Gram
negatip: tidak tahan terhadap alkohol sehiungu dari cat d unturkan dan bakteri menjadi tidak berwama
lagi ingga warna Preparat digenangi dengan cat G D selama 1-2 warna ram kontras. Akibat
dari pemberian Gram D maka menit,
Gram D sebagai warna kontras. Akibat
dari pemberian gram D maka: Gram positip telah jenuh mengikat cat Gram A
sehingga bakteri tidak mampu lagi
untuk mengikat Gram D sehingga tetap berwama ungu. Bakteri Gram
negatip akan mengikat warna cat Gram D (berwama merah) karena warna sebelumnya telah dilunturkan oleh cat gram C Preparat dicuci dan dikeringkan dalam
udara kamar (posisi miring). itu diperiksa di bawah mikroskop dengan
menggunakan pembesaran kuat.
Contoh bakteri Gram positip:
·
Bentuk coccus Streptococcus,
·
Staphylococcus, Pneumococcus.
·
Peptococcus, Peptostreptococcus
Bentuk batang Corynebacterium diphtheria Mycobacteria, Bacillus,
Clostridia.
·
Contoh bakteri Gram negatip
·
Bentuk coccus
·
Nisseria, Veillonella
Bentuk batang E coli Shigella, Salmonella, Klebsiella, Hemophillus Pasteurella, Bacteroides Fusobacterium,
Brucella. Pengecatan Ziehl Nelsen
(ZN) ini sering disebut dengan pengecatan acid fast
atau tahan asam (BTA). Dengan pengecatan ZN, bakteri terbagi menjadi 2
golongan yaitu bakteri tahan asam dan
bakteri yang tidak tahan asam. Bakteri
tahan asam setelah diberi cat pertama akan tahan terhadap pencucian dengan asam dan alkohol sehingga tidak mengikat cat kedua dan tampak berwarna merah. Sedangkan bakteri
yang tidak tahan asam akan tampak berwarna
biru karena cat pertama dilunturkan oleh asam dan alkohol, dan kemudian mengikat cat kedua. Sifat tahan asam ini disebabkan karena
terdapatnya asam mikolat terikat pada dinding sel. Dinding sel bakteri yang
tahan asam dan alkohol terdiri dari
peptidoglikan, arabinogalaktan dan lipid. Lima puluh persen dari lipid ini adalah asam mikolat. Komposisi catzN:
·
Ziehl Nelsen A:
·
basic fuchsin
·
(warna merah)
·
alkohol 95%
·
0,3 gr fenol
·
10 ml akuades..................... 5 ml
·
Ziehl Nelsen B
·
asam khlorida pekat.
·
(tak berwarna) etil alkohol 95%.
·
95 ml 3 ml 97 ml
·
Ziehl Nelsen C
·
metilen biru
·
(warna biru) akuades
·
0.3 gr
Cara pengecatan Ziehl Nelsen:
100ml Preparat
digenangi dengan ZN-A, kemudian dipanasi dengan lampu spiritus sampai menguap, tetapi tidak mendidih. Baik bakteri yang
tahan asam dan alkohol maupun yang
tidak, keduanya akan berwarna merah Tunggu
selama 5 menit, setelah itu cuci air, ditetesi dengan cat ZN-B sampai warna cat
tepat dilunturkan Bakteri yang tahan
asam dan alkohol, warna cat ZN-A tidak dilunturkan sehingga tetap berwama merah. Sedang bakteri yang tidak tahan terhadap asam dan alkohol, wanna cat ZN-A akan dilunturkan sehingga bakteri menjadi tidak berwarna. Setelah
itu preparat segera diangkat dan dicuci
dengan air. Preparat digenangi dengan
cat ZN-C selama 2 menit. Bakteri yang tahan asam
dan alkohol, tidak mampu lagi mengikat wama ZN-C rena sudah jenuh, sehingga bakteri tetap berwarna
merah. Bakteri yang tidak tahan asam
dan alkohol, warna cat ZN-A akan dilunturkan, sehingga bakteri akan mengikat warna cat (ZN-C) sehingga
berwama biru. Preparat dicuci dengan
air dan dikeringkan dalam temperatur kamar.
·
Contoh bakteri ZN
·
positip
·
Mycobacterium tubercolosis
·
Mycobacterium lepra
·
Mycobacterium yang saprofit.
MEDIA
Dalam pemeriksaan mikrobiologik penggunaan media sangat
penting baik isolasi, identifikasi maupun diferensiasi. Media juga digunakan
untuk material dari rumah sakit atau
tempat lain ke laboratorium agar dalam
material tersebut tetap hidup sesampainya di laboratorium. Media kumpulan zat-zat organik maupun anorganik yang
digunakan untuk bakteri dengan syarat-syarat tertentu, dalam rangka isolasi,
dan pengujian sifat fisiologik mendapatkan suatu lingkungan kehidupan yang
cocok bagi bakteri
maka syarat-syarat media, pembuatan media harus dalam hal
1. Susunan
2. Tekanan
osmose
3. derajat
keasaman (pH)
4. temperatur
5. 5.
sterilitas
1. Susunan Makanan yang digunakan untuk pertumbuhan harus
mengandung air
a. sumber
karbon
b. sumber
nitrogen
c. mineral
d. Vitamin
e. Gas
f.
Air
Air digunakan untuk pertumbuhan bakteri, menjaga kelembaban
dan untuk zat (metabolisme). Pada umumnya bakteri peka terhadap kekeringan,
jenisjenis tertentu dan yang mampu membentuk spora
Temperatur
Untuk mendapatkan pertumbuhan optimal, bakteri membutuhkan
tertentu. Umumnya bakteri patogen membutuhkan temperatur sekitar 37 C, sesuai
dengan suhu tubuh. Namun ada bakteri patogen yang membutuhkan sekitar 42°C, yakni Campylobacter.
Sterilitas
Sterilitas media merupakan syarat yang sangat penting. Tidak
mungkin kita melakukan pemeriksaan
mikrobiologik apabila media yang digunakan steril, karena tidak dapat dibedakan
dengan pasti apakah bakteri tersebut dari material yang diperiksa atau hanya
merupakan kontaminan. Untuk media yang steril maka setiap tindakan (pengambilan
media. media dll) serta alat-alat yang digunakan (tabung, petri, dll) harus dan
dikerjakan secara aseptik. Media
1. Secara garis besar dikenal ada dua jenis media:
a. Media hidup
Media hidup terutama digunakan untuk menanam mengisolasi.
virus hanya dapat ditanam pada bagian tertentu dari binatang ginjal kera,
embrio ayam dan lain-lain. Di samping itu media sering digunakan untuk
mengetahui jenis Escherichia coli yang dengan memakai tikus putih yang berumur
3-7 hari.
b. Media buatan
Media buatan adalah media yang dibuat dari kumpulan zat-zat
tertentu(organik dan anorganik), Masing-masing bakteri membutuhkan susunan yang
berbeda.
2. Menurut konsistensinya:
a. Media
padat Media padat dapat berbentuk sebagai media padat datar, padat miring padat
tegak.
b. Media
setengah padat (semi solid) Misalnya: SSS (Semi Solid Sucrose medium), MIO
(Motility Indol), Carry and Blair medium, Fletcher's medium.
c. Media
cair Misalnya: media gula, media kaldu, kaldu pepton, kaldu darah, dan lain
nya.
3. Menurut isi media
a. Media basal digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat
media lain
yang lebih kompleks:
1. media basal padat kaldu
agar, TSA (Tryptone Soya Agar)
b. 2. media basal cair: air pepton, kaldu pepton.
Media campuran adalah media selain media basal ditambahkan
macam zat baik organik maupun anorganik, sesuai dengan
kebutuhan bakteri.
4. Menurut tingkatannya dibedakan
a. Media sederhana Media sederhana hanya mengandung zat-zat
kimia yang sederhana,
b. misalnya: media larutan alkali pepton, media gula-gula. Media
kaya mengandung zat-zat kimia biasanya juga mengandung zat organik tingkat
tinggi seperti serum, darah, telur dan lain-lain.
5. Menurut penggunaannya:
a. Media kaya
Media kaya digunakan untuk mendapatkan pertumbuhan bakteri
yang tidak dapat tumbuh dalam sederhana misalnya: Gonococcus, Bacteroides,
Fusobacterium, dan lain-lain. Bakteri tersebut membutuhkan penambahan zat-zat
organik yang berasal dari makhluk hidup, misalnya darah, telur dan lain lain. Contohnya:
media agar darah, Brucella agar darah, agar coklat, kaldu darah dan lain-lain.
b. Media eksklusif
Media ini dibuat sedemikian rupa sehingga hanya bakteri
tertentu yang dapat hidup. Hal ini dapat dilakukan dengan pH sangat alkalis. Misalnya:
media cair alkali pepton dan TCBS yangdigunakan untuk vibrio. antibiotik
tertentu Sabourrauc Misalnya: dengan menambahkan Chloramphenicol pada untuk
pemeriksaan jamur, Kanamycin pada Brucella agar darah untuk pemeriksaan bakteri
anacrob tertentu.
c Media selektif
Media ini mempunyai susunan sedemikian rupa, sehingga yang dicari akan tumbuh dengan koloni yang
khas sedang bakteri lain kurangkhas. Contoh Media Endo, Mc Conkey Agar, DCLS
Agar, yang digunakan untuk isolasi kuman-kuman perut Di sini kuman perut (enterobacter)
yang tidak memecah laktosa (non-lactose fermented) misalnya Salmonella,
Shigella, Proteus dan lain-lain akan terlihat jemih transparan, sedang yang
memecah laktosa akan berwarna merah. Media Tellurit yang digunakan untuk
isolasi Corynebacterium
d. Media Pembiakan
Media ini digunakan apabila dalam suatu material kuman yang
dicari jumlahnya sangat sedikit atau disamping jumlah kuman yang dicari sangat sedikit
juga terdapat kuman-kuman lain dalam jumlah yang besar. Dalam hal ini material
perlu dimasukkan dalam media pembiakan. dicari akan tumbuh dengan subur, sedang
kuman yang lain akan terhambat pertumbuhannya. Misalnya: Media sc (Selenite
cystein) Broth yang digunakan sebagai media penyubur untuk Salmonella dan media
alkali pepton cair yang digunakan sebagai media penyubur untuk Vibrio.
e. Media yang digunakan untuk mempelajari sifat-sifat
biokimiawi bakteri terhadap berbagai macam zat.
Contoh
1. Media gula-gula: glukosa, maltosa, laktosa, sakarosa, man
xylosa dan lain-lain. Dalam media gula-gula dapat diamati: kemampuan bakteri
tersebut memccah gula-gula menjadi asam dan gak hanya menghasilka kemampuan
bakteri tersebut memecah gula-gula asam tanpa gas. apakah bakteri tersebut
tidak memecah gula-gula.
2. Media darah. Dalam media ini dipelajari sifat-sifat
bakteri
terhadap darah: apakah bakteri tersebut darah (misalnya beta
streptococcus) (misalnya alpha apakah bakteri tersebut hemodigesti terhadap
darah streptococcus) (gamma apakah
bakteri tersebut tidak berpengaruh terhadap darah streptococcus)
3. Disamping itu untuk kemudahan, sering digunakan satu
macam media yang dapat sekaligus mempelajari berbagai sifat bakteri.
Contoh:
a. KIA
(Kligler Iron Agar) Dalam media ini (bentuknya miring) di samping mempelajari
reaksi bakteri terhadap komponen penyusun media juga diperhatikan adanya produksi
asam (ditandai perubahan warna dari merah menjadi kuning), baik pada daerah
yang miring (slant ataupun pada tusukan (but reaksi bakteri terhadap gula-gula Dengan
media KIA dapat dipelajari (laktosa dan dekstrosa) apakah bakteri tersebut
menghasilkan asam. dan gas, atau menghasilkan asam tanpa gas, atau tidak
memecah kedua gula tersebut, apakah mempunyai kemampuan membentuk Has yang akan
diikat sebagai ferri sulfida dan akan terlihat berwama hitam.
b. TSI
Prinsip media ini hampir sama dengan KI-Agar. Perbedaan pokok adalah dalam
media TSI mengandung tiga macam gula yakni dekstrosa, laktosa dan sukrosa.
c. SSS
(Semi Solid Sucrose) Agar Dalam media ini dapat dipelajari motilitas
(pergerakan bakteri.reaksi bakteri terhadap sukrosa. Di samping itu bila
sukrosa diganti dengan gula yang lain (yang diperlukan) maka dapat diketahui kelakuan
bakteri terhadap gula tersebut.
d. LIA
Lysine iron agar Dalam media ini dapat dilihat kelakuan bakteri terhadap lysine
dan kemampuan membentuk H2S.
e. Leptospira:
Fletcher's medium
f.
Jamur:
Sabouraud dan Sabouraud dengan chloramphenicol Enterobacteriaceae
1. DCLS
2. TCBS
3. Mc Conkey Agar
C. Enriched media (media penyubur):
1. Selenit Cystein Broth
2. Larutan alkali pepton
3. Kaldu darah
4. Thioglycolat
5. Gal kultur
D. Media untuk sensitivitas test
1. Mueller Hinton agar
2. DST agar
3. Supristol agar
4. BHI
5. Agar base
E. Media untuk identifikasi:
a. Kultur
umum:
1. Media gula-gula
2. Deret media komplek untuk identifikasi kuman perut batang
Gram
negatip
b. Enterobacteriaceae:
1. KLATSI Agari (Kligler Iron Agar Triple Sugar Iron Agar)
2. SSS (Semi Solid Sucrose medium)
3. LIA (Lysine Iron Agar)
4. MIO (Motility Indol Ornithine Medium)
5. ACA (Acetat Agar)
6. Urea Broth
7. MR (Methyl Red)
8. VP IVoges Proskauer)
// kode iklan
jangan lupa iklannya diklik ya, to " Contoh Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Dasar"
Post a Comment