// kode iklan
*/
Definisi Konflik Sosial Menurut Para Ahli Sosiologi
A. Konflik
Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa bergantung
pada orang lain dalam memenuhi keperluan hidupnya. Disadari atau tidak, kita semua memiliki sifat saling
membutuhkan yang begitu kuat.
Kebutuhan manusia dapat dipenuhi ketika
antara manusia yang satu dan yang lain memiliki
kesadaran dan penghormatan terhadap hak-hak
orang lain Di tengah-tengah
masyarakat kita sering terjadi
kondisi nyata yang menunjukkan adanya perbedaan
dengan orang lain. Perbedaan-perbedaan itu sebenarnya hal yang sangat lumrah. Namun, perbedaan sering menimbulkan
konflik dalam masyarakat. Apabila
konflik tersebut tidak dapat dikendalikan,
maka akan menimbulkan tindak kekerasan. Amatilah masyarakat di lingkungan sekitar Anda! Pernahkah
terjadi konflik? Apa yang menjadi
penyebab munculnya konflik dan
bagaimana cara masyarakat menatasinya?
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbagai jenis konflik adalah
suatu keniscayaan. Suatu masyarakat pasti pernah mengalami konflik, baik antara
anggotanya maupun dengan kelompok masyarakat lain. Istilah konflik sering mengandung pengertian negatif, sebab cenderung
dimaknai sebagai lawan kata
dari keserasian, kedamaian, dan keteraturan. Konflik sering pula diasosiasikan
dengan ancaman ataupun penggunaan
kekerasan. Padahal jika dikelola dengan baik, konflik tidak selamanya diakhir dengan kekerasan
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat multikultural.
Dalam konteks masyarakat multkultural, upaya mencegah konflik dan adanya
anggapan bahwa berkonflik merupakan hal negatif adalah sama sekali tidak relevan. Konflik bukanlah sesuatu yang dapat
dihindari atau disembunyikan, tetap harus
diakui keberadaannya, dikelola, dan diubah menjadi kekuatan untuk perubahan
yang positif
Kata konflik berasal dari bahasa Latin yaitu configere yang
berarti saling memukul Berdasarkan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, atau pertentangan. Adapun
definisi konflik secara sosiologis adalah suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (atau juga kelompok) yang
berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Definisi konflik sosial menurut para ahli adalah sebagai berikut.
a. Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto, konflik adalah suatu proses
sosial individu atau kelompok yang
berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan/atau kekerasan
b. Ariyono Suyono
Menurut Ariyono Suyono, konflik adalah proses atau keadaan
dua pihak berusaha menggagalkan
tercapainya tujuan masing-masing yang disebabkan adanya perbedaan pendapat nilai-nilai ataupun tuntutan dari
masing-masing pihak.
c. Siti Norma
Menurut Siti Norma, konflik merupakan suatu proses yang
dilangsungkan tidak hanya sekadar
untuk mempertahankan hidup dan eksistensi, tetapi juga bertujuan sampai ke taraf pembinasaan eksistensi orang atau
kelompok lain yang dipandang sebagai lawan atau
saingannya.
d. Robert M.Z. Lawang
Menurut Robert M.Z. Lawang, konflik adalah perjuangan untuk
memperoleh nilai, status, atau
kekuasaan dan tujuan mereka berkonflik tidak hanya memperoleh keuntungan,
tetapi juga untuk menundukkan
saingannya.
e. Lewis A. Coser
Menurut Lewis A. Coser, konflik adalah sebuah perjuangan
mengenai nilai atau tuntutan atas
status, kekuasaan, dan sumber daya yang bersifat langka dengan maksud menetralkan, mencederai, atau melenyapkan
lawan.
f. Berstein
Menurut Berstein, konflik merupakan suatu pertentangan atau
perbedaan yang tidak dapat dicegah.
Konflik mempunyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan ada pula yang negatif di dalam interaksi
manusia.
g. A.J. Dubrin
Menurut A.J. Dubrin, konflik mengacu pada pertentangan
antarindividu atau kelompok yang
dapat meningkatkan ketegangan sebagai akibatsaling menghalangi dalam pencapaian tujuan
h. P.W. Cummings
Menurut P.W. Cummings, konflik adalah suatu proses interaksi
sosial di mana dua orang atau lebih,
dua kelompok atau lebih, berbeda atau bertentangan dalam pendapat maupun tujuan mereka
Berdasarkan Definisi Konflik Sosial Menurut Para Ahli Sosiologi tersebut, maka dapat dirangkum
pengertian umum konflik yaitu sebagai
berikut
a. Konflik adalah bentuk pertentangan atau perselisihan.
b. Melibatkan dua pihak secara antagonis.
C. Didorong oleh adanya perbedaan dalam berbagai hal.
d. Dapat disertai penggunaan ancaman atau kekerasan.
e. Berkaitan dengan pencapai tujuan tertentu
Definisi konflik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konflik
dalam arti negatif dan Konflik dalam
arti negatif berhubungan dengan emosi yang konflik
dalam arti positif tanpa kontrol,
demonstrasi, kekerasan, penghancuran, huru-hara, dan pemogokan
Menurut pandangan tradisional, konflik bersifat negatif
karena terdapat alasan bahwa dengan
adanya konflik solidaritas sosial dalam kelompok menjadi rusak sehingga dapat menimbulkan perpecahan. Konflik tidak
boleh dibiarkan berlarut-larut sehingga tidak terjadi disharmonisasi sosial. Konflik juga dianggap sebagai sumber
malapetaka bagi manusia Oleh karena
itu, konflik merupakan sesuatu yang harus dihindari karena konflik merupakan sesuatu yang negatif
Adapun konflik dalam arti positif disebut juga persaingan
sehat, di mana pihak-pihak yang
bersaing secara sadar bersikap sportif untuk mencapai suatu tujuan. Misalnya,
semua atlet dituntut untuk sportif
dalam bertanding. Pandangan modern berpendapat bahwa konflik bersifat positif karena dengan adanya
konflik dalam suatu masyarakat, maka akan terjadi dinamika dalam kehidupan. Selain itu, dengan adanya konflik akan
memberi makna kepada setiap individu
atau kelompok untuk berintrospeksi tentang sesuatu yang diyakini Terdapat pula pandangan netral tentang
konflik yang menyatakan bahwa konflik sebagai ciri khas dari tingkah laku manusia yang hidup sebagai built in
element, di mana konflik berasal dari
perbedaan masing-masing individu atau kelompok. Misalnya, adanya perbedaan
aneka tujuan, kompetisi, atau
persaingan. Dengan demikian, pandangan netral menganggap konflik mempunyai nilai sosial.
// kode iklan
jangan lupa iklannya diklik ya, to "Definisi Konflik Sosial Menurut Para Ahli Sosiologi"
Post a Comment