// kode iklan
*/
TEORI KOGNITIF
istilah kognitif mulai banyak
dikemukakan ketika teori mulaan tahun banyak dibicarakan pada kira-kira
meliputi Pengertian sendiri sebenarnya megetahui sesuatu, struktur
intelek yang dipergunakan untuk bangan get sendiri mengemukakan bahwa
perkembukan hanya hasil enlatan n organisme, bukanruh lingkungan lainkan
interaksi antara kedua n ini organisme aktif mengadakan hubungandengan
lingkungan. Perbuatan atau lebih jelas lagi dinamis inilah yang disebut
kognisi. Sebagai fungsi ment yang berhubungan dengan proses mengetahui,
proses kognitif meliputi aspek-aspek persepsi, ingatan. Pikiran, simbol,
Penalaran dan pemecahan persoalan. am psikologi kognitif bahasa meni
materialnya, karena bahasa JEAN PIAGET (1896-1980) Piaget dilahirkan pada tgl. 9-8-1896 di Neuchatel, kota Un- meninggal pada tgl. 16 September 1980 diuniversitas
di Swiss dan Jenewa, Swiss.
Ayahnya seorang ahli sejarah di U chatel,
dan digambarkan sebagai seorang yang timatik dalam cara baliknya ibunya a
dan sedikit dan menimbul Sejak kecil Piaget sudah memperlihatkan
balat-bakatnya se- litian-penelitian. Pada ada di sekitarnartikel ilmiah
di suatu umur 10 tahun ia sudah bisa menulis suatu Majalah yakni of
Natural History of Neucbarel, menge- Biologi. Berdasarkan dari tulisan
ini pengangkatan itu di- sebagai Dewan di tetapi diketahuiah Menen
masih duduk di bangku dan ini mempengaruhi cara pen Carowt nya adalah
Biologi enguraikan teori teorinya. dengan Filsafat, la semlt
menyelesaikan disertasi dengan The Mollusler of tahun 1918, Gelar Doktor
diberikan pada PigerUniversitas Neuchatel, pada usia yang masih sangat
muda, yakni Perkenalannya dengan filsafat menimbulkan ketegangan intelektual
padanya, karena ia ingin menggabungkan Filsafat dan linu. Ia ingin
mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
asal usul pengetahuan. Dari sini Piaget mulai mengalihkan perhatian ke
psikologi, secara khusus psikologi anak tempat ia mempelajari asal usul
kejiwaan seseorang. Piaget mula-mula pergi ke Zurich, berkenalan serta
mempelajari psikoanalisa dari tokoh seperti Sigonund Freud, Canl Gus tav
Jung, dan lain-lain. Pada tahun 1919 Piaget meninggalkan Zurich ke
Paris.
Selama dua tahun di Universitas Sorbonne Piaget mempelajari
psikologi klinis dan filsafat bersama-sama. Kemudian ia bekerja di
Laboratorium Binet, di bawah asuhan Theopbile Sinon, Pada mulanya Piaget
merasa bosan dengan test-test yang dilakukan terhadap anak-anak yakni
test-intelligensi. Tecapi lama-lama Piager tertarik pada jawaban-jawaban
yang diberikan oleh anak-anak yang lebih muda. Bukan jawaban yang benar
yang menarik perhatian Piaget, melainkan sebaliknya, yakni awaban
salah. menyadari adanya jawaban yang selalu menetap dan khusus
diperlihatkan berdasarkan hasil cara berpikir anal anak yang khusus pula
dan yang berbeda dengan orang dewasa Dengan demikian anak ternyata
bukan merupakan miniatur replica" orang dewasa dan cara berpikir
anak-anak tidak sama dengan cara berpikir orang dewasa. Ini merupakan
lapangan baru dengan Piaget sebagai tokoh terkemuka yang memperkenalkan
tooranya mengenai perkembangan Ia banyak menyusun test-test untuk
menganalisa jawaban-jawaban yang diberikan anak-anak tetapi ia juga
membuang waktu berjam-jam untuk melakukan observasi terhadap
aktivitas-alctivitas spontan dilakukan oleh anak-anak. Piaget kemudian
meneruskan peneliti penelitian terhadap anak-anak di Institut JJ.
Rausseann di Jenewa pada tahun 1921 Ketika pada tahun 1925 dari
perkawinannya dengan Vaantu oleh istrinya melakukan yang pertama,
tingkah laku lahir Pinger observasi terhadap 137 dan perkembangan
anaknya. Hal ini diteruskan ketika kedua anaknya yang berikut
dilahirkan, yakni dan Laurent. Pada permulaan tahun '40-an Pirger mulai
mengalihkan hatian dari aspek-aspek moralitas, matematika dan konse
puluhan jilid buku. Pada mulanya perhatian terhadap teori-teori Piaget
tidak terlalu banyak. Di satu pihak karena tulisan-tulisan aslinya yang
berbahasa Perancis sulit dimengerti setelah diter- jemahkan, di pihak
lain karena keterangan-keterangan yang di- berikan sering tidak ajeg dan
penggunaan metodologi penelitian dianggap kurang mantap. Baru pada
tahun 60-an, perhatian dunia terhadap teori teorinya dimulai lagi dan
dianggap sebagai teori perkembangan yang sangat penting dalam dunia
pengetahuan.Piaget meninggal pada tanggal 16 September 1980 ni Jenewa,
dengan meninggalkan puluhan buku selama 60 tahun pengabdiannya untuk
kemajuan pengetahuan. Team Piaget tokoh besar abadi dalam Psikologi
Perkembangan, khususnya perkembanga Dari teori-teori Piaget, dunia
pengetahuan telah diperkay dengan banyak istilah. Tidak khusus menjadi
milik tapi dipelajari pula dalam pengetahuan sosial maupun eksakta lain.
Konsep-konsep yang dikemukakan dianggap universal, tetapi dalam
kenyataannya masih diperlukan data lengkap dari hasil penelitian silang
budaya karena titik tolak teori dan konsep Piaget adalah penyelidikan
terhadap sekelompok anak di daerahnya sen Konsep dasar Teori J. Piaget.
Sebagai seorang yang memperoleh pendidikan dasar dalam bidang
pengetahuan eksakta, yakni biologi, Piaget banyak terpengaruh olehnya
dalam pendekatan dan uraiannya.
Piaget tertarik pada perubahan-perubahan
kualitatif dari perkembangan mental sejak lahir sampai dewasa. anak Ada
penahapan dalam perkembangan ini yang dicapai oleh pada waktu yang
tidak urutannya selalu tetaptidak bervariasi. Adanya perbedaan dalam
waktu seseorang anak tidak terlalu tertentu, menyebalikan Piath sebabnya
memperhatikan penahapan atas dasar umur. Ini larang ajeg. terkesan
kurang jelas,perubahan-perubahan kualitatif ini disebabkan oleh
faktor-faktor biologis, tetapi pengaruhnya tidak domi nan. Seorang bayi
yang baru dilahirkan mewarisi dorongan-do- rongan, seperti lapar yang
diikuti oleh kemampuannya atau giatannya untuk memperoleh makanan, an
untuk memhankan diri keseimbangan goyah, dan akan bebasan dan
penyesuaian diri terhadap lingkungan hidupnya. h refleks mengenyot yang
diperlihatkan oleh seorang bayi, yang kemudian sedikit demi sedikit
menghilang. Piaget mclihat adanya yang mengatur dari sudut biologi,
sehingga organisme sistem pencernaan, darah, pernapasan, dan lain-lain.
Hal seperti terjadi pada sistem kognisi, sistem yang mengatur di dalam
lingkungan. yang menetap terdapat sepanjang perkembangan Perkembangan
kognitif dengan demikian
mempunyai 4 as-1). Kematangan. Kematangan ini merupakan pengembangan dan susunan syaraf. Misalnya kemampuan melihat atau mendengar disebabkan oleh kematangan yang sudah dicapai oleh susunan syaraf yang bersangkutan.
2). Pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungannya, dengan dunianya ransmisi yaitu yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan sosial. misalnya pengasuhan pendidiian dari orang lain yang ada anak. mengatur dalam
4). Ekuilibrasi, yaitu adanya
mampuan keseimbang ia selalu mampu rtahankan mempe dan penyesuaian diri terhadap Piaget, mempunyai
2 faktor mengatur yang dikemukakan oleh I.
skema. Pada setiap tingkah laku yang diperlihatkan ad, pola teratur
yang melatarbelakangi tingkah laku tersebut. Perhatikan misalnya
gerakan-gerakan reflek mengenyot pada bayi ada gerakan otot pada pipi
bibir yang menarik, jadi ada pola-pola tertentu. Gerakan ini tidak
terpengaruh oleh apa yang masuk ke mulut, apakah ibu jari, puring susu
ibu nya, ataukah dot susu. gerakan yang diperoleh dari lahir inilah yang
dimaksud dengan skema. Ketika dilahirkan seorang bayi mempunyai
Skema-skema ini tergabung, tersusun menjadi skema yang lebih majemuk dan
lebih tinggi tingkatannya. Contoh Seorang anak akan mengepal tapak
tangannya bilamana pada tapak tangannya diletakkan sebuah benda. Pada
saat itu dengan matanya si melihat benda yang ada di tapak tangannya. Di
sini ada 2 skema, yakni skema untuk mengepal tapak tangan dan skema
untuk melihat. Kalau kedua skema ini belum terpadu, maka kedua pe
-buatan akan diperlihatkan secara terpisah. Artinya, gerakan mengepal
tangan karena ada benda dan gerakan melihat benda tersebut terjadi
secara terpisah. Tetapi bilamana kedua skema sudah terpadu, tergabung,
teratur, tentu melalui kematangan dan pengalaman, maka anak akan melihat
benda yang ada ditapak tangannya dan kemudian mengambil (mengepal tapak
tangan) benda yang dilihatnya itu.
IL Adaptasi.
Kognisi mempunyai fungsi adaptif, fungsi penyesuaian terhadap
lingkungan, yang bersangkutpaut dengan tujuan dan perjuangan hidup.
Karena bersangkut paut dengan perjuangan hidup ini, maka mudah
dimengerti bahwa dalam adaptasi dibutuhkan fungsi-fungsi kognitip agar
bisa berlangsung dengan sebaik-baiknya. Adaptasi dibagi dalam 2 proses
yang saling mengisi yakni:
a). ASIMILASI.
Istilah asimilasi dipergunakan dalam untuk ukkan proses yang bila tubuh mengambil makanan dari
terjaluan.
Dalam proses ini makanan dari luar masuk ke sel-sel tubuhI. skema. Pada
setiap tingkah laku yang diperlihatkan ad, pola teratur yang
melatarbelakangi tingkah laku tersebut. Perhatikan misalnya
gerakan-gerakan reflek mengenyot pada bayi ada gerakan otot pada pipi
bibir yang menarik, jadi ada pola-pola tertentu. Gerakan ini tidak
terpengaruh oleh apa yang masuk ke mulut, apakah ibu jari, puring susu
ibunya, ataukah dot susu. gerakan yang diperoleh dari lahir inilah yang
dimaksud dengan skema. Ketika dilahirkan seorang bayi mempunyai
Skema-skema ini tergabung, tersusun menjadi skema yang lebih majemuk dan
lebih tinggi tingkatannya. Contoh Seorang anak akan mengepal tapak
tangannya bilamana pada tapak tangannya diletakkan sebuah benda. Pada
saat itu dengan matanya si melihat benda yang ada di tapak tangannya. Di
sini ada 2 skema, yakni skema untuk mengepal tapak tangan dan skema
untuk melihat. Kalau kedua skema ini belum terpadu, maka kedua perbuatan
akan diperlihatkan secara terpisah. Artinya, gerakan mengepal tangan
karena ada benda dan gerakan melihat benda tersebut terjadi secara
terpisah. Tetapi bilamana kedua skema sudah terpadu, tergabung, teratur,
tentu melalui kematangan dan pengalaman, maka anak akan melihat benda
yang ada di tapak tangannya dan kemudian mengambil (mengepal tapak
tangan) benda yang dilihatnya itu.
II Adaptasi. Kognisi
mempunyai fungsi adaptif, fungsi penyesuaian terhadap lingkungan, yang
bersangkut paut dengan tujuan dan perjuangan hidup. Karena bersangkut
paut dengan perjuangan hidup ini, maka mudah dimengerti bahwa dalam
adaptasi dibutuhkan fungsi-fungsi kognitip agar bisa berlangsung dengan
sebaik-baiknya. Adaptasi dibagi dalam 2 proses yang saling mengisi
yakni:
a). ASIMILASI.
Istilah asimilasi dipergunakan dalam untuk ukkan proses yang bila tubuh mengambil makanan dari
terjaluan.
Dalam proses ini makanan dari luar masuk ke sel-sel tubuhnya. Struktur
kognitif yang sudah ada dalam diri seseorang mengalami perubahan supaya
sesuai dengan rangsang-rangsang dari obyeknya kan Pada contoh segitiga
di ketika kepada anak diperlihat segitiga siku-siku, mengubah struktur
kognitif yang sudah ada padanya, sehingga ia melihat segitiga itu
sebagai segitiga silasiku, sesuai dengan keadaan sebenarnya, karena ia
mengetahui kedua bentuk segitiga tersebut Contoh lain lagi diberikan
oleh Lerner dalam menerangkan akomodasi ini sebagai berikut Pada suatu
sofa yang tidak terlalu besar duduk dua orang dengan santainya.
Tiba-tiba datang orang ketiga yang ingin duduk di tengah kedua orang
itu. Kedua orang menggeserkan tubuh, memberi tempat dan orang ketiga
kemudian duduk. Apa yang terjadi di sini ialah bahwa orang yang sudah
duduk, harus mengubah (menggeser) cara duduknya (tidak lagi santai),
agar orang ketiga yang baru datang itu dapat duduk di sofa itu. Kedua
orang itu harus mengakomodasikan diri terhadap obyek dari luar.
Asimilasi dan alkomodasi terjadi secara bersama-sama dan saling mengisi,
setiap kali anak menyesuaikan diri dengan linglaungan. Mana yang lebih
berfungsi apakah faktor atau akomodasi bergantung pada keadaan. Pada
suatu keadaan asimilasi lebih dari akomodasi, pada keadaan lain terjadi
sebaliknya. Kegiatan mengasimilasikan dan mengakomodasikan juga
berbeda-beda pada tingkatan-tingkatan perkembangan.
Semakin berkembang
ke arah kematangan, semakin lebih banyak akomodasi terPiaget
mengemukakan pula bahwa setiap organisme yang mau mengadakan penyesuaian
(adaptasi) dengan lingkungannya, harus mencapai keseimbangan
(elkuilibrium) yaitu antara terhatas organisme terhadap lingkungan dan
antara lingkungan ap organisme. Agar terjadi ekuilibrasi antara dirinya
dengan lingkungan, maka peristiwa-peristiwa asimilasi dan akomodasi
harus terjadi secara terpadu, bersama-sama dan komplementer. Ekuilibrasi
terjadi dalam perkembangan dan mempunyai dasar biologis untuk
penyesuaian diri serta menjadi dasar bagi perangan kognitif. Dalam
keadaan sebenarnya ekuilibrasi ini naktis tidak pernah tercapai dan
perkembangan kognitif juga tidak akan berhenti yang satu Peristiwa
asimilasi akan terus berlangsung, dari mila si fungsional. disebut oleh
Piaget ini. kepada yang lain, gnitif bekerja seperti sistim biologis
yang lain. Bilamana suatu struktur kognitif telah terbentuk dengan dasar asimilasi hal ini akan teruskan dengan asimilasi lain yang berfungsi dengan dingan
sendirinya. Pada anak terjadi peristiwa-peristiwa mengasi milasikan,
mengakomodasikan, mencapai keseimbangan untuk sementara waktu, karena
terjadi asimilasi yang fungsional. Demikian perkembangan kognitif
berlangsung terus untuk mencapai tingkatan-tingkatan yang lebih tinggi
Menurut Piaget perkembangan kognitif dengan konsep ini terjadi pada
semua penahapan perkembangan kognitif. Berdakan keterangan ini dapat
dilihat adanya hukum-hukum yang berlaku dalam umum secara perlembangan
yang dapat dalam perkembangan kognitif pada semua tahap perkembangan. Di
atas telah diterangkan hukum-hukum yang berlaku umum dalam perkembangan
kognitif. Di samping ini Piaget mengemunya penahapan dalam
perkembangan, tetapi hanya umur-umur. tidak diberikan secara tegas pada
tahap-tahapnya. Para ahli karena itu banyak mengutip dri penahapan umur
yang diberikan oleh Ginsburg dan Opper (1969).
Tahap-tahap perkembangan
oleh J. Piaget dibagi dalam masa perkembangan sebagai berikut Tahap I:
Masa motor (0- 2.0 tahun). Masa ketika di mana bayi mempergunakan sistem
draan dan aktivitas-aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya
mengenal Meskpun ketika dilahirkan se orang bayi masih tergantung dan
tidak berdaya, tetapi sebagian ngat sudah langsung bisa berfungsi. Con
alat-alat indranya yang jelas dapat dilihat pada "kemampuan"
bayi untuk menggerakkan otot-otot di sekitar mulut, gerakan mengenyot
bilamana mulut tersentuh pada sesuatu, misalnya puting susu ibunya.Jaga
mempergunakan indra penglihatan, meskipun berkembang dengan tetadah bisa
berfungsi di lain juga sudah bisa perlihatkan seperti terhadap suara,
sentuhan-sentuhan yang merasa sakit dan bau-bauan. Bayi bukan saja
secara pasif menerima rangsang-rangsang terhadap alat-alat indranya,
melain jawaban terhadap rangsang yakni refleks-refleks. Jelas bahwa
refleks yang diperlihatkan bayi bukan tu kemampuan yang timbul dari
hasil belajar dalam hubungan lingkungan atau rangsang yang timbul dari
lingkungan, melainkan sesuatu kemampuan yang sudah ada ketika bayi Lebih
lanjut, sebagaimana dikemukakan oleh l P. Pavlov yang menjadi pendahulu
Refleksologi, satu refleks bisa berpindah dan dikembangkan dengan
refleks-refleks lain melalui kondisi-kondisi yang dibuat dari luar
(lingkungan bangan) sebagai inti dasar rangkaian gerak atau perbuatan
yang sederhana, terutama jelas pada gerak motorik.
Gerak Refleks ini
masih terlihat pada orang dewasa Refleks-refleks pada bayi pada umumnya
mempunyai tujuan untuk memungkinkan ia bisa melangsungkan hidupnya.
Gerak mulut untuk memperoleh makan, bersin untuk mengeluar benda-benda
yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dan lain- Dengan berfungsinya alat-alat
indra serta kemampuan melakukan gerak-gerik motorik dalam bentuk
refleks-refleks si bayi berada dalam keadaan siap untuk mengadakan
hubungan dengan dunianya. Masa sensori motor ini terbagi menjadi 6
sub-masa, yakni b-masa 1 Modifikasi dari refleks-refleks (nol sampai
satu Ketika dilahirkan seorang bayi sudah langsung bisa perlihatkan
refleks mengenyot bilamana pada daerah mulutnya tersentuh atau menyentuh
sesuatu.
Pada mulanya refleks ini perlihatkan terhadap benda apa saja
yang diletakkan pada daerah dari dan bendanya
yang menyentuh mulut, Terhadap dot-susu atau puting-susu bayi akan
mengenyot lebih cepat bilamana bayi dalam Tetapi bilamana meberikan dot
susu tanpa susu maka lama-lama bayi mengendorkan gerakan refleks
mengenyo dan kemudian menyingkirkan atau menghentikannya dengan tujuan
menolak benda Dari gambaran bahwa bayi lama-lama bisa mempergunakan
refleks-refleksnya secara efisien dan sesuai dengan hasilnya Di samping
refleks juga refleks untuk mengarahkan kepala pada sumber rangsang
secara lebih tepat dan terarah mulai diperlihatkan.
Bayi sadar misalnya,
kalau pipi sebelah kanan tersentuh, ia harus menggerakkan kepala ke
arah kanan, agar arah mulut sesuai dengan benda atau puting-susu untuk
memperoleh susu. Gerak ini berkembang dari beberapa faktor, yakni
kematangan dari sistem neuromuskuler, kebiasaan-kebiasaan yang
seakan-akan dipelajari oleh bayi, (jelas melalui kondisioing), misalnya
kebiasaan ibu setiap kali kalau mau memberikan air susu, ibu mengangkat
bayi dan meletakkannya di sebelah bayi menggerakkan kepala ke arah
posisi ini untuk sampai pada puting hal ini terjadi beberapa kali,
terjadi susu ulangan, maka gerak kepala mulai bisa terarah sub
masa 2: Reaksi pengulangan pertama (1-4 bulan) Pada masa ini, kalau bayi
menggerak-gerakkan tubuhnya dan secara sengaja memperoleh kenikmatan
atau sesuatu yang menarik, ia akan berusaha mengulangi gerakannya.
Contohnya ialah gerakan mengenyot ibu jari, tempat hal itu pada mulanya
terjadi tanpa sengaja.
Ketika dengan gerak geriknya, ibu-jarinya
masuk ke mulutnya, memperlihatkan gerak ngenyor, dan kalau karena gerak
motorik yang belum terarahini ibu-jari lepas dari mulutnya, maka bayi
ingin mengulang gerak ini, Pengertian pertama di sini ialah menunjukkan
bahwa Menarik perhatiannya terdapat pada tubuhnya sendiri. Gerak
mengenyot ibu ini, kebanyakan dalam reaksiu-jari pengulangan pertama ini
menyertai dua hal yakni t
1. gerakan motorik dari tangannya dan2. Penggunaan mata untuk melihatibu ari, Dengan demikian bayi mulai mengkoordinasikan gerak tangan dan fungsi penglihatan.
sub-masa
3 Reaksi pengulangan kedua 10 bulan).
Sebagai kelanjutan reaksi
pengulangan pertama reaksi pengulangan kedua terjadi pada waktu bayi
menemukan hal-hal atau obyek-obyek di luar dirinya yang menarik
perhatiannya dan ia ingin engulangnya. Contoh-contoh diberikan dari
observasi yang dilakukan oleh Piaget sendiri terhadap anak-anaknya.
Lucienne, anaknya perempuan ketika berbaring di keretanya ia berada di
-gerakkan kakinya dan menyebabkan boneka yang atasnya sebut, kemudian
memandang boneka termenggoyang-goyangkan kakinya lagi, melihat boneka
bergoyang-goyang dengan senangnya; ini dilakukannya berkali-kali.
Kejadian yang sama juga diamati pada anaknya laki- laki, Laurent, yang
secara tidak sengaja kakinya menendang tem-pat bayi, sehingga
menyebabkan mainan yang ada di atasnya mainan dan menarik perhatiann
kesenangan melihat menimbulkan kegembiraan yang ditampilkan dengan
gerak-gerik tubuh, termasuk kakinya yang menyentuh tempat sebenarnya
bukan saja dan seterusnya.
Menurut gerak-gerik tubuh karena binaan yang
dirasakan Laurent hingga kemudian kakinya menyentuh tempat bayi,
melainkan ada semacam tujuan. Ini terlihat karena setelah melakukannya
pertama kali dan bayi melihat itu, kemudian memperlihatkan reaksi
gembira, termyata tidak seluruh tubuh bergerak, melainkan hanya
kali-kalinya saja. Yakni yang menyebablan mainan berayun-ayun. Kecuali
itu gerak-gerik yang masih tidak teratur atau terarah, halus dan
terarah. Bayi mulai mengetahui adanya hubungan antara perbuatannya dan
hal-hal yang menarik perhatiannya diluar dirinya, meskipun belum bisa
dikatakan bahwa perbuatan benar-benar mempunyai tujuan yang jelas.
Koordinasi reaksi reaksi sekunder.
Gerak-gerik yang dilakukan anak (1012
bulan) sudah terdiforensiasi. Anak mulai bisa mengkoordinasikan dua
skema yang terpisah untuk memperoleh sesuatu. Contoh mengemai ini dapat
dilihat dari contoh yang diberikan oleh Piaget diri. Pada suatu hari
Laurent ingin meraih mainan mobil-mobilan yang kecil (match-box). Pinget
menghalangidengan meletakkan tangan di depannya. Mula-mula Laurent
mencoba menghindar menyingkir- dari tangan itu melewati tangan itu tanpa
berusaha menyingkir Beberapa hari kemudian, Laurent berhasil kan ngan
yang menghalanginya dan mencapai apa yang dikehendaki yakni mainan
mobil-mobilan itu.
Laurent telah berhasil menghubungkan antara dua skema
yakni skema untuk menyingkirkan dan skema untuk meraih, agar tercapai
tujuannya. Ginsburg Opper (1969), menunjukkan bahwa apa yang dicapai
oleh Laurent adalah rangkaian perkembangan lebih lanjut yakni penggunaan
ruang dan waktu. Pada waktu Laurent harus memindahkan tangan agar bisa
mencapai mainan mobil-mobilan, ia tahu bahwa ada beberapa obyek yang
satu menutupi yang lain, jadi terdapatlah pengertian ruang, dan bahwa
beberapa hal tersusun sedemikian rupa yang satu mendahului yang lain,
sehingga ada perbedaan waktuSub-masa 5: Reaksi pengulangan yang
ketiga (12 18 bulan. Kalau pada sub 3 bayi memperlihatkan satu perbuatan
untuk mencapai tujuan, dan pada dua perbuatan yang terpisah bisa
dilakukan untuk mencapai satu hasil, maka pada sub- masa 5 ini beberapa
perbuatan dapat dilakukan dengan hasil yang berbeda-beda. Hal yang baru
terlihat pada sub-masa ini ialah ada nya kemajuan pada si anak untuk
mencari dan mencapai sesuatu yang baru, oleh dia sendiri. la bukan lagi
mencoba-coba tanpa sengaja, melainkan ia mula bisa mengubah
gerak-geriknya untuk mencapai sesuatu hasil. Gerak coba-coba
dilakukannya sudah dengan suatu tujuan yang lebih jelas, meskipun
hasilnya berbeda dengan apa yang menjadi tujuannya. Misalnya seorang
anak yang menjatuhkan mainan-mainan yang ada di atas meja. Mula-mula
kaligus diraihnya dan semua jatuh. Pada a ini, anak mulaimemilih
mainan-mainan apa yang dijatuhkan (untuk diambil) mengubah-ubah
tingginya dari antai. Menjatuh-jatuhkan benda lantai dianggap sebagai
cara anak untuk mengetahui bagaimana obyek-obyek "bertingkahlaku". Di
samping dilan pada anak juga timbul keinginan untuk mengetahui mana
orang lain atau orang tua akan bercalsi bertingkah laku kalau ia
menjatuh-jatuhkan benda ke lantai.
submasa 6: Permulaan berpikir
(18-24 bulan). Pada sub-masa ini anak mulai bisa "berpilir dari dalam
(internal), tidak hanya terhadap sesuatu yang secara fisik nyata. Contoh
yang banyak dipergunakan untuk menggambarkan perkembangan pada sub-masa
ini ialah pengamatan yang dilakukan Piager terhadap Lucienne dengan
mainan mobil-mobilannya (match- box).Pinget memasang rantai pada mobil-mobilan itu. Lacitone segera ingin membukanya. Ia mencoba beberapa kali tetapi tidak berhasil melepaskannya. Lucienne kemudian menghentikan usahanya dan melihat ser- taunemperhatikan pengikat yang mengikat mobil-mobilan imu dengan perhatian yang besar. Beberapa kali ia membuka dan menututup mulutnya, semakin lama semakin lebar. Setelah itu, ia bisa rantai dan mengambil mainan.
Gerak-geriknya pada
simbolisasikan untuk bisa mencapai apa yang diinginkan. Pinger percaya
bahwa Lucienne bisa memecahkan soal ini dengan mempergunakan skema-skema
yang sudah dimiliki secara mental, dan tidak hanya dengan gerak-gerik
yang terlihat, Contoh lain dapat dilihat pada anak-anak yang meniru
gerak atau teriakan anak-anak lain. mengamati bagaimana seorang anak
lain ditolong untuk keluar dari tempatnya, setelah ia misalnya
berteriak-teriak dan menyepak-nyepak benda yang menghalangi dan anak
tersebut belum pernah saat laun, satu dua hari setelah ia melihat
kejadian itu, ia bisa memperrunjukkan gerak-gerik yang porauh sedikit
dari dalam ingatannya.
Melalui gerak-gerik dan seria melihat kejadian
itu. si anak memanamkan dasar untuk menirunya pada waktu yang lain
Menurar Piaget pada masa sensori motor ini berkembanglah khusus yakni
kemampuan dalam mempersepsikan ke obyek (object permanence) obyek-obyek
akan obyek diartikan bahwa ada meskipun tidak berada dalam lapangan Pada
anak kemampuan berkembang ini secara bertahap, yakni Sub masa pertama
obyek-obyek yang dilihatnya adalah yang ada dalam lapangan
penglihatannya. obyek-obyek yang berada di luar lapangan penglihatan
tidak dipedulikannya. bila masuk dilihat oleh bayi, dilihat pula wajah
ibunya meninggalkan lapangan penglihatannya, tidak ada keinginan untuk
mencari. Untuk Sub masa kedua ditandai oleh harapan yang pasif. beberapa
saat bayi akan menoleh atau memandang ke arah obyek yang menghilang.
Seakan-akan bayi masih menanti obyek itu akan kembali, tetapi tidak
aktif. Misalnya bayi menggo yang goyangkan mainan dan jatuh ke lantai.
Bayi akan meneruskan menggoyang-goyangkan tangan dan tidak melihat ke
arah mainan yang ada di lantai kembangan yang baru.
Sub-masa
ketiga memBayi mulai terlatih pada obyek-obyek di luar dirinya. Kalau
luar lapangan penglihatannya, ia akan melihat ke tempat mainan itu
jatuh. Hanya saja, hal ini masih terbatas pada obyek yang oleh dia
sendiri disebabkan berpindah tempat. obyck obyek sebagian tersembunyi
atau tertutup. Ini permulaan kemampuan dalam mempersiapkan ketetapan
dalam obyek. Kalau obyeknya sama sekali tidak ada, bayi tidak akan
mencarinya, obyek tersebut disingkirkan atau dipindahkan ke tempat lain
oleh orang lain.sub masa bayi sudah bisa menemukan obyek yang
seluruhnya tidak berada dalam lapangan penglihatannya, jadi yang
tersembunyi. Bayi akan menyingkirkan selimut yang menutupi mainan dan
mengambilnya. Bayi akan menyingkirkan benda-benda yang menghalangi atau
menutupi yang dibuat oleh obyek dinginkan. Tetamasih sederhana. Kalau
obyeknya dipindahkan ke tempat bayi masih mencarinya semula, dan belum bisa merangkaikan pemindahan-pemindahan tempat.
Sub-masa kelima k-anak sudah bisa melihat rangkaian obyek
byek yang dipindahkan selama obyek-obyek itu masih Pada sub-masa keenam
barulah anak bisa menemukan obyek-obyek yang tidak ada dalam lapangan
persepsinya, tertutup tersembunyi di suatu tenipat, artinya anak mampu
memnya, bayi ketetapan dalara obyek. Pada permulaan kebidupan belum bisa
menaisahkan antara dirinya dan obyek-obyek di luar dirinya, sebaliknya
pada akhir masa sensori motor obyek-obyek dipersepsikannya sebagai
terpisah dan tetap Sejalan dengan perkembangan kemampun dalam memper-
sepsikan ketetapan obyek-obyek, anak pengertian-pengertian mengenai
dirinya sendiri sebagai mahlak yang bebas. Keterangan mengenai
perkembangan pada masa sensori motor ini dapat diringkas sbb.
Tahap I: Masa sensori motor (0-24 bulan)
Umur Kekburusan Modifikasi dari 0
bulan Refleks menjadi lebih efisien dan terarah. gerik yang menarik
tubuhnya. 3 Reaksi pengulang- 4 10 bulan Pengulangan keadaan atau obyek yang meKoordinasi reaksi- 10 12 bulan Menggabungkan beberapa skema untuk reaksi sekunder.memperoleh sesuatus. Realoi pengulang- 12 18 bulan Ber-macam macaman ketigamemperoleh hal-hal s Permmal,un berni. yang baru. sebelum 18 24 bulan Berpikir dahulu bertindak.
Tahap II: Masa pra-operasional (2,0 7.0 th.)
Perkembangan yang jelas terlihat
pada ini berbeda dengan masa sebelumnya ialah kemampuan mempergunakan
simbol. Fungsi simbolik, yakni kemampuan untuk mewakilkan sesuatu yang
tidak ada, tidak terlihat dengan sesuatu yang lain kili sesuatu yang
tidak ada. mewah atau sebaliknya sesuatu hal pisau Fungsi simbolik
ini bisa nyata atau abstrak. Misalnya yang terbuat dari plastik adalah
sesuatu yang nyata, mewakili pisau yang sesungguhnya. Kata pisau
sendiri bisa mewakili sesuatu yang abstrak seperti misalnya bentuknya
atau tajam nya. Demikian pula tulisan pisa u akan memberikan tanggaan
Dengan berkembangnya kemampuan mensimboli anak memperluas ruang lingkup
aktivitasnya yang menyangkut hal-hal yang sudah lewat, atau hal-hal yang
akan datang, di samping tentu saja hal-hal yang sekarang. Sebagaimana
diketahui, pada akhir masa sensori-motor, anak sudah mulai mempergunakan
fungsi simbolik, antara lain terlindungi dengan kemampuannya untuk
melakukan hal-hal yang sudah lewat, sebagai hasil mengamati sesuatu
misalnya gerak-gerik motorik. Pada anak sudah mulai ada
kegiatan-kegiatan mental berupa rangkaian simbol-simbol, jadi untuk
mewakili sesuatu yangtidak ada, meskipun masih sangat sederhana.
Pada
masa pra-operasional ini, anak bisa menemukan obyek-obyek yang tertutup
atau tersembunyi. Untuk bisa melakukan ini, anak harus bisa melakukan
simbolisasi terhadap obyek yang tidak ada atau tidak diketahuinya ketika
terjadi pemindahan obyek. Anak juga sudah bisa melakukan sesuatu
sebagai hasil meniru atau mengamati sesuatu model tingkah laku. Ia
memperlihatkan suatu tingkah laku sebagaimana tingkah laku yang sama
diperlihatkan oleh anak atau orang lain pada waktu yang sudah lewat Agar
bisa melakukan ini anak harus membentuk tanggapan internal terhadap
sesuatu tingkah laku yang dilihatnya. Sebab anak tidak langsung meniru
model tingkah laku, melainkan ia mengamati, menyimpan dan pada saat lain
memperlihatkan sesuatu Perkembangan kemampuan mensimbolisasikan sesuatu
ini terlihat pula pada permainan yang dilakukan anak-anak, misalnya
kursi yang "dijadikan" kereta api, yang dianggap pistol, macam-macam dan
lagi. Selain itu, penggunaan kata-kata merupakan rangkaian
simbol-simbol yang untuk mengungkapkan sesuatu baik mengenai sesuatu
yang tidak terlihat dan tidak dapat langsung diamati, maupun mengenai
sesuatu yang benar-benar abstrak, seperti kata kemarin, nanti atau
besok. Pada masa ini pula anak mulai mengerti lompokkan sesuatu,
mula-mula dengan satu dimensi, misalnya mengelompokkan benda-benda atas
dasar warnanya atau ukuran- nya dan bentuknya saja. Semakin lama semakin
mampu memperkembangkan kemampuan mengelompokkan ini atas dasar dua,
tiga dimensi dan seterusnya. Pada akhir masa pra-operasional
dasar-dasar benda dasar sifat-sifat khusus dan benda-benda tersebut
sudah mulai bisa dilakukan, tetapi barudengan satu dimensi saja. Piaget
mengatakan anak-anak pada masa operasional belum bisa memusatkan
perhatian pada dua dimensi yang berbeda secara serempak. Hal ini
diistilahkannya e m u s at (centration) yang mempunyai tiga aspek yakni
a). Menyusun
benda-benda
dalam urutan-urutan sesuai dengan ukuran. Pada masa pra-operasional,
anak baru bisa kailkan dua benda yang ada hubungannya dengan ukuran,
misalnya tongkat a lebih pendek dari pada tongkat t, ataulebih dari
tongkat c, pi tidak bisa merangkaikan benda-benda menjadi suatu susunan
misalnya sejumlah tongkat, yang paling pendek sampai yang paling
panjang. Hal ini karena pada anak baru bisa memusakan satu hubungan pada
satu saat dan belum bisa melihatb). Pengelompokan. berdasarkan
percobaan Pengelompokan ini dapat dicontohkan yang dilakukan oleh
Piaget. Kepada anak-anak diperlihat- kan 20 kuncup kembang semuanya
terbuat dari kertas. 18 ber- warna coklat dan 2 berwarna putih. yang
lebih banyak kepada anak-anak ditanyakan"Mana kuncup kembang Kuncup
kembang yang berwarna coklat atau yang terbuat dari kertas? Jawaban
sungguh menarik. Anak-anak pada masa pra-operasional akan menjawab lebih
banyak kuncup kembang yang berwarna coklat. Mereka tertarik pada jumlah
yang banyak berupa kuncup kembang berwarna coklat dibandingkan dengan
kuncup kembang berwarna putih yang kurang jumlahnya, sehingga tidak
melihat bahwa warna coklat dan warna putih ada bagian keseluruhan atau
pengelompokan yang lebih besar yakni kuncup kembang dari kertas
c). Konservasi.
Pada
masa pra-operasional, kemampuan untuk mengkon servasikan angka-angka
belum bisa dilakukan. Contoh percobaan sebagai berikut: Kepada seorang
anak umur tiga atau empat tahun diperlihatkan dua deretan biji dam. Satu
deret terdiri atas enam biji dam yang berwarna putih. Deret lain
disusun sejajar, terdiri atas enam biji dam berwarna hitam. Kedua
deretan biji dam sama panjangnya. Gb, 5Kepada anak diterangkan apakah
kedua deretan itu samaputih lebih panjang, atau deretan panjang, apakah
deretan yang hitam yang lebih panjang. Anak menjawab bahwa kedua
deretan sama panjangnya.
Kemudian di hadapan anak, biji-biji damrang berwarna hitam diubah jarak deretannya menjadi lebih paniang dari semula, dan dengan sendirinya deretan juga menjadi lebih panjang. Kepada anak ditanyakan ulang apakah biji dam hitam sama banyaknya atau lebih banyak dari pada biji damputih, maka anak menjawab biji dam hitam lebih banyak, karena lebih panjang. Anak mungkin akan menjawab biji dam putih lebih banyak, karena lebih padat. Keduanya jelas salah. Piaget sendiri melakukan percobaan dengan memperlihata tingginya. Kepada anak ditanyakan apakah kedua gelas berisi jumlah cairan yang sama dan anak itupun mudah menjawabnya. Berikutnya kepada anak diminta untuk menuang sendiri salah satu isi dari kedua gelas Kepada anak ditanyakan ulang, mana yang lebih banyak isisemula atau yang baru. nya gelas yang Anak menjawab bahwa cairan pada gelas semula lebih basyak, karena permukaan cairan pada gelas lebih tinggi. Di sini terlihat kemampuan anak yang terpusat hanya pada satu dimensi persepsi saja, yakni tinggi Pada umumnya berdasarkan hasil-hasil penelitian yang sdah kemampuan mengkonservasikan angka dan baru bisa dilakukan oleh anak-anak yang berumur 7 th.
// kode iklan
jangan lupa iklannya diklik ya, to "PSIKOLOGI TEORI KOGNITIF "
Post a Comment