// kode iklan
*/
Sejarah Berdirinya Candi Borobudur
Pendahuluan
Pendahuluan
Di dataran tinggi sekitar bukit Menoreh, yang
terletak 90 di sebelah barat laut Yogyakarta dan termasuk Propinsi Jawa Tengah,
berdiri bangunan megah peninggalan agama Buddha. Bangunan tersebut merupakan
saksi bahwa daerah itu pada abad kedelapan berperan penting dalam sejarah
perkembangan agama Buddha Indonesia. Ma agama Buddha menyebabkan teradinya
perubahan dalam susunan masyarakat maupun perilaku kehidupan pada zaman
tersebut Sebelum agama Buddha berkembang penduduk masih percaya kepada hal-hal
yang bersifat mistik. Mereka masih percaya kepada para leluhur, karena dianggap
dapat mem- berikan perlindungan dan keselamatan. Namun, dengan berkembangnya
agama Buddha secara bertahap masyarakat mulai mengikuti ajaran agama tersebut.
Oleh karenanya, berkembang pula sistem budaya dan sistem sosial, seperti yang
diajarkan oleh para penyiar agama Buddha. Selain sistem budaya dan sistem
sosial, perkembangan tersebut di ikuti pula oleh adanya pusat-pusat
pemerintahan.
Pada masa itu, kehidupan masyarakat mulai berubah
karena pengaruh peradaban Buddha. Meskipun bisa dikata- kan kehidupan
masyarakat sebagian besar telah mendapat pengaruh dari Buddha, masih ada
sebagian yang masih
mempertahankan kepercayaan aslinya. Mereka masih menjalankan tradisi-tradisi
yang diwariskan oleh para leluhur. Mereka tidak begitu saja menerima agama baru
dan segala ajarannya karena mempertimbangkan aspek bu- daya mereka. Hal itu
sangat penting, karena merekakhawatir pihak-pihak yang tidak mau menerima agama
baru akan meninggalkan daerahnya dan pergi ke tempat lain yang di- anggap aman
dari pengaruhagamatersebut.
Oleh karenanya, perkembangan agama Buddha pada masa
itu juga berusaha memasukkan unsur-unsur tradisi masyarakat Dalam perkembangan
agama Buddha, banyak candi yang didirikan sebagai pemujaan, antara lain candi
Borobudur, Pawon, dan Mendut. Borobudur Pawon Mendut (dikutip dari Yazir M
& Toeti Heraly. Borobudur, Jkt Djambatan, 1987, hlm vi Candi Borobudur,
yang menjadi salah satu kebanggaan bangsa Indonesia sampai sekarang tahun
berdirinya masih belum bisa dinyatakan dengan tegas. Ada yang berpendapat candi
itu didirikan sekitar tahun M. oleh Raja
Sama rotungga. Di antara para ahli purbakala sendiri masih ada perbedaan
pendapat mengenai kapan berdirinya candi tersebut, karena sampai sekarang belum
berhasil diketemukan prasasti yang menyebutkan secara tegas kapan candi tersebut
dibangun.
Demikian pula mengenai candi Pawon dan candi Mendut, belum ada
petunjuk yang jelas kapan candi itu di dirikan dan oleh siapa. Sementara ada
yang mengatakan candi Mendut didirikan bersamaan dengan didirikannya candi
Borobudur, yaitu sekitar 800 M Karena lapuk dimakan usia dan lama terkena
sengatan sinar matahari dan curahan hujan, akibatnya bangunan ter- sebut
menjadi rusak. Pada tahun 1948, di tengah gejolak revolusi fisik, pemerintah
Indonesia mengundang dua arkeolog India untuk meneliti kerusakan candi
Borobudur. Kemudian pada tahun 1955 pemerintah Indonesia mengajukan permintaan
bantuan kepada UNESCO untuk menyelamatkan berbagai candi di Jawa dan Bali.
Selanjutnya pada tahun 1960, pemerintah Indonesia mengumumkan Borobudur dalam
keadaan darurat Banu pada tahun 1963. pemerintah Indonesia melakukan upaya awal
untuk menyelamatkan candi Borobudur dari kerusakan.
Dengan bantuan para ahli
dari luar negeri, pada tahun 1973 pemugaran fisik candi Borobudur dimulai.
Dalam pemugaran ini peralatan mo dern mulai digunakan, termasuk komputer
Akhirnya, pada bulan Februari 1983 pemugaran candi Borobudur selesai dan
diresmikan oleh Presiden Soeharto Candi Pawon diketemukan pada akhir abad ke-19
da lam keadaan rusak tertimbun semak semak belukar dan mulai diperbaiki pada
tahun 1903. Candi Mendut juga mengalami pemugaran yang dilaksanakan sejak tahun
1897 sampai 1904. Kemudian dilanjutkan lagi oleh Van Erp pada tahun 1908.
Metode yang dipakai dalam penulisan buku ini adalah studi kepustakaan, yang
berkaitan dengan objek budaya yang akan diteliti. Selain itu, juga dengan studi
lapangan, meliputi observasi langsung dan wawancara. Observasi di lakukan
dengan peninjauan, pengamatan, dan pencatatan langsung; sedangkan hasil
wawancara diperoleh dari tanya jawab dengan nara sumber tentang objek budaya
yang di- teliti. Data yang terkumpul kemudian diolah dengan metode deskripsi
analisis secara kualitatif
Candi Borobudur
1. Lokasi Situs dan Lingkungannya
Secara administratif candi Borobudur terletak di desa
Borobudur, Kelurahan Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang,
Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan astronomis, candi ini berada pada l 12'29,7
I" bujur timur 07 36 24,58" lintang selatan pada Meridian Jakarta,
sedang ketinggiannya adalah 265 m dari permukaan laut. Di candi Borobudur dan
kawasan sekitarnya, suhu rata-rata bulanan selalu di atas 20 C, yaitu rata-rata
minimum bulanan 21.1 C dan maksimum 32,8 C Curah hujan rata-rata dalam setahun
lebih dari 2000 mm Candi Borobudur yang dibangun di atas bukit, dan dikelilingi
oleh gunung-gunung yang menjulang tinggi seperti Pegunungan Menoreh, bing.
Sindoro, Merbabu dan gunung Merapi, dengan dilalui sungai Progo dan Elo oleh
para nenek moyang diumpamakan sebagai kuil kunjarakliijadeça di India Selatan.
Dari hasil penelitian tanah dasar candi Borobudur, oleh Departemen Geologi
Institut Teknologi Bandung diketahui bahwa candi ini dibangun diatas bukit yang
sebagianbesar lapisantanah- nya merupakan tanah urug, yang berupa lempung
pasiran. pasirlepas dan pecahan-pecahan batuan desit yang bersudut. Sebelum
tahun 1980, lingkungan candi Borobudur merupakan suatu kawasan yang padat dan
tidak teratur sama sekali, dengan adanya pemukiman penduduk, pertokoan, pasar,
perkantoran, sekolahan, hotel dlsb. Keadaan yang tidak teratur itu secara
langsung maupun tidak langsung akan mengurangi keagungan dan keindahan candi
Boro- budur.
Dalam upaya pemeliharaan bangunan beserta lingkungannya, pemerintah
membentuk suatu lembaga yang bernama PT Taman Wisata Candi Borobudur &
Prambanan. Lembaga ini lahir berdasarkan suatu kesadaran budaya, yang
menyangkut masalah penyelamatan, pengamanan, serta pelestarian peninggalan
sejarah dan warisan budaya Selain itu, sebagai sumber inspirasi, unsur
kebanggaan nasional dan pemanfaatan warisan budaya, antara lain supaya dikenal
dan dikagumi para pengunjung. Untuk mewujudkan harapan itu, maka dibangunlah
fasilitas-fasilitas pendukung seperti museum arkeologi. perkantoran, restoran,
taman kios suvenir, pusat penerangan, pusat penelitian Borobudur, pusat
konservasi batu dlsb Pola induk (Master Plan) candi Borobudur pada dasarnya dibagi
5 zone yaitu:
Zone 3 Daerah Pemukiman
Zone Daerah yang masih diawasi
Zone 5 Daerah yang dimungkinkan masih ada tinggalan arkeologi
Kawasan taman candi Borobudur terletak pada zone 2 dengan luas kurang lebih 87 hektar Di
dalam zone 2 ini dibangun
berbagai fasilitas yang menunjang kepariwisataan pemeliharaan bangunan dan penelitian
arkeologi. Di dalam,kawasan
zone 3 ditempati pemukiman penduduk, jalan-jalan, hotel, pertokoan dan
perkantoran.
2. Penamaan Borobudur
Bangunan kuno yang berupa candi, dapat disebut dengan
beberapa cara, antara lain atas dasar legenda masyarakat di sekitarnya,
misalnya candi Loro Jonggrang di Prambanan. Candi dapat dinamakan sesuai dengan
yang disebutkan dalam prasasti, misalnya candi Kalasan. Penamaan candi juga
dapat didasarkan atas nama desa di mana candi itu berada, misalnya candi
Sambisari. Kemungkinan terakhir, candi dinamakan berdasarkan kejadian pada
waktu bangunan itu ditemukan, misalnya candi Batu Miring di Mlati, Sleman,
karena sewaktu ditemukan batu-batu candinyadalam kondisi miring atau roboh
candi Tikus di Jawa Timur sewaktu ditemukan dihuni oleh tikus dalam jumlah
banyak, sehingga penduduk setempat menyebutnya candi Tikus.
id.wikipedia.org |
Suatu keanehan,
bahwa penamaan candi Borobudur masih menjadi pertanyaan. Kata Borobudur yang
dipakai untuk penyebutan bangunan kuno yang termasuk 8 keajaiban dunia itu dari
mama asalnya? Masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar candi Borobudur
menceritakan bahwa pada zaman dahulu di sekitar candi Borobudur tumbuh dengan
suburnya pohon budur yang diartikan sebagai pohon bodhi atau pohon kehidupan.
Bagi masyarakat desa, khususnya di sekitar candi Borobudur, istilah yang lazim
dipakai adalah budur untuk penamaan bangunan suci tersebut. JL Moens dalam
artikelnya yang berjudul Borobudur Menduren Pawonen hun onderlinge samen ll
mengartikan istilah budur dengan kota Buddha. Dalam kitab Nagarakrtagama karya
Empu Prapanca, 1365 M, disebutkan adanya bangunan suci agama Buddha dari aliran
Wajradhara dengan sebutan budur. Sampai saat ini kata budur hanya dipakai oleh
masyarakat pedesaan yang bertempat tinggal di wilayah Borobudur, seperti desa
Bumisegoro, Mendut, Candirejo, Tingal, Muntilan, Mungkid, Barepan, Uligudan,
Kelon, Kurahan, Ngaran, Cawang sari. Brojonalan, Gopalan, Sabrangrowo. Janan,
Bogowati dan Tanjungsari.
Oleh karena itu, kata budur yang disebut dalam kitab
Nagarakrtagama diperkirakan adalah candi Borobudur. J.G de Casparis ahli
prasasti yang antara lain mengupas prasasti Cri Kahulunan, 842 M, menemukan
sepotong kalimat yang berbunyi Kamulan i Bhumisambhara. Kata kamulan berasal
dari kata Sanskrta mula yang berarti akar, asal, tempat suci atau dapat pula
diartikan sebagai kuil nenek moyang. Sedang katabhumisambharaberarti timbunan
tanah, bukit atau tingkat tingkat bangunan yang diidentikkan dengan sebutan
candi yang bernama Borobudur. Dengan demikian, kamulan i bhumi
sambharamempunyai arti sebuah kuil nenek moyang dari dinasti Çailendra di
Borobudur Lain lagi Poerbatjaraka, seorang putra bangs pendapat Indonesia yang
dalam bahasa Jawa Kuno. Ia mengatakan bahwa borobudur berasal dari kata biara
(tempat suci atau kuil) dan bidur yang berarti tempat tinggi. Maka arti kedua
kata tersebut menjadi kuil yang berada di tempat yan tinggi.
3. Riwayat Penemuan
Dalam khazanah sejarah budaya bangsa Indonesia candi
Borobudur merupakan salah satu bukti penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sangat canggih. Ba- ngunan besar, kokoh dan megah dari abad ke-8, dengan
gaya arsitektur yang sangat rumit dan menakjubkan itu tentu saja menjadi
primadona pada zamannya, sekaligus sebagai tanda kejayaan dan kemakmuran
masyarakat Jawa Kuno pada masa itu. Namun demikian, berapa lama kebe- saran,
kejayaan dan kemakmuran itu berlangsung, belum ada bukti-bukti yang dapat
dijadikan petunjuk Dari data prasasti, candi-candi dan tinggalan arkeologi
lainnya diperoleh berita bahwa pada pertengahan abad ke-7 sampai pertengahan
abad ke-10, wilayah Jawa Tengah di bawah kekuasaan dua dinasti, yaitu dinasti
Çailendra dan dinasti Sanjaya. Kedua dinasti tersebut membangun ber-
puluh-puluh candi di wilayah Jawa Tengah, antara lain candi Dieng, candi Gedong
Songo, candi Borobudur, candi Prambanan, candi Sewu, candi Plaosan, candi
Kalasan dan Kraton Ratubaka. Selain itu, mereka juga mengeluarkan beberapa
prasasti sebagai tanda peresmian sima (daerah perdikan), bangunan suci dan
silsilah raja. Pada abad ke-10, kebesaran dan kemakmuran Jawa Tengah sudah
tidak lagi terdengar gaungnya Demikian pula nasib candi Borobudur dan
candi-candi lainnya, tidak diketahui lagi keberadaannya 450 tahun kemudian,
secara akan adanya bangunan suci Buddha dari sekte Wajradharadengan sebutan bud
agama Karena tidak ada budur lain, maka tontunya yang disebut dalam kitab
Nagarakrtagama tersebut adalah candi Borobudur.
Bagaimana keadaan dan fungsi
candi Borobudur pada pertengahan abad ke-14 kita Nagarakragama tidak memberikan
keterangan sedikit pun. Dalam Babad Tanah Jawi, pada tahun 1709 M diceritakan
adanya seorang pemberontak terhadap kekuasaan raja Pakubuwono L dan tertangkap
di Redi Borobudur. Pada bagian lain, Babad Tanah Jawi mengisahkan adanya
seorang tokoh bernama Mas Dana, menantu
Ki Gede Pecukilan, yang mengadakan makar terhadap Raja Amangkurat lll yang
berkedudukan di Kartasura. Dalam peperangan itu, Ki Mas Dana mengalami
kekalahan dalam menghadapi pasukan Mataram yangdipimpin oleh Panglima
Pringgoloyo. Karena kalah perang. Ki Mas Dana melarikan diri ke Bukit
Borobudur, namun Panglima Pringgoloyo letap mengejar dan mengepung bukit
Borobudur Akhirnya Ki Mas Dana tertangkap dan dibawa ke Kartasura untuk
menjalani hukuman mati. Babad Mataram mengisahkan bahwa pada tahun 1757 Mputra mahkota
kasultanan Yogyakarta, Pangeran Manca negara, mengunjungi candi Borobudur. Bagi
keluarga ke rajaan berlaku pantangan unnuk melihat arca seribu. karena arca
arcaitu menggambarkan seorang satriaterkurung dalam sangkar Pantangan itu
diabaikan oleh sang Pangeran, bahkan ia ingin bertemu dengan satria yang
terkunung itu Setelah pertemuan itu, sang Pangeran pulang ke istana Tidak lama
berselang sang Pangeran jatuh salit dan akhimya meninggal dunia Sungguh suatu
keanehan, bangunan yang didirikan pada abad ke-8 M itu tidak memberikan
keterangan sodikit pun kepada generasi berikutnya. Sembilan abad lebih candi
Borobudur diselimuti oleh masa kegelapan dan menimbul kan teka teki bagi para
pengagumnya.
Baru pada tahun 1814 candi Borobudur muncul kembali dalam khazanah
sejarah bangsa Indonesia Pada waktu itu Gubemur peme rintah jajahan Inggris di
Indonesia, Sir Thomas Stanfor Rames yang sedang mengunjungi Semarang mendapat
laporan tentang sejumlah besar temuan batu-batu berukirdi sebuah bukit yang
termasuk dalam wilayahdesa Bumisegoro, Karesidenan Magelang Bukit yang banyak
menyimpan batu berukir itu, oleh penduduk setempat, diyakini sebagai sisa-sisa
bangunan candi yang disebut budur Setelah menerima laporan, Raffles kemudian
memerintahkan asis tennya, Cornelius, untuk mengadakan penelitian. Cornelius
adalah orang yang berpengalaman dalam menangani candi-candi di Indonesia. Tanpa
membuang waktu sedikit pun, pada tahun 1814 Cornelius langsung mengunjungi dan
mengadakan penelitian di candi Borobudur. Apa yang dilihat Cornelius pada waktu
itu, adalah sebuah bukit yang ditumbuhi pohon-pohon rindang dan semak belukar
yang lebat. Di sela-sela rerimbunan pohon itu, kelihatan batu-batu berukir,
arca-arca lepas, bahkan ada batu-batu candi yang masih tersusun rapi, yang
merupakan bagian dari sebuah bangunan.
Pembersihan besar-besaran dilakukan
oleh Cornelius denganmengerahkan tenaga kerja tidak kurang dari 200 orang.
Pohon-pohon ditebang, semak belukar dibakar dan puing-puing batu dikumpulkan
tersen- diri. Selama dua bulan pekerjaan pembersihan itu dikerjakan, mamun baru
sebagian saja yang tampak Beberapa bagian dari bangunan yang telah tampak itu
sudah runtuh sama se- kali, bahkan ada yang runtuhakibatpekerjaan pombersihan.
Pekerjaan pembersihan seperti yang dilakukan oleh Cornelius dilaksanakan pula
pada tahun 1817, 1825 dan Setelah itu candi Borobudur benar-benar tampak 1835
kembali secara keseluruhan Pekerjaan pembersihan menyeluruh itu atas inisiatif
Hartman yang sejak tahun 1832 menjabat sebagai Residen Kedu dilakuka dalam ditemukannya
candi Borobudu segera baik oleh pemerintah kolonial, pihak-pihak swasta dan
para pengagum peninggalan purbakala. Pada masa itu upaya yang dilakukan masih
terbatas pada pembuatan laporan, pemberitaan, pengambilan foto, penggambaran,
penelitian dan penerbitan. Pada tahun 1845 didatangkan ahli foto dari Belanda
yang bernama Schaefer, untuk mengabadikan relief-relief candi Borobudur, namun
hasilnyabelummemuaskan. Empat tahun kemudian, tahun 1849, dikirim seorang ahli
juru gambar bernama Wilsen, untuk membuat gambar-gambar relief dan struktur
bangunan. Hasilnya, tidak kurang dari 476 gambar bagian bangunan dan relief
dapat diselesaikan dengan baik. Berkat kerja keras dan ketekunan Wilsen,
beberapa catatan dan uraian tentang candi Borobudur dapat diselesaikan.
Demikian pula Brumund, yang ditugaskan membuat catatan tentang candi Borobudur,
dapat selesai pada tahun 1856. Baru pada tahun 1873 monografi candi Borobudur
karya Laemans dapat diterbitkan, berkat jasa Wilsen dan Brumund. Pada tahun ini
pula diutus seorang juru foto ke- namaan, yang bemama Van Kinsbergen, dengan
tugas khusus yaitu mengambil sejumlah foto yang harus menggambarkan nilai
keindahan dan mutu senipada candi Borobudur, Hasil publikasi yang masih
sederhana itu menjadikan candi Borobudur terkenal di seluruh dunia, khususnya
di daratan Eropa. Kemasyhuran ini bukan saja hasil publikasi yang
menggebu-gebu, akan tetapi berdasarkan kenyataan bahwa candi Borobudur
merupakan hasil seni bangunan dan seni ukir yang mempunyai kualitas tinggi.
Pada tahun 1882 ada yang mengusulkan supaya candi Borobudur dibongkar
seluruhnya, kemudian batu-batu, re-lief relief dan arca-areanya disimpan di
dalam museum. Sebagai tanggapan, dalam pelestariancandi Borobudur, ada yang
mengajukan pendapat untuk membangun spa yung raksasa yang menaungi seluruh
bangunan, supaya air hujan dan sengatan matahari dapat dihindari semaksima
mungkin Sungguh sesuatu yang aib bagi candi Borobudur, di satu pihak berupaya
bagaimana melestarikan bangunan dari bahaya kerusakan dan keruntuhan, sedang di
pihak lain. khususnya pemerintah kolonial pada tahun 1896, me- mutuskan untuk
menghadiahkan beberapa batu, relief dan arca-arca kepada raja Siam yang
berkunjung ke Indonesia. Benda-benda yang dihadiahkan kepada Raja Siamituberupa
8 gerbong batu-batu candi Borobudur, 30 batu berelief, 5 arca Buddha, 2 patung
singa dan beberapa batu kala, tangga dan gapura candi Borobudur Pada tahun 1900
dibentuklah suatu panitia yang bertugas mencari jalan untuk melestarikan candi
Borobudur. Setelah bekerja selama 2 tahun, akhirnya panitia menyimpulkan bahwa
ada tiga hal yang perlu segera ditangani dalam usaha menyelamatkan candi
Borobudur, Pertama adalah mene- gakkan dinding-dinding yang sudah miring,
memperkuat sudut-sudut bangunan yang sudah melesak, memperbaiki gapura, relung
dan stupa. Pekerjaan tahap kedua adalah pemeliharaan, pengawasan dan pembenahan
lantai lantai lorong serta pancurannya. Pekerjaan tahap ketiga adalah batu-batu
lepas yang berserakan disingkirkan semua, pe-nampakan kaki candi dan melengkapi
stupa induk. Baru pada tahun 1905 pemerintah Hindia Belanda menyetujui
usul-usul panitia Borobudur dengan memberikan bantuan dana sebesar $1800, guna
menanggulangi kerusakan dan keruntuhan candi Borobudur.
upaya melestarikan candi sejarah, pemerintah
kemusnahan dan sebagai peninggalan
mengambil tindakan untuk memperbaiki dan memugarnya Pemugaran terhadap
bangunan ini telah dilakukan dua kali, yang pertama dilakukan oleh Th. van Erp
dari tahun 1907 sampai 1911. Pemugaran tahap kedua dilakukan oleh Pemerintah
Indonesia dengan bantuan UNESCO, dari tahun 1973 sampai 1983. Kedua tahap
pemugaran itu mempunyai ciri-ciri khusus. Pemugaran pertama masih bersifat
tradisional dengan menggunakan peralatan dan bahan yang sangat sederhana.
Sedangkan pemugaran tahap kedua telah menerapkan teknologi modern, baik
pemakaian peralatan, bahan maupun penerapannya Penerapan teknologi modern pada
bangunan kuno baru pertama kali dilakukan pada candi Borobudur, sedang
pemugaran untuk
bangunan-bangunan kuno lain di Indonesia masih menerapkan sistem tradisional Pada bulan Agustus
1907. Th van Erp mulai melaksanakan pemugaran candi Borobudur, sesuai dengan
tugas- tugas yang diberikan oleh Panitia Pemugaran Candi Borobudur saat itu.
Selama tujuh bulan batu-batu lepas yan berserakan di sekitar halaman maupun di
atas bangunan candi dikumpulkan dan dibersihkan. Melalui kegiatan ini
diharapkan dapat diperoleh gambaran struktur bangunan yang masih utuh sena
bagian yang perlu dilengkapi dan diperbaiki Hasil pembenihan dan pengumpulan tersebut menambah keyakinan Th van Erp bahwa masih
banyak pekeraan yang harus dilakukan, tidak hanya sekedar pengumpulan batu-batu
lepas, namun juga penyusunan percobaan dan pemasangan kembali, Bam batu pagar
langkan yang belum lengkap disempurnakan. Batu-batu relief yang sudah putus
dipasang kembali ke tempat aslinya Saluran saluran air atau jaladwara dibersihkan
dan diperbaiki Batu-batu gapura dipasang kembali dan masih banyak pekerjaan
yang harus dilakukan pada bagian kaki, batur dan halaman candi. Pekerjaan pada
bagian atas yang dilakukan antara lain: batu-batu batur bundar dan batu stupa
yang runtuh di- bongkar, kemudian disusun kembali sampai kelihatan
utuh.Batu-batu bagian stupa induk dilengkapi sampai bagian puncak demikian pula
pagar langkan yang membatasi pelataran tingkat atas diganti dengan batu baru
Untuk memperkuat stabilitas bangunan dikerjakan pula perkuatan lereng-lereng
bukit, lantai keempat lorong bawah diberi beton, perbaikan saluran air yang
menuju jaladwara sudut-sudut bangunan serta dinding yang melesak diberi penguat
beton Pekerjaan Th. van Erp yang belum selesai adalah memperbaiki dinding
dinding yang miring pada lorong lantai pertama, kedua dan beberapa stupa kecil
di teras lingkar.
Hal itu karena batu-batu belum ditemukan dan keterbatasan dana
yang ada. Namun demikian, secara keseluruhan tugas-tugas Th van Erp telah
berhasil dengan baik Selama kurang lebih 66 tahun candi Borobudur diawasi dan
dipelihara secara saksama. Demikian pula masalah penelitian yang dilakukan oleh
para ahli, dalam maupun luar negeri, dari berbagai disiplin ilmu semakin
ditingkatkan. guna mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk penyelamatan
dan pelestarian warisan budaya yang diakui dunia. Pada bulan Januari 1973 pemerintah Indonesia dan UNESCO menandatangani persetujuan untuk
pemugara candi Borobudur
secara keseluruhan Adapun
rencana pemugaran itu meliputi Pembongkaran
seluruh bagian ripadlatu, yaitu
1. tingkat
segi empat di atas kaki candi yang meliputi lebih dari satu juta potongan batu atau kurang lebih 29.000 m
2. Pembersihan
dan pengawetan batu-batu kulit yang sudah dibongkar sebanyak 170.000 potong
atau kurang lebih 6.000 m
3. Pemasangan pondasi beton bertulang pada
masing-masing tingkat, termasuk pembuatan sistem saluran air pada konstruksi mencapai volume 4.000 m
4. Pemasangan kembali batu-batu kulit yang sudah
bersih dari kotoran dan jazad-jazad renik di tempat aslinya. Pada bulan Agustus
1973 secara resmi pemugaran candi Borobudur kedua dimulai. Pelaksanaan
pemugaran dipercayakan kepada putra-putra terbaik bangsa Indonesia di bawah
pimpinan Prof Dr R Soekmono. Dalam pemugaran kali ini segala faktor telah
diperhitungkan secara masak, baik dari segi kekuatan konstruksi, ketahanan batu
dalam menghadapi proses pelapukan dan segi arkeologis. Tahap pertama pemugaran
diawali dengan pembongkaran batu-batu teras persegi secara serentak pada bagian
utara dan selatan, dilanjutkan bagian timur dan barat Batu-batu hasil bongkaran
diletakkan dalam palet dan diberi nomor, untuk kemudian diangkut ke ruang
konservasi untuk di-bersihkan dari debu, kotoran dan jazad-jazad renik yang
merusak batu, Pekerjaan tahap berikutnya adalah pembangunan kembali yang
meliputi perataan dasar tingkat, pemasangan beton bertulang pada lantai,
pembuatan sistem pembuangan air dan pemasangan kembali batu-batu candike tempat
asal. nya. Akhirnya seluruh pekerjaan pemugaran candi Borobudur kedua selesai
pada tanggal 23 Februari 1983. Ini berarti pekerjaan pemugaran berlangsung
selama 10tahun. dan dapat menyelamatkan warisan budaya bangsa Indonesia yang
mahabesar Arca-arca pada tingkat aripadharuditempatkan dalim stupa yang
dindingnyaberlubang. Pada baturbundartingkat ke l terdapat 32 stupa, tingkatke
2 terdapat 24 stupa, yang semua dindingnya berlubang belah ketupat. Sedangkan
pada tingkat ke-3 terdapat 16 stupa yang dindingnya berlubang segi empat.
Dengan
demikian jumlah arca-arca yang ada dalam stupa berjumlah 72, sesuai dengan
jumlah stupanya Dari 505 arca Buddha yang ada, lebih dari 300 arca dalam
keadaan cacat. 50arcatanpa kepala, 13 area telah hilang dan 43 arca tinggal
bagian kepala Sebagai manalazimnyapadabangunan-bangunancandi lainnya, relief
maupun hiasan hiasan yang dipahatkan pada masing-masing tingkat candi Borobudur
melambangkan kosmos, relief dan hiasan mewujudkan apa yang ada dialam semesta
ini. Relief dan hiasan yang ada pada candi Borobudur menggambarkan kehidupan
masyarakat sehari-hari, sehingga unsur-unsur khas Indonesia sangat menonjol,
seperti adanya relief perahu bercadik, rumah panggung, bertani, peperangan,
pertunjukan kesenian, mencari ikan, fauna dan flora. Pada candi Borobudur
dipahatkan berbagai jenis hiasan yang dimulai dari bagian dasar sampai lorong
keempat Gapura dihiasi dengan kala makara. Kala berupa kepalasinga terdapat
dipuncak lengkung gapura, sedangkan makara (hewan mitologi berbadan gajah,
bertandukkambing dan bertelinga sapi) terdapat di bagian bawah kedua sisi
gapura Pada dinding da pagar langkan lorong-lorong terdapat relung dengan arca
Buddha di dalamnya. Relung relung itu diberi mahkotastupa stupakecil, kecuali
pada pagar langkan lorong pertama bermahkota rama (bangunan berbentuk permata
dengan alas persegi), Hiasan hiasan yang bersifat dekoratif dipahatkan pula
pada candi ini, yang meliputi: gelung, vas bunga, pohon kalpataru (pohon surga).
hiasan antefik simbar. Selain itu terdapat relief yang menggam- khluk kayangan,
seperti apsara dan Randama
Seperti candi candi lain pada umumnya,
candi Borobudur melambangkan adanya alam semesta. Dalam kosmologi agama Buddha
semesta ini dibagi menjadi tingkat. yakni kamadhatu (dunia keinginan).
ruphadhatu (dunia berbentuk dan arupadhatu (dunia tidak berbentuk). Ketiga
tingkat ini dibedakan dengan relief relief tertentu pada candi Borobudur.
Padatingkatkamadhatudanrupadhatuterda. pat relief-relief yang melukiskan
cerita-cerita dari naskah Karmawibhangga, Lalitavistara, Jalaka dan Gandaiyaha
UPADHATU RUPADHATU KAMADHATU Denil i canili Borobudu Semua relief yang
menceritakan kisah suci itu bila dibentangkan mencapai panjang 3 km.
Adegan-adegan itu masing-masing dibin menjadi 1460 pigura, dengan diselingi
oleh bidang-bidang pemisah yang menjadi bidang hias tersendiri dengan jumlah
tidak kurang dari 1212 buah.
Di atas deretan pigura itu terdapat semacam
pelipit yang membujur, memanjang sejauh satu setengah kilometer dan dihias
dengan rangkaian ukiran ceplok bunga teratai. Di atasnya lagi sepanjang
pelipit, terdapat hiasan simbar yang berbentuk segi tiga sejumlah l 476 buah.
Dari tingkat kama- dhatu sampai rupadharu terdapat 1472 stupa berdiri megah.
dilengkapi dengan 432 arca Buddha yang mengitari seluruh penjuru mata angin.
Pada tingkat terakhir terdapat 72 buah stupa yang melingkari stupa induk di
puncak. Dalam pembangunan monumen yang mahabesar ini dibutuhkan potongan batu
sebanyak dua juta, yang mencapai volume 55.000 m stupa stupa pundak tingkat ampadihalu yang
berlubang belah ketupatTingkat arupudiano (dunia tidak berbentuk alam atas)
adalah tempat para dewa.
Di candi Borobudur bagian ini digambarkan
denganngaundak bulat, termasuk stupa induk tanpa pahatan relief sedikit pun.
Bagian kanadiuatu yang sekarang tampak sebenamya bukan kaki candi yang
sebenarnya (asli). Batu-batu polos yang banyaknya tidak kurang dari l 1.600m
,yang menutupi kaki asli bangunan candi Borobudur: adalah batu-batu tambahan
yang menyangga tubuh candi ketika akan longsor sebelum pembangunannya selesai.
Secara tidak sengaja, pada tahun 188 J. W Yzerman menemukan tembok bat bagian
kaki bangunan yang asli. bagian ini terdapat 160 panel relief yang melukiskan
cerita karmawiblangga (hukum karma). Dari pendapat para ahli teknik,
diperkirakan candi Borobudur mulai longsor sebelum selesai dibangun, sehingga
kaki aslinya harus segeraditutup dengan sejumlah potongan- potongan batu besar
untuk mencegah terjadinyak elongsoran lebih lanjut Berkaitan dengan penutupan
kaki candi Borobudur ini ada yang berpendapat karena alasan alasan keagamaan.
Cerita pada relief Karmawibhangga melukiskan kehidupan di dunia dengan hukum
sebab akibat, sehingga tidak sepantasnya dilihat para peziarah. Secara
keseluruhan candi Borobudur adalah sebuah stupa. Stupa adalah salah satu
bangunan tanda peringatan khusus agama Buddha Dalam bahasa Sanskrta,
stupaberarti gundukan/timbunan tanah Menurut legenda, sebelum me- ninggal dunia
sang Buddha ditanya oleh para muridnya, apakah yang dapat dilakukan terhadap
tubuhnya setelah ia meninggal nanti.
Dia menyuruh murid-muridnya untuk membakar
tubuhnya, kemudian abunya dituup dengan stupa. Untuk menunjukkan bagaimana
membangun stupa. sang Buddha melipat jubahnya, kemudian di atasnya diletakkan
mangkuk terbalik yang berbentuk kerucul. Di atas mangkuk terbalik tersebut
diletakkan tongkatnya secara tegak. Dengan demikian unsur-unsur dasar stupa
meliputi dasar (prasadha), belahan bola (dagoh) dan puncak yati Secara
keseluruhan candi Borobudur terdiri dari 10 tingkat yang semakin ke atas
semakin kecil ukurannya. Tingkat ke-1 sampai ke-6 berdenah bujur sangkar,
sedang tingkat ke-7 sampai landasan stupa induk berdenah bulat Candi ini
seolah-olah berdiri di atas sebuah batur, yang ber denah bujur sangkar dengan
ukuran 123 m x 123 m dan tinggi batur 4 m. Batur ini sebenarnya kaki tambahan
yang menutupi kaki aslinya dengan ketebalan 7 sampai 8 m yang mengelilingi
seluruh bangunan candi, sehingga lantainya menjadi selasar yang cukup luas.
Pada tingkat tingkat berikutnya terdapat selasar lebar nya sekitar 2 m,
sedangkan adanya tambahan pagar langkan pada sisi luarnya mengubah selasar
menjadi lorong yang mengitari tubuh candi pada masing-masing tingkat Bagian
aripadhatu berupa batur bulat bersusun tiga yang semakin ke atas semakin kecil
ukurannya Perbedaan lebar lingkaran dari tingkat ke tingkat dijadikan tempat
berdirinya stupa stupa yang masing-masing dinding berlubang segi empat dan
belah ketupat. Pada puncak tiga batur bulat bersusun tersebut diletakkan stupa
induk yang berukuran sangat besar, Stupa induk berdenah bulat, berdiameter 9,90
m, tinggi Bagi para pengunjung yang ingin menaiki candi Borobudur disediakan
tangga batu, terletak pada bagian tengah dari keempat masing-masing sisi
bangunan Tangganaikitu memotong lorong lorong pada setiap tingkat, sedangkan di
tempat-tempat persilangan tersebut terdapat gapura yang diberi ornamen sangat
indah Selain itu, pada tangga naik ini dilengkapi pula dengan 32 buah area
singa, yang menjadi Salah satu arca singa pada kanan kin tangga naik di candi
Borobudur arca penjaga pintu masuk di halaman maupun di pintu naik tangga Arca
arca Buddha pada tingkat rupadhat terletak dalam relung yang terbuka bagian
depannya. Arca tersebut digambarkan dalam posisiduduk bersila di atas dalam
keadaan samadhi penuh Relung-relung pada tingkat ini disusun berjajar pada sisi
luar pagar langkan. Sesuai dengan tingkat bangunan yang semakin tinggi
letaknyadan semakin kecil ukurannya makapadalangkan tingkat pertama terdapat
10a relung, pada tingkat ke-2 terdapat 101 relun Jalad wara berbentuk singa
pada candi Borobudur pada tingkat ke-3 terdapat 88 relung, pada tingkat ke-4
terdapat 72 buah, dan pada tingkat ke-5 terdapat 64 relung.
Dengan demikian
jumlah relung ada 432 dan sebanyak itu pula jumlah arca di dalamnya. Sistem
pembuangan air hujan pada candi ini sangat diperhatikan. Tidak kurang dari 100
pancuran. yang disebut jaladwara, ditempatkan pada masing-masing sudut mulai
dari tingkat paling bawah sampai tingkat paling atas. Tiap ujung pancuran
dihias indah sekali dengan pahatan-pahatan yang melukiskan kepala raksasa pada
tingkat atas, dan makara pada tingkat paling bawah.
6, Pantheon-pantheon Utama
Latar belakang agama yang menjiwai candi Borohudur
adalah Buddha Mahayana. Dalam agama Buddha Mahayana dikenal adanya beberapa
tingkat kebuddhaan yang meliputt Dhyani Buddha, Dhyani Bodhisatava dan Manusi
Bud. dha. Hubungan antara ketiganya dapat diuraikan sebagai berikut: Dhyani kan
sebagai Buddha yang selalu dalam keadaan tafakur dan berada di langit Dengan
daya emanasi (pancaran) Dhyani Buddha turunlah di dunia seorang Manusi Buddha
yang bertugas
mengajarkandhama Tugas seorang Manusi Buddha berakhir
setelah dia wafat Untuk memelihara ajaran Buddha di dunia, Dhyani Buddha
kembali memancarkan lagi wakilnya yaitu yang disebut sebagai Dhyani
Bodhisattva. Tugas Dhyani Bodhisattva baru berakhir setelah akhir zaman Dalam
agama Buddha ada kepercayaan bahwa dunia ini tidak kekal, suatu ketika akan
musnah dan kemudian muncullah zaman baru. Setiap zaman mempunyai rangkaian
Dhyani Buddha Dhyani Bodhisattva Manusi Buddha sendiri Untuk zaman sekarang
Dhyani Buddhanya Ami tabha, Dhyani Bodhisattvanya Avalokitesvara dan Manusia
Buddhanya Çakyamuni. Dalam rangkaian dunia yang tidak terbatas jumlahnya lima
dunia dan 5 tiga serangkai ini masing-masing dianggap menempati mata angin sendiri-sendiri
Arca arca Buddha yang terdapat pada candi Borobudur
diletakkan pada relung-relung di atas pagar langkan, dalam stupa stupa
berlubang dan tersembunyi di dalam stupa induk Arca-arca itu mempunyai posisi
sendiri-sendiri. Arca Aksobhya terletak di tingkat l sampai4menghadap ke arah
timur. Sikap tangannya bhumisparçamudra, yaitu telapak tangan kiri diletakkan
di pangkuan menghadap ke atas dan telapak tangan kanan dengan jari-jari
menunjuk ke bawah pada kaki yang bersila, menyentuh bumi, dan merupakan acuan
kepada episode ketika Buddha meminta dewi bumi menjadi saksi atas ke-
menangannya terhadap Mara yang berusaha
menggagalkan usaha sang Buddha dalam menempuh jalan kebenaran Varan lidmi (Ibid
blm Pada sisi selatan pagar langkan ungkat l sampai 4 ditempatkan arca
Ratnasambhawa. Sikap tangannya varamudra, yaitu telapak tangan kanan menghadap
ke atas diletakkan pada paha kanan jari-jari menunjuk ke bawah dan tangan kiri
diletakkan di pangkuan, mengisyaratkan kedermawanan atau mengabulkan suatu
permohonan Dhyanamudra Soinculhi ilii gururlan denemn silnp lingan ini, renka
pardi risi barat Arca Amitabha menghadap arah barat, terletak pada pagar
langkan tingkat sampai 4 Sikap tangannya dinya- namudra, yaitu kedua telapak
tangan menghadap ke atas, diletakkan di atas pangkuan, mengisyaratkan ketika
sang Buddha bermeditasi di bawah pohon bodhi. Dharmacakramudra Pemutaran Roda
Dharma yang digambarkan dengan sikap angan ini melambangkan amanat pertama yang disampaikan Buddha buddha kelima menempati zenith.
Oleh karena itu, arca-arca Dhyani Buddha yang terdapat dalam relung pagar langkan tingkat 5 adalah Dhyani Buddha Wairocana, sikap tangan- nya vitarkamudra, yaitu meletakkan ibu jari kanan pada telunjuk, yang mengisyaratkan sikap berbincang-bincang atau memberi pengajaran. Vitarkamudra arah (Ibid blm 70) Sikaplangandharmacakramudra yang mengisyaratkan pergerakan roda dharma (ajaran), yaitu sikap tangan yang sedang menggerakkan sebuah rodadharma menggambarkan waktu sang Buddhapertama kali memberikan kotbah. Semua arca didalami stupa berlubang pada teras melingkar tingkat l sampai 10 mempunyai sikap dharmacakromudra Sedangkan sebuah area yang tersembunyi di dalain stupa berada dalam sikap bhumisparçamudra Karmawibhangga Relief Karmawibhangga secara tidak sengajaditemukan oleh Yzerman pada tahun tahun batu-batu kaki candi yang menutupi kaki yang asli sec bertahap dibongkar, dengan maksud untuk pendokumen tasian relief relief Karmawibhangga yang berjumlah 160 panel.
Baru pada tahun 1891 Kasijan Cephas, seorang ahli foto bangsa Indonesia, diserahi tugas untuk mengabadikan relief-relief Karmawibhangga. Hasil kerja Kasijan Cephas sangat baik dan jelas, meskipun mendapat kritikan dari NJ Krom yang mengatakan bahwa foto-foto hasil kerja Kasijan Cephas belum mempunyai nilai seni yang tinggi bila dibandingkan dengan pendahulunya. Relief Karmawibhangga terdapat pada teras kamadhatu atau lingkup nafsu yang semuanya ditutup oleh batur kaki candi yang sekarang, kecuali pada bagian sudut tenggara, masih ditampakkan beberapa panel sebagai bukti adanya relief Karmawibhangga. Karmawibhangga merupakan teks buddhis yang menggambarkan berlakunya hukum sebab akibat (karma) serta perbuatan-perbuatan yang baik dan buruk. Relief Kar mawibhangga panel 1 sampai l17 menggambarkan tingkah laku yang menyimpang dan mengarah ke satu tujuan. Relief Karmawibhangga panel l 18 sampai 160 menggambarkan berbagai akibat dari suatu perbuatan. Menurut ajaran Buddha. segala tindakan dan akibat yang menimpa ditentukan oleh karma Karma menentukan nasib keadaan manusia saat ini peristiwa peristiwa yang terjadi, yang secara keseluruhan merupakan rangkaian perbuatan manusia sendiri dan ling kungan hidup sebelumnya. Lalitavistara Lalitavistara adalah teksberbahasa Sanskrta yang mengatakan kehidupan sang Buddha Lalitavistara berartik sandiwara, karena hidup Buddha di dunia dianggap sebagai sandiwara yang dilakukanoleh Buddha yangagung,dialami dan sungguh-sungguh terjadi. Kehidupan sang Buddha di dunia diawali dengan kelahirannya sebagai Pangeran Siddharta, di hutan Lumbini dekat Kapilawastu, di daerah Nepal sekarang. Sesudah melahirkan Pangeran Siddharta tidak lama kemudian ibunya, yang bernama Maya, meninggal dunia. Sebelum kelahirannya ada yang meramalkan kepada ayahnya, yaitu Raja Suddhodana, bahwa putranya kelak akan menjadi seorang penguasa alam semesta atau seorang Buddha. Karena sang raja menghendaki anaknya menggantikan dirinya, maka ia berusaha mencegah anaknya berhubungan dengandunia luarsupayatidakmengenal penderitaan di dunia karena hal ini dapat mempengaruhi kehidupannya di kemudian hari.
Meskipun sudah dicegah untuk berhubungan dengan dunia luar, Siddharta sempat tiga kali bertemu dengan kesengsaraan dunia dalam bentuk kesakitan, usia lanjut dan kematian Setelah pertemuannya yang keempat dengan seorang biarawan yang dikaguminya, ia memilih jalan menuju pembebasan akhir dari segala derita. Kemudian Siddharta menjalani hidup bertapa dengan bersungguh-sungguh, namun tidak memperoleh hasil seperti yang diharapkan oleh karena itu, ia menyimpulkan bahwa bertapa bukanlah jalan menuju kesempurnaan, dan ini hanya dapat dicapai melalui tafakur mistik. Ketika Siddharta sedang bersemedi di bawah pohon ara suci (pohon bodhi). ia diganggu oleh Mara si lahat dengan berbagai cara untuk membatalkan niatnya Gangguan, ancaman dan rayuan Mara beserta putri putrinya, tidak dihiraukan sedikit pun, maka dilanjutkan semedinya sampai mencapai empat tingkat tafakur. Dalam tafakumya Sid. dharta melihat seluruh alam semesta sebagai suatu sistem hukum, yang terdiri atas makhluk-makhluk yang giat yang bahagia, ada yang luhur ada yang semuanya terus-menerus melalui satu bentuk eksistensi ke bentuk lain. Akhirnya Siddhartamencapai kearifantertinggi yang disebut Bodhi atau Pencerahan Siddharta telah menjadi Buddha yang menerima penjelasan, sebelumnya iamemakai nama Bodhisattva. Setelah sang Buddha memilih lima pengikutnya, mulailah ia menyampaikan kotbah yang pertamadi Taman Kijang Sarnath dekat Benares. Panel relief Lalitavistara pada candi Borobudur ber jumlah 120, terletak pada dinding utama lorong pertama deret atas. Dalam panel relief ini mewakili satu versi teks Buddhis, Lalitavistara, yang mengisahkan hidup Buddha di dunia. Adegannya diawali sejak Buddha di surga memutuskan untuk turun ke dunia dan berinkarnasi sebagai manusia biasa sampai ketika ia menyampaikan kotbah pertamanya. Jataka dan Awadana Deretan relief di bagian bawah dinding utama lorong pertama berjumlah 120 panel. di bagian atas balustrade (pagar langkan) teras pertama berjumlah 372 panel relief. dan bagian bawah balustrade berjumlah 128 panel, menggambarkan cerita kehidupan masa lampau sang Buddha (kisah Jataka), dan cerita tentang perbuatan kepahlawanan para orang-orang suci (Awadana) Kisah Jataka dan Awadana dua, berjumlah 100 panel. Pada awalnya kisah ini berasal dari cerita rakyat India, yang berisi tentang perbuatan-perbuatan baikyang dilakukan oleh orang-orang tidak dikenal maupun tentang cerita binatang. Cerita ini oleh para penganut ajaran Buddha kemu dian digubah sedemikian rupa, sehingga menjadi kisah yang sederhana, penuh teladan dan jenaka Pada masa berikutnya cerita Jataka dan Awadana berisi tentang perbuatan mulia, pengorbanan diri, kesalehan, sumber pengetahuan dan sebagai sumber inspirasi bagi para penganutnya. Untuk menggambarkan kisah Jataka dan Awadana, berikut ini akan dicuplikkan beberapa adegan relief dengan cerita sebagai berikut: Sudhana dan Manohara Pada dinding utama lorong deretan bawah, panel l sampai 20 merupakan cerita Awadana, yang mengisahkan tentang Pangeran Sudhana dan Peri Manohara. Diceritakan bahwa negara Pancala diperintah oleh dua raja, satu di utara dan satu di selatan. Kerajaan Pancala utara keadaannya sangat makmur karena diperintah oleh seorang raja yang bijaksana dan adil. Selain itu, ke- makmuran kerajaan Pancalautara, dikarenakan adanya Naga Janmacitraka yang hidup di sebuah telaga dekat ibu kota, yang memberi hujan secara teratur Sebaliknya. kerajaan Pancala selatan diperintah oleh seorang raja yang kejam dan angkara murka. Oleh karena itu, para dewa tidak berkenan memberi air.
Akibatnya penduduk menjadi menderita, meninggalkan kampung halaman- nya untuk pindah ke kerajaan Pancala utara. Pada suatu hari Raja Pancala selatan pergi berburu dengan pengawalnya la melihat desa-desa kosong tan- pa penghuni, candi-candi kotor tidak ada yang mengurus, maka sang rajabertanyakepada para pengawalnya apa sebabnya menjadi demikian. Setelah para pengawal minta maaf supaya tidak dihukum, maka diberitahulah sang raja apa sebabnya rakyat meninggalkan kerajaan Pancala selatan. Kemudian sang raja berjanji akan me- merintah dengan adil bijaksana dan akan mendatangkan Naga Janmacitraka ke kerajaan selatan Upaya mendatangkan Naga Janmacitraka paling baik adalah dengan menggunakan sihir oleh karena itu, raja mengadakan sayembara, barang siapa dapat memindahkan Naga Janmacitraka ke selatan akan mendapatkan hadiah satu keranjang emas.
Sayembara tersebut didengar oleh seorang pawang ular dan di sanggupinya pekerjaan yang mahaberat itu. Setela sekitar telaga memindahkan Naga Janmacitraka dengan sihir dalam waktu tujuh hari Naga apa yang sedan terjadi, dan merasa tidak mampu melawan sihir. Oleh karena itu, ia meminta bantuan seorang pemburu bernama Halaka, yang daerah perburuannya di sekitar telaga. Disepakati bahwa si pemburu akan bersembunyi dan melepaskan panahnya ke arah penyihir, ketika memulai jampi-jampinya, dengan pertimbangan si pemburu tidak boleh membunuh, akan tetapi hanya menghancurkan jampi-jampinya saja. Sesudah penyihir dapat ditundukkan muncullah sang Naga dari telaga mengucapkan terimakasih dan mengundangnya untuk menemui orangtua sang Naga. Orangtua sang Naga merasa gembira, dan memberi hadiah pada sang pemburu Selanjutnya dikisahkan bahwa tidak jauhdaritelaga ada seorang petapa (rsi). Sang pemburu menceritakan kepadanya apa yang telah terjadi. Sang petapa menasihati pemburu supaya tidak menerima permata, akan tetapi meminta laso yang dimiliki para naga. Atas nasihat sang petapa, berangkatlah sang pemburu. menemui sang naga untuk minta laso. Akhirnya sang pemburu diberi laso sesuai dengan permintaannya.
Pada bagian lain dikisahkan bahwa dalam melak sanakan tugas tersebut Halaka pergi ke sebuah kaki gunung di tepian sebuah telaga besar untuk menemui seorang petapa yang lain. Pada kesempatan ini Halaka diberitahu bahwa Manohara seorang putri rajakinnara. sering mandi di telaga besar itu bersama dayang-da- yangnya Benta baik ini oleh Halaka tentu saja diman- faatkan untuk menangkap sang putri, dengan meng- gunakan laso ajaibnya Tanpa kesulitan sang pemburu dapat menangkapnya sementara itu para dayang dayang berlan ketakutan. Untuk menyelamatkan nyawanya, sang putri menyerahkan permata yang ada di dahinya sebagai tanda tunduk dan taat pada sang pemburu Pada saat yang sama datanglah Pangeran Sudhana bersama rombongan berburunya Sang pemburu kemudian menyerahkan putri cantik hasil tangkapannya itu, Pangeran Sudhana merasa senang bertemu dengan putri itu, lalu dibawa ke Istana untuk dinikahinya. Sementara itu muncul dua pendeta Brahman di kota, salah satu menghambakepada raja dan diangkat sebagai punihita (pembimbing spiritual). sedang yang lain mengabdikan diri kepada putra mahkota Sang pendeta membujuk pangeran supaya beranga bahwa ia kelak akan diangkat sebagai puruhita apabila pangeran menduduki tahta Kata-kata ini didengar oleh kaum Brahiman lain, yang ingin mempertahankan kedudukannya oleh karena itu, timbul persekongkolan dari kaum Brahman untuk menyingkirkan sang Pangeran. Para Brahman membujuk raja supaya menugaskan pangeran untuk menumpas pemberontak yang tidak berhasil diatasi oleh tujuh ekspedisi Sudhanaimya berangkat menunaikan tugas sebelumnya, ia menemui ibunya untuk menyerahkan istrinya, Manohara, beserta permatanya Ketika Sudhana sedang duduk di bawah pohon dekal negara pemberontak, tanpa diduga ia menerima bula bantuan satu pasukan yaksa (roh sylvan), yang oleh Pancika.
Oleh karena itu, arca-arca Dhyani Buddha yang terdapat dalam relung pagar langkan tingkat 5 adalah Dhyani Buddha Wairocana, sikap tangan- nya vitarkamudra, yaitu meletakkan ibu jari kanan pada telunjuk, yang mengisyaratkan sikap berbincang-bincang atau memberi pengajaran. Vitarkamudra arah (Ibid blm 70) Sikaplangandharmacakramudra yang mengisyaratkan pergerakan roda dharma (ajaran), yaitu sikap tangan yang sedang menggerakkan sebuah rodadharma menggambarkan waktu sang Buddhapertama kali memberikan kotbah. Semua arca didalami stupa berlubang pada teras melingkar tingkat l sampai 10 mempunyai sikap dharmacakromudra Sedangkan sebuah area yang tersembunyi di dalain stupa berada dalam sikap bhumisparçamudra Karmawibhangga Relief Karmawibhangga secara tidak sengajaditemukan oleh Yzerman pada tahun tahun batu-batu kaki candi yang menutupi kaki yang asli sec bertahap dibongkar, dengan maksud untuk pendokumen tasian relief relief Karmawibhangga yang berjumlah 160 panel.
Baru pada tahun 1891 Kasijan Cephas, seorang ahli foto bangsa Indonesia, diserahi tugas untuk mengabadikan relief-relief Karmawibhangga. Hasil kerja Kasijan Cephas sangat baik dan jelas, meskipun mendapat kritikan dari NJ Krom yang mengatakan bahwa foto-foto hasil kerja Kasijan Cephas belum mempunyai nilai seni yang tinggi bila dibandingkan dengan pendahulunya. Relief Karmawibhangga terdapat pada teras kamadhatu atau lingkup nafsu yang semuanya ditutup oleh batur kaki candi yang sekarang, kecuali pada bagian sudut tenggara, masih ditampakkan beberapa panel sebagai bukti adanya relief Karmawibhangga. Karmawibhangga merupakan teks buddhis yang menggambarkan berlakunya hukum sebab akibat (karma) serta perbuatan-perbuatan yang baik dan buruk. Relief Kar mawibhangga panel 1 sampai l17 menggambarkan tingkah laku yang menyimpang dan mengarah ke satu tujuan. Relief Karmawibhangga panel l 18 sampai 160 menggambarkan berbagai akibat dari suatu perbuatan. Menurut ajaran Buddha. segala tindakan dan akibat yang menimpa ditentukan oleh karma Karma menentukan nasib keadaan manusia saat ini peristiwa peristiwa yang terjadi, yang secara keseluruhan merupakan rangkaian perbuatan manusia sendiri dan ling kungan hidup sebelumnya. Lalitavistara Lalitavistara adalah teksberbahasa Sanskrta yang mengatakan kehidupan sang Buddha Lalitavistara berartik sandiwara, karena hidup Buddha di dunia dianggap sebagai sandiwara yang dilakukanoleh Buddha yangagung,dialami dan sungguh-sungguh terjadi. Kehidupan sang Buddha di dunia diawali dengan kelahirannya sebagai Pangeran Siddharta, di hutan Lumbini dekat Kapilawastu, di daerah Nepal sekarang. Sesudah melahirkan Pangeran Siddharta tidak lama kemudian ibunya, yang bernama Maya, meninggal dunia. Sebelum kelahirannya ada yang meramalkan kepada ayahnya, yaitu Raja Suddhodana, bahwa putranya kelak akan menjadi seorang penguasa alam semesta atau seorang Buddha. Karena sang raja menghendaki anaknya menggantikan dirinya, maka ia berusaha mencegah anaknya berhubungan dengandunia luarsupayatidakmengenal penderitaan di dunia karena hal ini dapat mempengaruhi kehidupannya di kemudian hari.
Meskipun sudah dicegah untuk berhubungan dengan dunia luar, Siddharta sempat tiga kali bertemu dengan kesengsaraan dunia dalam bentuk kesakitan, usia lanjut dan kematian Setelah pertemuannya yang keempat dengan seorang biarawan yang dikaguminya, ia memilih jalan menuju pembebasan akhir dari segala derita. Kemudian Siddharta menjalani hidup bertapa dengan bersungguh-sungguh, namun tidak memperoleh hasil seperti yang diharapkan oleh karena itu, ia menyimpulkan bahwa bertapa bukanlah jalan menuju kesempurnaan, dan ini hanya dapat dicapai melalui tafakur mistik. Ketika Siddharta sedang bersemedi di bawah pohon ara suci (pohon bodhi). ia diganggu oleh Mara si lahat dengan berbagai cara untuk membatalkan niatnya Gangguan, ancaman dan rayuan Mara beserta putri putrinya, tidak dihiraukan sedikit pun, maka dilanjutkan semedinya sampai mencapai empat tingkat tafakur. Dalam tafakumya Sid. dharta melihat seluruh alam semesta sebagai suatu sistem hukum, yang terdiri atas makhluk-makhluk yang giat yang bahagia, ada yang luhur ada yang semuanya terus-menerus melalui satu bentuk eksistensi ke bentuk lain. Akhirnya Siddhartamencapai kearifantertinggi yang disebut Bodhi atau Pencerahan Siddharta telah menjadi Buddha yang menerima penjelasan, sebelumnya iamemakai nama Bodhisattva. Setelah sang Buddha memilih lima pengikutnya, mulailah ia menyampaikan kotbah yang pertamadi Taman Kijang Sarnath dekat Benares. Panel relief Lalitavistara pada candi Borobudur ber jumlah 120, terletak pada dinding utama lorong pertama deret atas. Dalam panel relief ini mewakili satu versi teks Buddhis, Lalitavistara, yang mengisahkan hidup Buddha di dunia. Adegannya diawali sejak Buddha di surga memutuskan untuk turun ke dunia dan berinkarnasi sebagai manusia biasa sampai ketika ia menyampaikan kotbah pertamanya. Jataka dan Awadana Deretan relief di bagian bawah dinding utama lorong pertama berjumlah 120 panel. di bagian atas balustrade (pagar langkan) teras pertama berjumlah 372 panel relief. dan bagian bawah balustrade berjumlah 128 panel, menggambarkan cerita kehidupan masa lampau sang Buddha (kisah Jataka), dan cerita tentang perbuatan kepahlawanan para orang-orang suci (Awadana) Kisah Jataka dan Awadana dua, berjumlah 100 panel. Pada awalnya kisah ini berasal dari cerita rakyat India, yang berisi tentang perbuatan-perbuatan baikyang dilakukan oleh orang-orang tidak dikenal maupun tentang cerita binatang. Cerita ini oleh para penganut ajaran Buddha kemu dian digubah sedemikian rupa, sehingga menjadi kisah yang sederhana, penuh teladan dan jenaka Pada masa berikutnya cerita Jataka dan Awadana berisi tentang perbuatan mulia, pengorbanan diri, kesalehan, sumber pengetahuan dan sebagai sumber inspirasi bagi para penganutnya. Untuk menggambarkan kisah Jataka dan Awadana, berikut ini akan dicuplikkan beberapa adegan relief dengan cerita sebagai berikut: Sudhana dan Manohara Pada dinding utama lorong deretan bawah, panel l sampai 20 merupakan cerita Awadana, yang mengisahkan tentang Pangeran Sudhana dan Peri Manohara. Diceritakan bahwa negara Pancala diperintah oleh dua raja, satu di utara dan satu di selatan. Kerajaan Pancala utara keadaannya sangat makmur karena diperintah oleh seorang raja yang bijaksana dan adil. Selain itu, ke- makmuran kerajaan Pancalautara, dikarenakan adanya Naga Janmacitraka yang hidup di sebuah telaga dekat ibu kota, yang memberi hujan secara teratur Sebaliknya. kerajaan Pancala selatan diperintah oleh seorang raja yang kejam dan angkara murka. Oleh karena itu, para dewa tidak berkenan memberi air.
Akibatnya penduduk menjadi menderita, meninggalkan kampung halaman- nya untuk pindah ke kerajaan Pancala utara. Pada suatu hari Raja Pancala selatan pergi berburu dengan pengawalnya la melihat desa-desa kosong tan- pa penghuni, candi-candi kotor tidak ada yang mengurus, maka sang rajabertanyakepada para pengawalnya apa sebabnya menjadi demikian. Setelah para pengawal minta maaf supaya tidak dihukum, maka diberitahulah sang raja apa sebabnya rakyat meninggalkan kerajaan Pancala selatan. Kemudian sang raja berjanji akan me- merintah dengan adil bijaksana dan akan mendatangkan Naga Janmacitraka ke kerajaan selatan Upaya mendatangkan Naga Janmacitraka paling baik adalah dengan menggunakan sihir oleh karena itu, raja mengadakan sayembara, barang siapa dapat memindahkan Naga Janmacitraka ke selatan akan mendapatkan hadiah satu keranjang emas.
Sayembara tersebut didengar oleh seorang pawang ular dan di sanggupinya pekerjaan yang mahaberat itu. Setela sekitar telaga memindahkan Naga Janmacitraka dengan sihir dalam waktu tujuh hari Naga apa yang sedan terjadi, dan merasa tidak mampu melawan sihir. Oleh karena itu, ia meminta bantuan seorang pemburu bernama Halaka, yang daerah perburuannya di sekitar telaga. Disepakati bahwa si pemburu akan bersembunyi dan melepaskan panahnya ke arah penyihir, ketika memulai jampi-jampinya, dengan pertimbangan si pemburu tidak boleh membunuh, akan tetapi hanya menghancurkan jampi-jampinya saja. Sesudah penyihir dapat ditundukkan muncullah sang Naga dari telaga mengucapkan terimakasih dan mengundangnya untuk menemui orangtua sang Naga. Orangtua sang Naga merasa gembira, dan memberi hadiah pada sang pemburu Selanjutnya dikisahkan bahwa tidak jauhdaritelaga ada seorang petapa (rsi). Sang pemburu menceritakan kepadanya apa yang telah terjadi. Sang petapa menasihati pemburu supaya tidak menerima permata, akan tetapi meminta laso yang dimiliki para naga. Atas nasihat sang petapa, berangkatlah sang pemburu. menemui sang naga untuk minta laso. Akhirnya sang pemburu diberi laso sesuai dengan permintaannya.
Pada bagian lain dikisahkan bahwa dalam melak sanakan tugas tersebut Halaka pergi ke sebuah kaki gunung di tepian sebuah telaga besar untuk menemui seorang petapa yang lain. Pada kesempatan ini Halaka diberitahu bahwa Manohara seorang putri rajakinnara. sering mandi di telaga besar itu bersama dayang-da- yangnya Benta baik ini oleh Halaka tentu saja diman- faatkan untuk menangkap sang putri, dengan meng- gunakan laso ajaibnya Tanpa kesulitan sang pemburu dapat menangkapnya sementara itu para dayang dayang berlan ketakutan. Untuk menyelamatkan nyawanya, sang putri menyerahkan permata yang ada di dahinya sebagai tanda tunduk dan taat pada sang pemburu Pada saat yang sama datanglah Pangeran Sudhana bersama rombongan berburunya Sang pemburu kemudian menyerahkan putri cantik hasil tangkapannya itu, Pangeran Sudhana merasa senang bertemu dengan putri itu, lalu dibawa ke Istana untuk dinikahinya. Sementara itu muncul dua pendeta Brahman di kota, salah satu menghambakepada raja dan diangkat sebagai punihita (pembimbing spiritual). sedang yang lain mengabdikan diri kepada putra mahkota Sang pendeta membujuk pangeran supaya beranga bahwa ia kelak akan diangkat sebagai puruhita apabila pangeran menduduki tahta Kata-kata ini didengar oleh kaum Brahiman lain, yang ingin mempertahankan kedudukannya oleh karena itu, timbul persekongkolan dari kaum Brahman untuk menyingkirkan sang Pangeran. Para Brahman membujuk raja supaya menugaskan pangeran untuk menumpas pemberontak yang tidak berhasil diatasi oleh tujuh ekspedisi Sudhanaimya berangkat menunaikan tugas sebelumnya, ia menemui ibunya untuk menyerahkan istrinya, Manohara, beserta permatanya Ketika Sudhana sedang duduk di bawah pohon dekal negara pemberontak, tanpa diduga ia menerima bula bantuan satu pasukan yaksa (roh sylvan), yang oleh Pancika.
Dengan bantuan pasukan yaksa
dipimpin Pangeran Sudhana dapat mengalahkan para pemberontak Setelah itu
bergegaslah ia pulang ke negaranya untuk menyampaikan berita kemenangan Pada
malam sebelumnya sang Raja bermimpi buruk. Oleh karena itu, ia minta Brahman untuk
menafsirkan makna impiannya Para puruhitatahu bahwa impian itu bermakna kemenangan sang pangeran di medan
laga, namun mereka mengatakan kepada raja bahwa impian nya berarti buruk dan
dapat dicegah dengan pengorbanan seorang kinnari. Pada mulanya raja tidak
bersedia mengorbankan Manohara, namun akhirnya merelakan juga Manohara
mendengar nasib buruk yang akan menimpa dirinya, kemudian ia berlari ke tempat
ibu menuanya memohon perlindungan dan belas kasihan Ibu permaisuri tidak dapat
membantu dengan jalan apapun, kecuali mengembalikan permata milik Manohara yang
dapat dipakai untuk terbang melarikan diri. Agar mudah ditemuka mula-mula
Manohara pergi ke rsi yang tinggal di tempat ia ditangkap dulu, Di tempat ini
Manohara menyerahkan sebuah cincin kepada sang untuk diberikan kepada Sudhana
apabila sang suami mencarinya. Selain itu, ia meninggalkan pesan bagi mana
jalan menuju ke negara kinnara, tempat tinggal gg Manohara Pada bagian lain dikisahkan bahwa Sudhana
sotelah pulang dari medan perang, langsung menyampaikan berita kepada sang raja
disertai dengan penyerahan harta benda hasil rampasan perang. Setelah itu ia
segera menuju ke istana tempat tinggal Mamohar yan dicintainya. Alangkah
terkejutnya pangeran Sudhana karena istrinya sudah pergi. la menemui ibunya dan
bertanya apa sebenarnya yang terjadi.
Bagi sang Pangeran hidup ini tidak
berarti lagi tanpa kekasihnya, oleh karena itu mulailah ia mencari Manohara
Pada saat itu ia teringat untuk bertanya kepada Halaka, bagaimana dulu dia
dapat bertemu dengan Manohara kemudian Halaka memberitahu supaya menghubungi
seorang rsi yang tinggal ditepi telaga Dengan bantuan cincin dan sesuai
petunjuk yang diberikan Manohara akhirnya Sudhana sampai pula di kerajaan
kinnara, sesudah menempuh perjalanan jauh Sebelum masuk kota kerajaan, pangeran
Sudhana melihat beberapa kinnari sedang mengambil air yang akan dipakai mandi
putri raja. Untuk memberitahukan kedatangannya, ia melemparkan cincin ke dalam
salah satu tempayan air yang dibawa kinnari. Peristiwa ini diketahui Manohara
dalam permandiannya dan segera ia bertanya kepada para pelayannya, apakah
melihat seorang laki-laki di luar kota. Pangeran Sudhana kemu-dian
diselundupkan ke dalam istanadandapatberiumpa dengan kekasihnya, Manohara.
Beberapa saat kemudian Manohara bertanya kepada ayahnya, raja Druma, untuk
mengetahui apa yang akan beliau lakukan terhadap Sudhana. Pada mulanya aja
mengancam akan mengikat Pangeran Sudhana, akantetapi niatnya kemudian berubah.
Raja Druma menyambut kedatangan pangeran Sudhana dengan ramah namun sang raja
tetap menuntut agar sang pangeran membuktikan kesaktiannya. Dengan cemerlang
sang pangeran dan melepas mata panah. Disamping itu, sang pangeran masih diuji
lagi dengan cara disuruh memilih istrinya dari antarasejumlah kiniari yang
berwajah miripdengan Manohara Tentu saja ia dapat memilih Manohara yang asli.
Namun setelah beberapa lama, sang pangeran merindukan negerinya sendiri setelah
mendapat izi dari sang raja, berangkatlah ia Pancala. Di negara ancala
kedatangannya disambut dengan sukaria Kemudian pangeran Sudhana langsung
dinobatkan menjadi raja oleh ayahnya.
Maitra kanyaka Kisah Maitrakanyakaadalah
bagian darikisah Awadana pada dinding utama, lorong pertama deret bawah, panel 106 sampai l 12. Maitrakanyaka adalah
putra seorang pemimpin kafilah dan pedagang keliling Ayahnya meninggal dunia
pada saat Mitrakanyaka masih kanak-kanak. Setelah dewasa, ia menanyakan
pekerjaan orangtuanya dahulu, karena ia akan mengikuti jejak ayahnya Ibunya
menjawab bahwa ayahnya dahulu adalah pemilik toko Hal ini dikatakan karena sang
ibu khawatir anaknya menjadi kafilah dan pedagang seperti ayahnya, dan akan
selalu bepergian dan jarang sekali di rumah Atas petunjuk ibunya, maka
Maitrakanyaka memutuskan membuka sebuah toko. Usahanya berkembang pesat dan
untungnyaberlipat ganda.
Pada suatu hari datanglah seseorang yang memberi tahu
tentang pekerjaan ayah nyayang sebenarnya, olehkaren itu, serta merta
Maitrakanyaka memutuskan untuk men- jadi pemimpin kafilah seperti ayahnya
dahulu. Ibunya sangat sedih atas keputusan anaknya. Bermacam-macam cara
digunakan untuk membujuk agar anaknya teta tinggal di rumah. Keputusan
Maitrakanyaka telah kukuh dan mantap, meskipun ibunya tetap memohon untuk
mempertimbangkannya masak masak Karena itu pula Maitrakanyaka naik pitam
ia menendang kepala ibunya. lalu pergi berlaya rsebagai pemimpin kafilah Perjalanan
yang pertama ini gagal, karena kapal yang ditum- panginya kandas diserang kala
laut. Maitrakanyaka berhasil menyelamatkan diri mencapai pantai di sebuah kota
yang dihuni oleh para peri.
Di tempat yang baru, ia tinggal selama bertahun-
tahun tetapi ia tidak dapat mencegah keinginannya untuk berlayar lagi. Oleh
karena itu, Maitrakanyaka minta izin dan berpamitan kepada para peri untuk
melanjutkan perjalanannya. Dalam perjalanannya yang kedua, ia singgah di
beberapa kota, dan berturut-turut selalu disambut oleh delapan, enam belas dan
yang terakhir tiga puluh dua peri Negeri kelima dan yang terakhir ia kunjungi
ternyata adalah neraka bagi anak- anak yang menendang ibunya. Di neraka ini
hukuman yang harus dijalani Maitrakanyaka adalah membawa roda yang panas
membara la merasakan kesakitan yang luar biasa Di samping itu, ia harus
menunggu giliran hukuman berikutnya. Karena Maitrakanyaka bersedia menanggung
beban membawa roda yang membara untuk selama-lamanya, baik untuk dirinya
sendiri maupun para hukuman yang lain, maka ia segera dibebaskan dari hukuman.
Pada saat itu pula Maitrakanyaka meninggal dan dilahirkan kembali sebagai dewa
di surga Kisah Macan Betina Kisah macan betina adalah sebuah kisah Jataka, pada
deret alas pagar langkan lorong pertama panel l sampai 4. Dikisahkan bahwa pada
saat itu Bodhisattva dilahirkan dalam keluarga terkemuka, la menjadi besar dan memiliki keahlian di bidang seni dan ilmu
pengetahuan la tidak memikirkan kesenangan duniawi dan kedudukan kemudian pergi
ke sebuah pegunungan untuk menjadi rsi.
Pada saat itu pula sang
Bodhisattva segera menjatuhkan diri dari batu karang untuk dimakan macan
betina. Ketika muridnya datang, ia melihat apa yang sudah terjadi, sang guru
telah disantap oleh macan betina dengan lahapnya. Kesedihan, rasa hormat dan kekaguman yang begitu besar kepada sang guru untuk semua makhluk hidup
merupakan teladan yang baik, dan akhimya me pakan pelipur lara bagi murid-murid
Ganda wyuha dan Bluadracari Relief Gandawyuha dan Bhadracari dipahatkan pada
dinding utama lorong kedua, ketiga, keempat, dan pagar langkan (balustrade)
lorong ketiga dan keempat, sejumlah 12g panel Ganda iyaha adalah
kisah Buddhis yang berasal dan indian kisah ini muncul pada awa diperkirakan abad Maschi Gandawyuha merupakan
suatu conta yang mengisahkan seorang pangeran muda
yang bemannasudhana dalam mencari kearifan tertinggi
Dalam mencari kearifan
tertinggi dibutuhkan bantuan seorang guru mak mulailah peralatan ziarah
pangeran Sudhana untuk mengunjungi lima puluh tiga orang terke. muka sesuai
perintah yang diberikan Bodhisatuva Mafijusti Pada awalnya pangeran Sudhana
mengunjungi para rahib wati, tabib, dewi-dewi dan beberapa orang suci Dari
kunjungannya yang pertama kedua dan seterusnya diperoleh petuah petuah sihat
nasihat dan wejangan-wejangan yang intinya harus dikirim pada seorang guru yang
benar-benar mumpuni. Pada guru yang terakhir ini, pangeran Sudhana benar-benar
mencapai kebenaran yang hakiki.
Cerita Bha- dracari dipahatkan pada dinding
utama teras keempat, dan merupakan n kisah tambahan dari kisah Ganda- wyuha,
adakalanya didapati dalam
kisah-kisah yang bebas Bhadracari merupakan kisah penutup Gandawyuha dengan
menampilkan umpah Sudhanauntuk mengikuti Bodhisattva Samanthabhadra Di dalam
sumpahnya ia mengungkapkan keinginannya untuk mengikuti teladan agung
Bodhisauva menjadi pembumbung spiritual bagi orang yang berinan dalam
penalanannya mencapai kearifan lettinggi
8. Cerita Rakyat
Di kawasan candi Borobudur, khususnya bagi masya
rakat yang bertempat tinggal di pedesaan, terdapat cerita rakyat yang berkaitan
dengan candi Borobudu Kisak Gunadharma Cerita rakyat tontang Gunadharma
mengisahkan bahwa pada zaman seorang arsite yang terkenal di kawasan Kedu dan
sekitamya. Arsitek dan perencana bangunan itu Gunadharma, berasal dan bernama
India. Pada masa itu sang raja memerintahkan Gunadharma untuk membangun sebuah
candi yang sangat besar dan megah. Dengan segala kemampuan yang ada, Gunadharma
melaksanakan perintah itu dengan rasa gembira. Bertahun- tahun ia membangun
candi Borobudur, akhirnya selesai juga tugas berat yang diembannya itu. Setelah
selesai mem- bangun candi Borobudur, Gunadharma merasa lelah Ke mudian ia pergi
menuju arah selatan, ke Bukit Menoreh yang jaraknya kurang lebih 2 km dari
candi Borobudur. Di atas bukit Menoreh. Gunadharma memilih lokasi yang paling
tinggi sebagai tempat untuk istirahat (tidur). Selain itu ia ingin melihat
keindahan dan kemegahan candi Borobudur dari atas bukit Masyarakat di sekitar
candi Borobudur yakin bahwa tempat peristirahatan Gunadhanna adalah di atas
bukit Menoreh, yang digambarkan dengan posisi tubuh yang sodang tidur membujur
dari arah timur kebarat
Dari kejauhan postur tubuh Gunadharma dalam posisi tidur
itu dapat di- lihat pada gundukan tanah di atas bukit bagian timur yang
menyerupai kepala dengan bagian-bagian yang terdiridan lekukan mata, batang
hidung, lekukan mulut dan lekukan dagu. Selanjutnya diikuti lekukan kecil yang
merupakan leher, sedangkan gundukan tanah besar memanjang ke arah barat
digambarkan sebagai tubuh Gunadharma Wisatawan yang ingin melihat apa yang
digambarkan dalam cerita rakyat tersebut dapat melihatnya dari atascandi
Borobudur atau simpang tiga bulatan Salaman, bila cuaca cera Kisah Braytit
Diceritakan bahwa pada zaman dahulu ada seorang
yang perkasadan sangat serakah Ketika sedang mengendarai kereta kencana
untuk memeriksa daerah kekuasaannya, ua melihat seorang putri yang cantik
jelita Atas titah sang raja, putri cantik jelita itu diboyong ke istana untuk
dijadikan istri Ternyata putri yang dijadikan istri mudanya itu adalah anaknya
sendiri. Ia mendapat kutukan para dewa dan brahmana.
Sang raja harus menebus
dosa-dosanya yang sangat berat dengan mempersembahkan sebuah bangunan candi.
Candi yang dibangun itu harus dilengkapi dengan seribu arcadewi, dan harus
selesai dikeriakandalam waktusepuluh hari Pada batas waktu yang telah
ditetapkan,ternyata masih ada tiga buah arca yang belum selesai. Sebagai
akibatnya, sang raja, sang permaisuri dan anaknya yang lahir dari hasil
perkawinan mereka, dikutuk oleh para dewa dan brahmana menjadi tiga buah arca
sebagai pelengkap seribu arca Versi lain kisah Brayutini adalah sebagai
berikut: pada oman dahulu hiduplah seorang raksasaperempuanfraseksi) yang gemar
membunuh dan memakan daging anak-anak. Hal ini membuat masyarakat menjadi
ketakutan.
Dalam keadaan kacau tersebut datanglah sang Buddha menemui sang
kaseksi untuk memberi wejangan dan ajaran-ajarannya. Berkat a dan wejangan sang
Buddha, sang Raseksi dan luluh hatinya. watak dan pe- pemakan anak-anak kecil
menjadi penyayang cinta anak-anak Bahkan
pada masa berikutnya sang Raseksi malah mempunyai banyak anak oleh masyarakat
sekitar candi Borobudur, kisahini dikaitkan dengan beberapa panel relief pada
candi Borobudur dan candi Mendut Panel relief yang dikaitkan dengan kisah
Brayut pada candi Borobudur dapat dilihat, bila kita naik dari pintu selatan di
sudut sebelah kiri pada lorong di antai tingkat pagar angkan bagian alas Kisah
Bruyut ini, menunui orang-orang tua yang bertempat tinggal disckitar candi
Borobudur disamakan dengan cerita Dewi Kesuburan yang mempunyai banyak anak
Oleh karena itu panel relief tersebut banyak didatangi orang-orang dengan
membawa kembang dan kemenyan untuk melakukan sesaji di tempat ini dengan maksud
agar segera mempunyai keturunan Kisah Bray utini selain lerdapat padacandi
Borobudur, terdapat juga disekitar candi Mendut yang letaknya kurang lebih 2 km
di sebelah timur candi Borobudur Panel relief yang dihubungkan dengan kisah
Brayut pada candi Mendut terdapat pada dinding gerbang
terakhirbagiankanansebelum masuk bilik utama dan hanya terdiri dan satu relief
Kisah hunto Bimo Menurut cerita rakyat. Kimto Bimo terdiri dari dua kata, yaitu
Kunto dan Bimo Kunto berart pengento ento (Bhs Jawa) dan Bimo disamakan dengan
salah satu tokoh penegak Pandawa yang bemanna Werk ulom. Kunto Bimo yang
dimaksud dalam cerita rakyat tersebut adalah sebuah arca Buddha yang lerletak
pada tingkat anipadbatu di sisu timur sebelah kanan tangga mak Mlasyarakal di
sekilar candi Borobudur percaya bahwa urca Bimo len ebul dapat memberikan tuah
bagi siapa saja yang membutuhkan Cara mendapatkan tuah adalah berdoa disertai
dengan membakar kemenyan, dupa dan membawa kembang solaman.
Cara lain yang
lazim dilakukan apabilaorang mengunjungi candi Borobudur adalah mengulurkan
tangan dan berusaha memegang arca Bimo. Barang siapa dapat memegang arca Bimo,
segala cita-cita dan keinginannya akan terkabul Akan tetapi sebaliknya, bila
orang tidak berhasil memegang arca Bimo, itu sebagai peranda bahwa ia akan menemui
kegagalan. Dalam cerita pewayangan, Bimo adalah anak kedua dari lima bersaudara
pandawa Bimo lahir ke dunia dalam keadaan terbungkus oleh cand dan tidak dapat
dibuka oleh siapapun. Oleh karena itu, sejak lahiriadianggap mempunyai kesaktian
yang luar biasa, Kemudian sang Bimo dalam ke- adaan terbungkus cauldibuang
ketengahhutan Gandamayit
Di tengah hutan itulah sang Bimo ditemukan oleh seekor
gajah yang menupakan utusan dari Kayangan bemama Sena. Berkat jasa dan
kesaktian gajah Sena, akhirnya caul yang menyelimuti sang Bimo dapat dirobek,
dan keluarlah tokoh sang Bimo dalam keadaan selamat dan perkasa. Tokoh Bimo
atau sering juga disebut Werkudoro dalam kisah pewayangan digambarkan bertubuh
kekar, perkasa, mata melotot dan kedua tangannya mempunyai kuku yang disebut
pancanaka. Dikisahkan pulabahwaksatria penegak Pandawa itu berbudi luhur, cinta
kebenaran dan setia kepada keutamaan, bagi negara dan bangsanya Terutama bagi
keluarga- nya. Bimo merupakan benteng pertahanan. Selain mem punyai kekuatan
yang dapat diandalkan dan kecerdasan berpikir, ia juga mempunyai beberapa ilmu
kesaktian antara lain: aji Bandung Bondowoso Wingkalbener dan Babak
Pengantelan. Semua ilmu kesaktian itu dapat membentengi keselamatan hidup di
dunia.
// kode iklan
Payung Anugrah Sejahtera Perusahaan Genteng Nglayur memproduksi berbagai macam jenis genteng terutama Genteng Nglayur Gelombang dengan harga murah dan berkwalitas. Genteng nglayur terbuat tanah liat dan kaulin yang diolah menggunakan mesin dan cetakan press bertekanan tinggi, sehingga menghasilkan genteng yang kuat, kokoh dan berkwalitas.
ReplyDeleteSupported By Jual Genteng Nglayur