// kode iklan
*/
INOKULUM TEMPE
Inokulum tempe disebut juga sebagai starter tempe, dan
banyak pula ang menyebut dengan nama ragi tompe. Meskipun dalam istilah
ilmiah dimaksudkan sebagai inokulum untuk pembuatan tape, tetapi di
kalangan masyarakat umumnya ragi diartikan scbagai agensia pengubah
arati bahan menjadi produk melalui proses fermentasi. Oleh karenanya
istilah ragi tape yaitu agensia pengubah bahan berkarbohidrat (mcialui
proses fermentasi) menjadi tape, ragi kecap ialah agensia pengubah
kedele (melalui proses fermentasi) menjadi kocap, ragi roti adalah agensia
h adonan tepung terigu (melalui proses fermentasi) menjadi adonan roti,
dsb. Starter tempe adalah bahan yang mengandung biakan athur tempe,
digunakan sebagai agensia pengubah kedelai rebus menjadi tenpe akibat
tumbuhnya jamur tempe pada kedelai dan melakukan kegiaan fermentasi yang
menyebabkan kedelai berubah sifat karakteristiknya menjadi tempe.
Kualitas tempe amat dipengaruhi oleh kualitas starter yang digunakan uk
inokulasinya. hesseltine dkk (1976) mengemukakan beberapa per antara lain
mampu memproduksi spora dalam jumlah yang banyak mampu bertahan
beberapa bulan tanpa mengalami perubahan genetis maupun kemampuan
tumbuhnya memiliki persentase perkecambahan spora yang tinggi segera setelah diinokulasikan mengandung biakan jamur tempe yang murni, dan
bila digunakan berupa kultur campuran harus mempunyai proporsi yang
tepat bebas dari mikrobia dan jika urain yang dipakai memiliki kemampuan
untuk melindungi diri terhadap natisi mikrobia kontaminan (dapat
dibantu dengan motieipiak kondisi specifik yang cocok untuk strain yang
di menjadi faktor penghambat bagi mikrobia kontaminan, dengan
merendahkan pH, pemberian inhibitor, dsb) mampu menghasilkan produk yang
stabil berulang ulang (vii) pertumbuhan misolia setelah inokulasi harus
kuat, lebat, berwara putih bersih, memiliki aroma spesifik lompe yang
enak dan tidab mengalami sporulasi forlalu awal. Laporan yang paling
awal tentang penggunaan starter dalam pembua tan tempe oleh Boorsma
Discbutkan dalam laporan tcrsebut bahwa starter yang digunakan oleh
pembuat tempe sisa-sisa tempe yang menjamur, yang mene pada
pem.tertinggal/ bungkus tempe. Sedangkan Burkill (1935) menyebutkan
bahwa inokulum tempe perlu disiapkan secara khusus, yaitu proses
penyiapan jamur benang yang dikatakan sebagai suatu kegiatan yang rumit.
Menurut deskripsinya, inokulum tempe dibuat dengan cara membungkus
sejumlah tempe yang masih aktif mengalami fermentasi dengan daun jati
muda. Daun jati muda pembungkus dilubangi terlebih dahulu (untuk
menjamin terjadinya acrasi yang memadai) sebelum dipakai untuk
membungkus. Kemudian dibiarkan inkubasi) selama kira-kira dua hari agar
terjadi sporulasi dan menjadi g pada daun pembungkusnya.
Bila terjadi
sporulasi yang menempel dan mengering pada daun pembungkus, kedelainya
lalu diambil, dan uaplah inokulum tersebut. Untuk menggunakannya, daun
tempat menem- spora tersebut dipotong-potong halus kemudian ditaburkan
pada kedelai masak yang telah disiapkan untuk pembuatan (em inokulum
tempe juga dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara berupa tempe
dari batch sebelumnya, yang mengalami sporulasi tempo tegar, yang
dikeringkan di bawah sinar matahari atan liofilisasi berupa ragi tempe,
berupa pulungan pipib bulatan bulatan kecil yang (bentuk bundar
mengandung miselia dan spora sebagai biakan murni RI oligosporur yang
disiapkan asep is oleh lembaga riset atau lombaga pendidikan (Rusmin
1974, Steinkraus 1993) dan inolculum tempe yang disiapkan dengan cara
menempatkan daun dalam bungkusan tempe yang seda g
mengalatii Potongan-potongan daun torscbut akan terselubungi misclia
jamur empe selama berlangsun fermentasi tempe, yang diambil, dikeringkan
di bawah sinar matahari kemudian disimpan sampai saat akan digunakan.
Daun yang biasanya digunakan untuk keperluan tersebut ialah daun dadap
(Erythrina spp), daun iscus similisBl.), daun jati (Tectona grandis
Linn) atau daun ng (Afusa spp. (Hesseltine 197) sampai dengan beberapa
tahun yang lalu, usar merupakan inokulum yang paling banyak dikenal dan
dipergunakan oleh para pengrajin tempe di ndonesia (Surtleff dan Aoyagi
1985), Usar merupakan nama umum inoku ium tempe yang berupa daun.
Nama
tersebut diturunkan dari bahasa Jawa yang menggambarkan cara
penggunaannya, yaitu dengan jalan meng usar (usap-usap) kan inokulum
(daun) pada biji kedelai rebus untuk melepaskan spora dan miselia yang
melekat pada daun, ditularkan ke biji kedelainya. Tetapi dalam beberapa
tahun terakhir ini inokulum tempe buatan LiPI Bandung yang berupa serbuk
putih mulai menggeser kedudu- kan usar, terutama bagi pengrajin tempe
yang tergabung dalam KOPTI (Koperasi Pengrajin Tahu dan Tempe
Indonesia), karena inokulum ini melalui KOPTI. Inokulum ini merupakan
biakan Rhizopus oligosporus yang dibiakan pada media beras yang telah
masak dengan kondisi tertentu, kemudian dikeringkan lalu digiling. Di
beberapa tempat di Indonesia, banyak juga digunakan inokulum tempe
berupa massa spora yang diperoleh dari bagian tcpi tompe yang elah
menghitam. Bagian yang hitam pada bagian tepi tempe disebabkan karena
terjadinya acrasi yang berlebih di bagian tepi tempe (bagian yang aling
awal kontak dengan udara, sedangkan massa kedelai pada bagian Iersebut
justru paling tipis, sehingga ratio udara: massa kedelai njadi amat
besar), mendorong terjadinya proses sporulasi dini, sporula. kuat di
bagian tepi tersebut lalu dipotong, kemudian dikeringkan diserbukkan dan
selanjutnya dapat digunakan sebagai inokulum Didasarkan atas profil
mikroorganisme yang terkandung di dalamn inokulum tempe menjadi 3
Golongan pertama yang mengandung lebih dari satu jenis atau lebih jamur
tempe lan yang dapat dipastikan juga mengandung banyak bakteri. suk
dalam ini ialah starter tradisional, baik usar mau pun tempo tengah jadi
atau tempe yang baru jadi (segar) dari batch pembuatan belumnya
Golongan kedua ialah murni, yaitu starter yang dibuat enumbuhkan suatu
jenis jamur tempe pada substrat y dimaStarter yang dibuat dengan cara
erlakuan nasan (anpa tekanan (terhad perti misalnya dimasak) masih dapat
memberi kesempatan hidup -bakteri yang tahan panas, terutama bakteri
ang termasuk dalam golo ini misalnya starter bentuk an LIPI Bandung.
Golongan ketiga ialah starter kultur murni dibuat dengan membiakan
kultur murni Rhiropus oligo (tau yang baik lainnya) pada substrat yang
disterilkan, secara aieptis Yang termasuk dalam golongan ini ialah
starter yang disiapkan di labora torium, biasanya untuk keperluan
penelitian/percobaan.
Tinjauan Mikrobiologis Inokulum Tempe
Chlamydomucor
anaae went & Geerligs adalah jamur beaang yang disebut sebagai ja
tempe dalam oleh Prinsen Geerligs (Ko umur kini dikenal dengan nama
roumi Calmette Hesselt amun demikian, Rhizopus yang secara implisit
disebut dalam laporan (946) dan diisolasi dari tempe buatan Paramaribo,
Suriname, Amerika Selatan lah yang kemudian diang gap sebagai jamur
tempe di masa itu. Rhizopus oryzae ini juga disebut dalam berbagai
publikasi lainnya sebagai jamur tempe derman 1902 Van Veen dan Schaefer
1950, Dupont 1954, dkk 1960). Studi fisiologi yang intensif terhadap
Rhiaopias orystae Went & Geerligs strain no. telah puia dilakukan
oleh Lockwood, Ward dan May (1936), Tetapi diam deskripsi tonlang
fermentasi tempe oleh Burkill (1935) yang dise ialah pergilluu oryzae,
dan Bodijn (1958) menyatakan bahwa Rhizopus ponas adalah jamur benang
yang selalu terisolasi dari tempe yang di sekitar Bogor Pada tahun
1960-an Hesseline dan Ko (Hesseliine 1965) mengisolaki yak macam jamur
benang dari tempe. Tetapi dalam pengujiannya strain saja yang mampu
menghasilkan t dengan kualitas yang latif baik (acceptable), bila
digunakan untuk membuat tempe ontuk biakan murni. Dan keseluruhan dari
30 strain terseb termasuk dalam genus Rhizopus. Belakangan Hesseltine
(1965) mendapat kan lagi satu strain lagi yaitu Riizopus arriliaus yang
juga dapat ual tempe kualitas baik dalam bentuk biakan murni, m benarnya
strain tersebut tidak diisolai dari tempe sehingga de an terkumpul 40
Rhizopus yang masing mas tempe yang baik bila seperti tercantum dalam
Tabel kemudian, 6 dari 40 strain yang terkumpul dinyatakan sebagai
terbaik untuk digunakan sebagai inokulum tempe, Rhiaopur NREu mo,
Riitopus arhitius NRRL 1550, Rhizopus achlamydosponu NEiu Rhiaopus nsis
NRRL A-10 180, Rhizopus atolonifer NERI 2233, dan Rhi opus oryzae
A-6865 (Hesseltine dkk 1963b, 1956. ltine 1985), Dan kemudian akhirnya
dilaporkan bahwa Rhizopus ponis adalah species yang paling banyak
dijumpai sebagai jamur tempe, dan strain NRRL 2710 dinyatakan sebagai
strain terbaik dan di myarakat Barat paling terkenal untuk produksi
tempe secara komersial pun untuk keperluan penelitian. species Rhizopus
yang dapat digunakan sebagai inokulum tempe sebagai biakan murni Jumlah
Nama strain Rhizopus olgos porus Saito Rhizopus suoionifer (Ebren.)
Vuill. Rhizopus arrhizus Fisher Rhizopus oryzae Went & geerligs
Rhizopus fomosaensis Nakazawa Rhizopus achiamylosporius Takeda Untuk
keperluan produksi di laboratorium, banyak lagi strain jamur behang
dicoba dan ditemukan oleh para peneliti. Beberapa di antaranya h
Rhizupus porus dan Rhizopus chinensis (Sharma dan Sarbhoyi),
Caintinghamella elegans Lendner A-12679 dan Rhizopus sp A 12680 kno Palo
dan Palo 1968). Cunning/i elegans diisolasi dari buah amella busuk
dari jenis Butuhan Musa errans (Blanco) Teodoro var. Teodorol Filipina.
Sedangkan Rhiaopus A-12680 diisolasi dari raiova Filipina. Satu species
baru dari Rhizopus berhasil diisolasi dan diidentifikasi tompe yang
dibuat di Bomor, Jawa Barat, yaitu Rhizo dan Jong 1985). Species ini
amat mirip dengan Rhi opus tbodaan utamanya adalah dalam hal
kemampuannya membentuk dan jauh lebih pendek kemampuan untuk digunakan
sebagai starter dalam bentuk biakan Inorni bolum sompit diuji oleh
penemunya. termasuk genus Rhizopiar, tampaknya strai sebagai jamur
tempe. Mikroflora usar telah pula diteliti oleh beberapa peneliti mengandung cohnil pada tingkat populasi hampir 10 cfu/g dan
bakteri aerobik tingkat populasi 10 cfu/g sebagai mikroflora belum
diidentifikasi) pada inan. Dalam salah satu contoh usar juga dijumpai
Rhiropus onizar pada tingkat populasi 10 cfu/g, dan dalam satu contoh
usar lainn la didapatkan Endomycopsis sp. pada tingkat 10 cfu/g
(Hadisepoetro d 1978). Dilaporkan pula bahwa dalam usar dari Malang,
Jawa Timur, dijumpai Rhizopua oryzae, Rhiaopus arrizus dan Mucor rourii,
sedangkan dalam starter tempe dari Surakarta (Solo) didapatkan Rhizopus
onzae dan Rhizopus stolonijer. Tingkat populasi dari mikroorganismenya
tidak dila (Dwidiose putro (986) yang secara 'comprehensiv melakukan
penelitian tentang mikrobiologi usar melaporkan adanya aso- siasi antara
khamir dan jamur benang. Peneliti tersebut juga menyimpul. kan bahwa
daun waru yang yaitu semua tulang daunnya berpangkal pada daun rapi ke
tepi dan pucuk daun adalah yang terbaik untuk digunakan sebagai usar, dibandingkan dengan daun waru yang lain (Hibiscus grandis), daun bambu (Bambusa sp), dan daun pisang (Musa paradisiaca). Produksi Inokulum Tempe
// kode iklan
jangan lupa iklannya diklik ya, to "INOKULUM TEMPE"
Post a Comment