// kode iklan
*/
Pada
tahun 1960, Steinkraus dkk pernah melakukan percobaan NRRL produksi
biakan Rhizopua besar. Medium yang diisolasi dari tempe dari Indonesia)
dalam skala air adalah 100 g dedak gandum yang dibasahi dengn ml yang
digunakan untuk untuk pengasaman kedelai, dan dengan autoclave pada suhu
120 c menit medium kemudian dinokulasi dengan spora oligosporur dan
dinkubasikan selama hari pada suhu 37 untuk jamur yang tumbuh lebat
dengan kemudian beserta mediumnya, lalu digiling sampai halus dan dengan
ayakan 20 mesh.
Metoda
ini kemudian digunakan secara baku dalam skala pilot percobaan
selanjutnya (Steinkras dkk 1961, 1985b) Produksi secara masal spora
Rhiopus oligosponus NRRL 2710 juga telah dicoba dengan berbagai medium
lainnya, antara lain dari gandum butir-butir pecahan biji kedelai, dan
campuran antara beras sosoh n dedak gandum, sepuluh gram dari
masing-masing bahan tersebut di atas dibasahi dulu dengan sejumlah air
diinokulasi dan kemud ian diinkubasikan selama 4 sampai 7 hari pada suhu
32" C Evaluasi dida atas banyaknya spora hidup yang diproduksi oleh
masing-masing tersebut para peneliti merekomen balian untuk medium.
Dari
penclitian apa cara pembuatan medium untuk produksi spora Rhiropus NRRL
2710, yaitu campuran antara beras dan dedak 4:1) atau campuran gandum
dedak gandum Guga perbandingan 4:1) dengan penambahan air dengan 1 (air)
dan diinkubasikan padi suhu selama Swain dan Hesseltine 1915,
Hesscltine Swain dan Wang 1976) Spora Rhiropras oligosporus juga pernah
diproduksi pada rdiri dari 100 g beras yang diker an lebih dulu di bawah
ditanak dengan 100-150 ml air kenudian mencampurkan 1 ml suspensi spora
Nasi yang telah diinok tersebut lalu dimasukkan dalam nampan bertutup
dari 31 cm x 11 cm x 1,5 tim dan yang 1 mm, lubang berjarak 1,5 cm
lubang didekatn telah diinokulasi tersebut disikan dalam nampan
aluminium ke berlapis lapis dan ngonggrong, tidak dipadatkan, sampai
ketebalan kira em. Kemudian nampan dan isinya diinkubasikan selam 8 hari
a suhu C tanpa sirkulasi udara. Kalau akan digunakan untuk inoku asi,
inokulum ini dihancurkan lebih dahulu.
Dalam
percobaannya, l gram ng ini digunakan untuk membuat lempe dari 1 kg
kedelai Dilaporkan bahwa dengan metoda ini telab dilakukan uji coba
produksi selama setahun dengan kapasitas produksi 75 kg tempo
Tanuwidjaja dan Rustamsjah (985) juga telah melakukan percobaan tan
inokulum tempe dari spora jamur Rhizopus oligosporus ITB uubstrat beras
sosoh, ampas tapioka dan campuran ampas tapioka dengan 1096 lopung
kedelai. Dilaporkan bahwa pembiakan pada substrat beras sosoh ternyata
lebih baik, menghasilkan biakan dengan spora yang lebih ng.
Inokulum
tersebut dibuat dengan mencampurkan 15 g beras sosoh dengan 15 ml air
kemudian disterilisasikan selama 120 C selama 15 menit. Kemudian
diinokulasi lalu dihamparkan dalam nampan alumunium dengan lubang lubang
berdiameter 1 mm dan berja- ukuran 1 cm x 2 cm rak 1 cm. inkubasi
dilakukan pada suhu 30 C selama 3 hari kemudian dikeringkan pada suhu 3h
e sampai 40 C selama 4 hari, dan seterusnya digiling menjadi serbuk.
Produksi inokulum ol saponis dalam skala lebih besar lagi Tanuwidjaja
(1986), Peneliti Rnizopris oliitospanis strain LKN M3 pada substrat
beras sosoh dengan 15 kg tiap kali produksi. Inkubasi dilakukan dalam
nam alumuni hari pada suhu kamar. Kemudian produknya salan sampai
dicapai kadar air 10%. Dilaporkan bahwa berbagai variasi meliputi jumlah
starter (0,1 dan 0,5%), pH substrat (pH mau pun suhu pengeringan (40
dan 50 C) tidak berpen akan jamur, bakteri kontaminan maupun waktu
pengerin. amun demikian dinyatakan pula bahwa pemberian starter yang
akan mempercepat pertumbuhan R oligoponu memperkocil kemungkinan
kontaminasi oleh jamur yang lain cara pembuatan startar untuk k rumah
tangga dikemukakan pula oleh Shurtlefr dan A (1985) tempe.
Oke Sekian Dulu Ya, Terimakasih Sudah Mau Mampir!
Oke Sekian Dulu Ya, Terimakasih Sudah Mau Mampir!
// kode iklan
jangan lupa iklannya diklik ya, to "Penggunaan Biakan Rhizopua Dalam Pembuatan Tempe"
Post a Comment