// kode iklan
*/
tokoh tokoh yang mengemukakan
teori perkembangan anak yang sam-pai saat ini masih banyak mempengaruhi
pengetahuan-pengetahuan lain dalam membahas kehidupan anak dengan segala
aspekaspeknya. Tentu para tokoh di atas hanya sebagian di antara banyak
lagi yang mengemukakan teori-teorinya hanya saja tidak muncul sebagai
titik pusat pembicaraan atau pembahasan berbagai masalah yang
berhubungan dengan perkembangan anak, atau yang teori-teorinya dianggap
sudah diperbaiki atau diperkembangkan oleh tokoh lain. Sejak dulu sudah
dikenal tokoh-tokoh yang membicarakan perkembangan anak a.l.: K. Koffka
(1924), W. St sell (1946). Selain kelompok yang mengemukakan teori
perkembangan anak secara umum atau menyeluruh dan tentunya mengenai
perkembangan dari seluruh kepribadian, ada pula kelompok-kelompok yang
membicarakan dan mengemukakan teori-teori yang hanya mengenai salah satu
aspek perkembangan anak, misalnya mengenai perkembangan moral,
perkembangan bahasa, perkebangan sosial dan lain-lain.
Di bawah ini akan
dibicarakan sebagian dari para tokoh yang mengemukakan satu atau
beberapa aspek perkembangan anak. JOHN BowLBY (1907 Keterikatan dan
kecemasan. (terpisah) John Bowlly dilahirkan pada tahun 1907 di London.
Pendidikan formalnya adalah dokter dan psikonalist dan sejak tahun mulai
bekerja dalam bidang Bimbingan Anak. Perhati yang besar terhadap
anak-anak yang terlantar, anak-anak dibesarkan di institusi-institusi,
anak-anak yang karena sesuatu sebab terpisah dari asuhan orang tua,
menyebabkan Boiwby minta sebagai Konsultan mengenai kesejahteraan mental
pada W.H.O. tahun 1950.poran yang dibuat menjadi literatur yang
terkenal dalam bentuk buku yang berjudul Maternal Care and Maternal
Health. Buku ini menjadi dasar bagi buku lain yang berisikan yelidikan
mengenai pengalaman-pengalam kehidupannya yang terpisah dari ibunya dan
yang sebab timbulnya masalah-masalah kesulitan di dan kesejahteraan
mental pada kehidupannya lebih lanjut, Child Care and the Grourb of
Love.
Selama berahun Bowlby bekerja Tavistock Clinic, The Tavistock
Human Relations, baik sebagai tenaga peneliti pada k Child Development
Research Unit maupun sebagai epartment of Children and Parents sampai
tahun 1968, kerika kemudian Bowlby meneruskan tugasnya sebagai tenaga
peneliti maupun sebagai pengajar Tavisrock Clinic terkenal dengan
pendekatan dan orientasi keterikatan tingkah laku pada anak dan ke-
cemasan kecemasan pihak orang tuanya Bowlby memakai landas- yang
dilakukannya dengan tehnik banyak melakukan penyelidikan terhadap he-
memperkuat tesisnya. Penyelidikan yang dilakukan terhadap hewan,
terhadap tingkah laku hewan dalam hubungan nya dengan perkembangan
secara evolusi disebut sel menggunakan etologi Bowlby juga meneI o g i.
Di samping T Alexander, P. Roodin, & B. Gormam merumuskan etologi
tingkah laku hewan di alam benaluri-naluri dan kekhususan-kekhusus-
tingkah laku sesuai dengan jenisnya". Yang dimaksud dengan
kekhususan-kekhususan tingkah laku sesuai dengan jenisnyatingkah laku
umum yang diperlihatkan oleh semua atau hampir semua anggota yang
termasuk jenisnya dan dalam situasi yang sama.
Dilihat dari sudut ini
memang sulit menarik garisbatas yang tegas antara etolog dengan ahli
biologi maupun psi Dasar tologi ini dipergunakan untuk menerangkan
tingkah secara umum, misalnya selaku pada bayi yang bisa tersenyum, umur
semua bayi pada umur dua atau tiga bulan jadi pada satu tahun mulai
bisa mengucapkan beberapa kata, belajar kan dengan kah laku sesuatu.
Kecuali itu, yang diperoleh dari hasil memp ajari naluri, pe dengan
sendirinya etologi tidak lepas dari pengertian lahir dan pengertian
mengenai tingkah laku yang diperoleh dari nalurisama pada semua jenis.
Penyelidikan dan teori-teori yang telah menarik perhatian sejak puluhan
tahun yang lalu, k mengenai naluri William banya menjadi kurang banyak
dibicarakan dengan munculnya teori dan aliran Behaviorisme, Lorenz dan
Meskipun demikian para tokoh seperti Konrad membu- Nico hadiah Nobel
telah kembali lapangan-lapangan penyelidikan mengenai tingkah
berhubungan delalau hewan, baik yang naluriah maupun yang dipakai untuk
penyelidikan-penyelidikannya Dasar etologi sangat penting untuk
menerangkan tingkalaku yang berasal dari faktor biologi dan yang
mempunyai fungsi penyesuaian diri terhadap lingkungan alamnya, agar bisa
mepara kehidupannya. Ada tiga sifat dari naluri menurut ahli etologi
l).
Naluri mempunyai sifat mereda oleh rangsang dari luar.
Bilamana ayam
berada dalam bahaya, induk ayam akansegera membantu dan menyelamatkan.
Ternyata induk ayam ini meman reaksi menolong setelah mendengar adan
semacam ya anak ayam. Bruckner (yang yang menyedihkan dari 1951)
membuktikan dengan dikutip oleh N. Tinbergen, ayam dipisahkan oleh sbb.
Kalau induk suatu pemisah dari anak-anak ayamkan setiap sistem tingkah
laku sudah siap untuk memperoleh berbagai macam rangsangan. antara
sistem-sistem tingkah laku ini ada beberapa yang menjadi landasan
terbentuknya tingkah laku keterikatan seperti mennyusu, menangis, dan
mendekap. Be- berapa minggu kemudian diikuti dengan senyum dan ocehan
bulan kemudian dengan merangkak dan berjalan. Pada masa pertama ini bayi
memperlihatkan bermacam-macam kepada pribadi-pribadi secara tidak
menentu, belum bisa membedakan pribadi-pribadi tertentu.jawaban sama
saja diberikan kepada semua orang. Menurut beberapa penyelidik yakni
Fantz, RL. (1961) dan Freedman D.G. (1974) bayi senang mendengarkan suara
dan melihat wajah. Bahkan bayi yang baru beberapa menit dilahirkan
ternyata lebih menyukai melihat wajah seseorang dari pada melihat gambar
wajah yang tidak jelas. Bayi akan menggerakkan kepalanya mengikuti
gerak wajah seseorang, daripada mengikuti gerakan dari gambar wajah yang
tidak jelas. Bagi Baulby, hal ini merupakan landasan bagi hal-hal yang
genetik ke arah perkembangan terjadinya keterikatan dalam tingkah laku
yakni dasar timbulnya senyuman. sampai tiga minggu sejak lelahirannya,
senyuman-senyum- yang diperlihatkan bayi belum mempunyai arti sosial,
jadi senyumannya belum atau tidak ditujukan kepada seseorang minggu,
mulai memperlihatkan senyuman terhadap suara-suara seseorang, sebagai
tanda mulainya bisa memperlihatkan senyuman yang mempunyai arti sosial
(Freedman, D.G, 1974). Senyuman ini semakin jelas setelah berumur lima
mil wajah seseorang yang dilihatnya dan menunjukkan sorotan mata yang
riang. Senyuman demikian pada bayi akan selalu menimbulkan reaksi khas
pada orang dewasa, leni adanya perasaan kasih-sayang yang diperlihatkan
dengan senyuman untuk menjawab senyuman pada bayi tersebut.
Hal
hubungan-hubungan khusus antara bayi dengan orang tua atau orang dewasa. Tetapi sampai menjelang umur tiga bulan, bayi masih belum bisa
mendiskrimina-sikan jawaban-jawaban atau senyuman terhadap
pribadi-pribadi tertentu. Senyuman yang diperlihatkan bayi, diberikan
kepada saja dan tidak atau belum ada pilihan Reaksi reaksi yang
diperlihatkan orang tua atau orang dewasa terhadap mempunyai fungsi itu
menumbuhkan rasa kasih sayang dan keinginan akan selalu berdekatan. Di
samping senyuman, ocehan diperdengarkan sebagai tanggapan kepada
suara-suara dari orang-orang, terutama kalau wajah seseorang juga ikut
terlihat oleh bayi. Sama halnya pada seyuman, pada mulanya mengoceh juga
belum ada arti sosialnya, dalam ocehan diperlihatkannya beberapa sifat
saja. Bowlby mengemukakan "Mengoceh, sama halnya dengan tersenyum,
mempunyai fungsi yang secara sosial meredakan dan pertahankan hubungan
yang dekat dengan tokoh ibu yang dari pihak bayi, dengan meningkatkan
interaksi sosial antara mereka". Menangis adalah kegiatan lain dari
pihak bayi agar didekati oleh pengasuhnya, karena ingin dibantu. Seorang
bayi menangis karena lapar, sakit, hawa udara yang terlalu panas atau
terlalu dingin dan perasaan tidak enak karena gerak-geriknya terhalang,
dan lain-lain pengalaman yang tidak menyenangkan. Meskipun belum bisa
membedakan siapa yang datang menolongnya, bayi didekati atau ditolong
oleh sisaja. Bahkan bayi akan menahan orang yang telah menolonggar ia
tidak segera meninggalkan dirinya. Reaksi menahan ini pada bayi
diperlihatkan melalui dua macam refleks, yakni tersentuh Refleks
menggenggam. Yakni bilamana tapak tangan sesuatu, akan menggenggam;
termasuk dalam reaksi menekan ini ialah tangan orang yang menolongnya,
yang di pegang dan ditahannya agar tidak meninggalkan bayi.
2). Refleks Moro, yakni refleks atau mendekap.
Terlihat kalau ada suara yang mengagetkan atau keseimbangannya
tiba-tiba ter baakan merentangkan dan ganggu, yi memeluk atau mendekap
kedua refleks tersebut atas, pada bayi ada disentuh atau lain, yakni
refleks berpaling lee arah sisi pipi yang tersentuh sesuatu dan diikuti
dengan refisap kalau mulutnya menyentuh sesuatu. Menurut Bowlby kedua
jenis refleks terakhir ini adalah pola-pola keterikatan dengan ibunya,
karena dengan tersebut terjadi hubungan dengan ibunya. Masa II: 0.3 0,6
tahun Mengarah pada pribadi-pribadi yang dikenal.Dimulai pada kira-kira
umur 3 bulan, bayi memilih orang- orang tertentu. Senyuman bukan
diperlihatkannya kepada semua orang yang mendekatinya, melainkan
diperlihatkannya kepada orang yang sudah dikenalnya. Sebaliknya kalau
bayi melihat orang asing, orang yang baru dikenalnya, ia hanya melihat
dengan pandangan biasa, seolah-olah mempelajari wajah yang baru. Bukan
hanya senyuman yang sudah selektif, melainkan juga mengoceh pada umur
empat atau lima bulan diperlihatkan kepada orang-orang yang dikenalnya.
Pada umur lima bulan mulai meraih dan memegang anggota-anggota orang
yang yang ada di dekatnya. Jadi pada masa ini bayi sudah memilih
reaksi-reaksi yang diperlihatkan kepada orang-orang yang sudah
dikenalnya, yang sering membantu kalau ia merasa membutuhkan mereka,
yang mengajak tersenyum dan mengajak berbicara dan yang memberikan
kepuasan dalam hubungan-hubungan antara orang dewasa dan bayi. Tokoh ini
bisa ibunya, ayahnya atau siapa saja yang sering berada dekat dengan
kehidupan bayi; maka tercipta keterikatan yang lebih kuat. Masa Ill: 0,5 3 0 tahun. Mempertahankan
hubungan dekat dengan tokoh tertentu.
Masa ini dimulai pada umur enam
atau tujuh bulan, tetapi bisa tertunda sampai anak berusia satu tahun
bahkan lebih, terutama pada anak-anak yang hubungannya dengan para tokoh
utama sangat kurang. Pada umur enam bulan bayi memperlihatkan
keterikatannya dengan tokoh tertentu dan karena itu ia akan sering
kecewa dan tokoh tempat bayi sudah merasa terikat akan
meninggancamnya.Kalau sebelumnya si bayi memperlihatkan sikap tidak
sewang bahkan dengan riknva tertentu ia memperlihat- gerak-gekan tidak
setuju terhadap siapa saja yang meninggalkannya, sekarang ia
memperlihatkan sikap ini terhadap tokoh tertentu, yang bisa ibunya,
ayahnya atau orang lain yang dekat dalam hidup Pada umur tujuh bulan
ketika bayi sudah mulai bisa merangkak, bayi akan aktif mengikuti
kepergian dari orang tuanya atau tokoh lain. Bayi mencoba mengetahui ke
mana tokoh pergi dan berusaha dengan gerak-gerik motoriknya mendekati
tokoh tersebut. Kalau bayi berhasil dekat dengan tokoh ini, ia akan
menggerak-gerakkan lengannya, dengan harapan ia akan diangkat. Dengan
caranya sendiri bayi mulai memanggil dan cara ini sudah bisa diubah-ubah
dan disesuaikan dengan jauh dekatnya jarak antara bayi dan tokoh yang
dituju. Kuat kalau jauh dari lemah dekat.
Semakin besar
semakin terlihat cara anak Misalnya dekatnya dengan tokoh tempat anak
merasa terikat. pada anak yang berumur satu atau dua tahun, oleh ibu-nya
anak ini dibawa suatu tempat bermain. Untuk beberapa saat setelah
dilepaskan, anak terlihat ragu-ragu untuk berjalan sendiri dan
meninggalkan ibunya. Kegu-raguannya ter- lihat waktu si anak untuk
beberapa saat masih menengok ke ibu- nya, seolah-olah menyadarkan
dirinya bahwa ia tidak akan di- tinggalkan sendiri. Bahkan mungkin ia
masih lari kembali beberapa kali untuk mempertahankan kedekatannya
dibunya. Kemampuan anak untuk mempertahankan hnbungan dengan tokoh
tertentu, menurut Bowlby baru bisa dicapai secara sempurna pada umur
tiga tahun. Pada umur ini anak sudah bisa menyesuaikan gerak-geriknya
untuk mempertahankan kedekatan terhadap seseorang tokoh Pada masa ketiga
ini keterikatan bayi atau anak kepada atau orang tuanya menjadi semakin
kuat. Kalau anak ditinggalkan sendiri ia akan bergerak, menjerit atau
menangis. Pada bayi atau anak timbul apa yang oleh Bowlby disebut kece-
masan-terpisahPada umur tujuh atau delapan bulan, bayi juga memperlin
reaksi tertentu terhadap orang asing, kepada orang yang baru dikenalnya
yang tiba-tiba berada di dekatnya, bayi nemlihatkan ketakutan terhadap
orang asing atau orang yang baru dikenalnya
akhir masa kanak-kanak
Tentang
pada masa ini Bowlby tidak banyak membicarakan sesuatu mengenai masalah
keterikatan tingkah laku. Kalau pada masa-masa sebelumnya seorang anak
tidak bisa ditinggalkan sebentar saja oleh misalnya ibunya yang
mempunyai keperluan ke toko, pada masa IV ini anak sudah bisa diajak
berkompromi. Anak sudah mau mengizinkan orang tua pergi,karena anak
mengetahui bahwa kepergian orang tua itu hanya sementara, dan akan
kembali lagi. Pada anak seakan-akan sudah terbentuk suatu sikap untuk
bisa diajak bekerjasama. Keterikatan tingkah laku terhadap orang tua
terancam akan pecah pada masa remaja, ketika biasanya remaja tidak lagi
menginginkan ketergantungan dari orang tua, melainkan di pihak lain
remaja mengadakan ikatan dengan tokoh-tokoh pengganti orang tua. Pada
masa dewasa ketika seseorang sudah bisa berdiri sendiri, anak masih pula
terikat pada orang-orang lain, orang-orang tua; misalnya, kalau orang
dewasa tersebut berada dalam keadaan kritis, ia cenderung untuk mencari
orang tua yang men- cintainya, agar dekat padanya. Bowlby mengatakan
bahwa berada sendirian merupakan hal yang paling ditakuti dalam
kehidupan seseorang. Dari sudut bioogis hal ini dapat diterangkan
berdasarkan dari kenyataan bahwa untuk menghadapi krisis-krisis yang
dialami seseorang membutuhkan orang lain untuk membantu mengatasinya.
Mengenai keterikatan tingkah laku ini, berdasarkan literatur psikologi
dan psikoanalisa, menurut Boul y ada empat teori yang dapat dipakai
untuk menerangkan keterikatan tingkah laku ini
1). Teori Dorongan
Sekunder.
fisiologis Bayi atau anak mempunyai kebutuhan-kebutuhan siyang
perlu dipenuhi, khususnya makanan. terikatnya anak kepada ibunya, si
anak dapat memenuhi kebutuhan fisiologis anak sedikit demi sedikit bahwa
ibunya adalah sumber tempat ia bisa memperoleh kepuasan. Teori Mengisap
obyek-Primer. Bayi sejak dilahirkan sudah memiliki kemampuan untuk
menghubungkan dirinya dengan payudara pada manusia, meng dan memilikinya
secara oral. Bayi sedikit demi sedikit mempelajari bahwa payudara
menjadi milik ibunya, dan agar bisa memiliki payudara, ia harus dekat
dengan ibunya.
3). Teori Mendekap obyek-Primer
Bayi
sejak dilahirkan sudah memiliki kemampuan untuk mendekap seseorang. Ada
kebutuhan terhadap obyek yang sama primernya dengan kebutuhan terhadap
makanan.
4). Teori Kembali ke rahim primer.
Keinginan
pada bayi untuk memperoleh rasa aman, terlindung, yakni dengan kembali
ke rahim ibunya. Antara ke-4 teori ini, Bowlby cenderung untuk
mempergunakan teori yang pertama untuk melanda teorinya mengenai
keterikatan tingkah laku. Teori ini ditunjang baik oleh teori Psi-
koanalisa tempat Freud sendiri (1940) mengemukakan bahwa "Cinta berasal
dari keterikatannya dan terpuaskannya kebutuhanuntuk memperoleh makanan
Selain psikoanalisa, teori belajar mendukungnya pula, sebagaimana dapat
dilihat dari pernyataan Dollard & Miller (1950)kan Agaknya
pengalaman mem makanan meruperoleh dengan wa bagi anak untuk belajar
menyukai ke- orang lain. Kelemahan teori dorongan sekunder ini
dibuktikan oleh banyak ahli dengan percobaan terhadap hewan. Lorenz a l.
sudah menunjukkan sejak tahun 1935 bahwa tingkah laku mengekor oleh
anak-anak ayam atau bebek terhadap induknya, bukan disebabkan oleh
karena induk ayam atau induk bebek ini memberi makan kepada
anak-anaknya. Anak-anak ayam atau anak-anak bbek akan mengekor terhadap
apa saja yang bergerak, apakah, balon yang bergerak, atau obyek lain.
Hal
yang sama di lahirkan mempunyai pada manusia. Ternyata bayi yang baru
di- kemampuan untuk mendekap ibunya. Bayi menyenangi kebersamaan dengan
orang lain, dan bahkan bisa diam dan tenang kalau diangkat atau diajak
itu kesemua nya tidak ada hubungan dengan kepuasan kebutuhan fisiknya.
Penyelidikan yang dilakukan oleh Schaffer dan Emerson (1964) memperkuat
hal ini. Dari 60 anak yang diselidiki di Scotlandia, tidak kurang dari
1/s-nya tidak pernah berhubungan dengan hal-hal demi pemuasan kebutuhan
atau perawatan fisiknya oleh tokoh yang ada dalam kehidupan mereka;
ternyata semua anak memperlihatkan keterikatan terhadap tokoh tersebut,
Dengan kata lain, keterikatan dapat terjadi. meskipun tempat seorang
anak terikat tidak memberinya kepuasan terhadap Untuk menerangkan hal
ini, Bowlby, yang dalam pendekatannya mempergunakan landasan
Psikoanalisa, menggabungkan dorongan Sekunder dengan psikoanalisa. Pada
bayi tingkah-tingkah laku yang keterikatannya terhadap nya memang tidak
semata-mata untuk memperoleh makanan, melakukan sini bungkannya
mengisap dengan puting payudara ibunya dan air susu yang Keterikat yang
ada setelah tidakan menyusu menunjukkan kelakuan regresi ke arah masa
oral dengan gerak menyusu tersebut. Anak-anak tertentu dan pada
saat-saat tertentu, mereka masih memasukkan arinya dan mengisapnya.
Berdasarkan
ini Bowlby menunjukkan adanya yang sifatnya oral, kepuasan oral,
terhadap puting payudara ibunya ataupun terhadap hal-hal lain sebagai
substitusi. la yang secara simbolik memuasktan kebutuhan oralnya.
eterikatan bayi atau anak terhadap ibunya atau tokoh lain pertanyaan apa
yang terjadi atau bagaimana reaksidan akibatnya kalau karena sesuatu
sebab terpisah. Banyak tidak bisa misalnya karena Boulby peneliti
melakukan penelitian mengenai hal ini, termasuk satu yang banyak
memikirkan anak-anak yang karena dan lain sebab harus hidup di
Institusi misalnya Panti-Panti Asuhan, yang harus di Rumah Sakit, dan
sebab-sebab lain yang memisahkan bayi atau anak dari ibunya pengasuhnya
yang antara para pene yang terkenal banyak melakukan penelitian mengenai
masalah ini dan dengan metode pengamatan bebas melalui film-film adalah
rekan Bowlby. James Robertson dari tahun 1952 hingga 1967. Hasil-hasil
satu juga ditulis menjadi majalah, artikel dan buku. Salah Se-film-nya
yang terkenal berjudul Young in Brief aration (Robertson, James &
Robertson, Joyce) gaimana anak umur 2,5 tahun terpisah dari ibunya yang
dirawat Rumal Sakit selama 27 marah tokoh keterikatannya dan
memperlihatkan reaksi reaksi ketika bertemu kembali dengan ibunya.
Menurut Bowlby dan Robertson akibat keterpisahan anak dengan tokoh tempat ia terikat mengikuti pola tahapan sbb.
Tabap
I Bayi atau anak memperlihatkan protes. Bayi atau anak akan menangis,
berteriak dan menolak semua bentuk untuk mengisi
kekurangan-kekurangannya. Semua perbuatanny menunjukkan harapan agar
ibunya akan segera kembali. Tahapini bisa berlangsung dari sekian jam
sampai satu minggu atau lebih.
Tahap 2 Bayi atau anak
memperlihatkan kesedih a n Diam, menarik diri dan tidak aktif, tetapi
juga menampilkan putus asa. Gerak-gerik fisik berkurang dan kalau
menangis, tidak keras dan tidak berteriak lagi seperti sebelumnya. Tidak
ada gairah terhadap lingkungannya, dan terlihat sedih.
Tahap
3 Bayi atau anak memperlihatkan tidak ada keterikatan dengan tokohnya.
Ia tidak lagi menolak pengasuh atau perawat dan mau diasuh, menerima
makanan dan mainan dibawa dan bahkan mau tersenyum. kel yang anak sudah
bisa menerima kepergian tokohnya sehingga dianggap
sudah
tidak apa-apa. Tetapi keadaan sebenarnya tidak sebagai mana yang
terlihat. Ketika bayi atau anak bertemu kembali dengan tokoh atau
ibunya, ia memalingkan mukanya, seakan-akan tidak punya minat lagi
terhadap tokoh atau ibunya. Berapa lamanya sebelum bayi atau anak
mengembalikan ke- terikatannya kepada tokohnya, tergantung dari berapa
lama teradinya perpisahan serta berapa umur si bayi atau anak ketika
terjadi perpisahan itu Menurut Bowlby perpisahan yang terjadi pada bayi
yang berada pada masa 1, yakni antara umur 0,6 1 tahun ketika bayi baru
saja membentuk keterikatannya dengan tokoh, akan menimbulkan banyak
persoalan, banyak kesulitan dan membutuhkan banyak waktu untuk
memulihkan segala ke keadaan Sebaliknya bilamana perpisahan terjadi pada
masa ke-4 ketika anak sudah bisa menerima kenyataan bahwa tokohnya
harus meninggalkannya dan bisa menerima sebabnya, maka perpisahan tidak
akan terlalu menimbulkan masalah. Beberapa faktor yang menentukan serta
beberapa jauh menimbulkan masalah pada anak yang terpaksa terpisah dari
ibunya atau tokoh pengganti tema anak memperlihatkan keterikatannya
adalah l Lamanya dan seringnya perpisahan terjadi. Perpisahan yang lama
tanpa ada tokoh pengganti akan menimbulkan akibat yang menyulitkan
maupun orang lain. secara khusus terlihat pada kehidupan dan perwujudan
emosinya. Kejengkelan yang dialami karena harus terpisah dari tokoh atau
ibunya mempengaruhi reaksi-reaksi emosi terhadap lingkungan yang
sebaliknya akan memberikan pula jawaban teranak. Demikian pula na sering
terjadi perpisahan tanpa ada tokoh pengganti yang benar-benar memenuhi
semua kebutuhan anak sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang sedang
dialami pada tahapan perkembangannya.
2). Kondisi
perawatan atau pengasuhan ketika terjadi perpisahan. Dalam
keadaan-keadaan khusus perpisahan acapkali tidak bisa dihindarkan,
misalnya ibunya tiba-tiba jatuh sakit, atau sebaliknya anak harus
dirawat di rumah Dalam keadaan demikian, pengganti ibu (perawat, suster
engasuh, bibi, dll.) bisa berperan sebagai tokoh tempat anak
mengalihkan obyek keterikatannya ibunya ke tokoh tersebutAdakalanya
pengganti ibu ini bisa memperlihatkan sikap, mem perlakukan anak,
memberikan jawaban dan rangsang yang me muaskan anak, sehingga anak
lambat laun menjadi terikat dengan tokoh pengganti ibu. Di rumah sakit
tempat seseorang anak dirawat untuk jangka waktu yang cukup lama, bisa
timbul keterikatan dengan seorang atau lebih perawat dan kalau haru
pmeninggalkan rumah sakit, akan timbul reaksi kesal, kecewa d tidak mau
berpisah. Keadaan yang sama juga bisa terjadi di Panti Asuhan atau di
sekolah. Sikap ibu atau tokoh setelah terjadi pertemuan kembali.
Sebagaimana diketahui ketika terjadi pertemuan kerubali antara anak
dengan ibu atau tokoh, anak akan memperlihatkan kejengkelan dan
kekecewaan yang mungkin hanya terjadi beberapa saat, tetapi mungkin juga
bisa berlangsung lama. Sikap ibu atau tokoh sangat penting agar si anak
bisa cepat memulihkan keterikatannya terhadapnya. Sikap menerima dan
mengerti bahwa anak telah kesal atau kecewa dan membiarkan anak untuk
sementara waktu menampilkan kekecewaan atau kejengkelannya akan banyak
menolong anak mempercepat pulihnya ke keadaan semula sebelum terjadi
perpisahan perkembangan ketika terjadi perpisahan. Di atas telah
ditunjukkan bahwa perpisahan yang terjadi pada masa pertama terjadinya
dengan ibu atau tokoh akan ber akibat lebih buruk pada kalau perpisahan
terjadi pada masa masa yang lain. Kemampuan untuk menerima sesuatu
secara rasional dan berkurangnya sifat egosentrisitas pada anak
mempengaruhi cara bagaimana anak akan bereaksi
5). Keadaan atau corak hubungan antara anak dengan ibu atau tokoh sebelum terjadi perpisahan. Kuat lemahnya keterikatan
antara anak terhadap ibu atau tokohnya mempengaruhreaksi reaksi yang
akan diperlihatkan anak, kalau terjadi perpsahan. Keterikatan yang
longgar menyebabkan anak tidak ter lalu merasa kehilangan bahkan mudah
untuk mencari atau memperoleh tokoh pengganti tempat ia lebih terikat.
merasa bayi Teori Bowlby ini menunjukkan kepada kita semua bahwa atau
anak mempunyai cara-cara yang khusus dalam bertingkah laku yang
diperoleh dari kelahirannya sebagai pradispsisi yang bersifat naluriah
dan yang bertujuan agar orang tua selalu dekat dan mengadakan hubungan
yang tersenyuri. m, mengoceh dengan demikian mempunyai arti tersen-
Senyuman atau ocehan pada bayi merangsang orang tua untuk mendekati,
mengajak tercipta dan yang mesra antara bayi degan orang tua. Menangis,
disamping bisa disebabkan hal-hal lain yang berhubungan dengan fisknya.
juga merupakan tanda bagi bayi, agar orang tua dekat dan menolongnya.
Tingkah tingkah laku yang diperlihatkan oleh bayi menciptakan hubungan
yang dekat, menciptakan keterikatanpat mempunyai dasar penyesuaian
secara evolusi yang terdapat pula dalam dunia hewan, di samping adanya
laku naluriah. Masa-masa terjadinya keterikatan dengan orang tua atau
khusus merupakan masa-masa penting yang bisa memhi timbulnya gangguan
dalam perkembangan kepribadian atau anak dan memerlukan perhatianyang
khusus dan perlakuan yang tepat. Tidak jarang orang tua yang karena
sesuatu sebab harus meninggalkan anak untuk waktu yang mungkin lain
cukup lama dan dalam hal dan usaha yang tepat agar bayi atau anak tidak
terlalu menderita, sehingga hal ini mungkin bisa menjadi dasar timbulnya
kesulian-kesulitan tingkah laku dalam perkembangan kepribadian anak
selanjutnya. Tokoh pengganti ibu bisa berperan baik, asal bersikap
sayang terhadap bayi atau anak. Kasih sayang dengan affeksional sebagai
seorang dewasa yang ingin mengasuh, merawat dan mendidik anak baiknya,
sesuai densar-dasar perkembangan tingkah laku dan perkembangan
kepribadian yang ideal dan normatif. menurut perkembangan keterikatan
dalam tingkah Boully, secara ske dapat digambarkan sebagai matis
ALBERT BANDURA
Teori sosial-belajar
Bandara
tergolong tokoh yang boleh dikatakan muda dan yang terkenal dengan
teorinya yang kemudian disebut teori yang dikemukakannya mempengaruhi la
meluasnya tehnik-tehnik psikoterapi dengan dasar teori untuk melakukan
perubahan-perubahan tingkah laku Bandura dilahirkan tahun 1925 di suatu
kota kecil di propin- Alberta, Canada. Ia menyelesaikan pendidikan
Sarjana Mudanya di Universitas British Columbia dan kemudian
menyelesai-kan pendidikan sarjananya dalam bidang psikologi di
Universitas Iowa. Di Universitas Iowa ini ia menjadi mahasiswa
bersama-sama dengan Robert R. Sears yang juga terkenal sebagai salah
seorang pemuka dalam teori sosial-belajar. Pada tahun 1953 Bandura mulai
menetap di Universitas Stanford. Kepemimpinannya dan
prestasi-prestasinya dalam psikologi membawanya kenjang tertinggi dalam
perkumpulan ahli psikologi, ketika pda tahun 1974 Band terpilih sebagai
Presiden American Psychological Association, Pada waktu Bandura
mengadakan percobaan-percobaan yang waktu itu sangat dipengaruhi oleh
kelompok-kelompok penelii dengan aliran teori belajar, Bandura melihat
bahwa hewan- hewan yang dipergunakan untuk percobaan memperlihatkan
tingkah laku sendiri. Artinya tidak ada hewan lain atau dengan hewan
percobaannya tidak sosial. Hasil-hasil percobaan dan penelitian para
ahli teori belajar, r dan Thorndike diamalkan pada situasi sosialJadi
atau penelitian tidak situasi untuk situasi sosial. Bandura menganggap
perlu penelitian lebih lanjut mengenai hal ini i belajar a I, yang
dikemukakan oleh Skinmer, ar merupakan proses kemajuan sedikit demi
sedikit tempat Organisme harus memperlihatkan atau berbuat sesuatu,
artinya dengan perbuatan yang nyata. Menurut Bamdura, dalam situasiial
ternyata orang bisa belajar lebih cepat dengan mengamati Contoh mengenai
ini dapat dilihat pada para wanita di Guajar bagaimana merajut hanya
dengan ,
ALBERT BANDURA: Teori sosial-belajar.
Bandara
tergolong tokoh yang boleh dikata muda dan yang terkenal dengan teorinya
yang kemudian disebut sial-belai dikemukakannya mempengaruhi pula
meluasnya tehnik-tehnik psikoterapi dengan dasar teori belajar untuk
melakukan perubahan-perubahan tingkah laku.si Bandura dilahirkan di
kecil di MudaAlberta, Canada. Ia menyelesaikan pendidikan nya di
Universitas British Columbia dan kemudian menyelesaikan Pendidikan
sarjananya dalam bidang psikologi di Universitas Universitas Iowa ini
menjadi mahasiswa bersama-sama dengan Robert R. Sears yang juga terkenal
sebagai salah seorang pemuka dalam teori belajar. Pada tahun 1953
Bandura mulai menetap di niversitas Stanford. Kepemimpinannya dan
prestasi-prestasinya dalam psikologi membawanya kejenjang tertinggi
dalam perkumpulan ahli psikologi, ketika pada tahun 1974 Bandura
terpilih sebagai Presiden Anmerican Psychological Association. Pada
waktu Banduraan percobaan-percobaan yang waktu itu sangat dipengaruhi
oleh kelompok-kelompok peneliti dengan aliran Bandara melihat bahwa
hewan-hewan yang dipergunakan untuk percobaan memperlihatkan tingkah
laku sendiri. Artinya tidak ada hewan lain atau dengankata lain hewan
percobaannya tidak sosial. Hasil-hasil percobaan dan penelitian para
ahli teori belajar, a.l. Skinner dan Thorndike diamalkan pada situasi
sosial. Jadi nya penelitian tidak dalam situasi sosial, tetapi hasil
untuk situasi sosial. Bandura menganggap perlu penelitian teori teori
belajar a l. yang dikemukakan oleh Skinner, belajar merupakan proses
kemajuan sedikit demi sedikit tempat nisme memperlihatkan atau berbuat
sesuatu, artinya dengan perbuatan yang nyata. Menurut Bandura, dalam
situasg bisa belajar lebih cepat dengan mengama contoh mengenai ini
dapat dilihat pada para wanita di Gualihat bagaimana gurunya mengerjakan
hal itu atau dengan kata lain memberi contoh. Ketika para wanita itu
sudah merasa bisa melakukannya, maka ternyata tanpa mengalami kesulitan
mereka segera bisa melakuka dengan baik. bisa Bandara menyebutkan
istilah belajar tanpa mencobaIni dilakukan dengan segera, semata-mata
dari hasil melakukan Peristiwa di atas mengikutsertakan adanya unsur
kognitif yang menyertainya ketika melakukan pengamatan, yakni ada- nya
proses di dalam yang mewakili obyek-obyek yang nyata di luar, yang
diamati melalui alat indranya. Proses yang ada di dalam ini kemudian
menjadi dasar timbulnya tingkah laku yang sesuai dengan apa yang telah
diamati.
Pada keterangan ini jelas terlihat bahwa Bandura
menyertakan unsur kognitif dalam meterangkan teori belajar, atau teori
sosial-belajarnya Bandura mengemukakan empat komponen dalam proses
belajar melalui pengamatan yakni
l). Memperhatikan.
Sebelum melakukan peniruan terlebihdahulu, orang menaruh perhatian
terhadap model yang akan ditiru. Keinginan untuk meniru model karena
model tersebut memberilkan atau mempunyai sifat dan kwalitas yang hebat,
yang berhasil, anggun, berkuasa dan sifat-sifat lain. Dalam hubungan
ini Bandura (1977) memberikan contoh mengenai pengaruh Televisi dengan
model-modelnya terhadap kehidupan dalam masyarakat, terutama dalam dunia
anak-anak. keinginan memperhatikan dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhan
dan minat-minat pribadi. Semakin ada hubungannya kebutuhan dan
minatnya, semakin mudah tertarik perhatiannya; sebaliknya tidak adanya
kebutuhan dan minat, menyehablan seseorang tidak tertarik perhatiannya.
2).
Mencamkan.
Setelah memperhatikan, mengamati suatu model, maka pada saat
lain anak memperlihatkan tingkah laku nodel Jadi ada sesuatu kan, yang
disimpan, yang diingat dalam bentuk simbol-simbol. mengemukakan
kedelcaran dalam rangsang sebagai hak terjadinya asosiasi rangsang yang
satu dengan rangsang yang lain bersama-sama. satu karena ada rangsang,
menarik ingatan lain untuk disadari karena kualitas rangsang-rangsang
tersebut sama atau hampir sama dan ada hubungan yang dekat dengan dia
Bentuk simbol-simbol yang dicamkan ini tidak hanya di oleh melalui
pengamatan visual melainkan juga melalui verbalisasi. Ada simbol-simbol
verbal yang nantinya bisa ditampilkan dalam tingkah laku yang berwujud.
Pada anak-anak yang kekayaan verbalnya ini masih terbatas, mala
kemampuan meniru hanya terbatas pada kemampuan mensimbolisasikan melalui
peng-
3). Mereproduksikan gerak motorik.
Supaya
bisa mereproduksikan tingkah laku secara tepat, seseorang harus sudah
bisa memperlihatkan kemampuan-kemampuan motorik. Kemampuan motorik ini
juga meliputi kekuatan fisik. Misalnya seorang anak mengamati ayahnya
mencangkul diladang. Agar anak ini bisa meniru apa yang dilakukan oleh
ayah-nya, anak tersebut harus sudah cukup kuat untuk mengangkat cangkul
dan melakukan gerak terarah seperti ayahnya
4). Ulangan penguatan dan motivasi.
Setelah
seseorang melakukan pengamatan terhadap sesuatu model, ia mencamkannya.
Apakah hasil mengamati dan mencamlan terhadap sesuatu model ini akan
diperlihatkan atau dilaku yang nyata, bergantung pada kemauan atau
motivasi yang ada. Kalau motivasinya kuat untuk mereproduksikannya,
misalnya karena ada hadiah atau keuntungan, maka ia akan melakukan hal
itu. Kalau ia tidak merelambat Selain motivasi, laun akan menghilang
motivasinya? perlu ia mengulang perbuatannya, agar ia memperkuat
ingatannya dan bisa memperlihatkan tingkah laku sebab meniru suatu
model. Mengulang suatu perbuatan untuk memperkuat perbuatan yang sudah
ada, agar tidak hilang, dise- ulangan penguatan.
Kemauan untuk melakukan
ulangan penguatan bergantung keadaan dan dorongan pribadi.
Ulangan-penguatan yang memperkuat apa yang telah diamati, juga bisa
terjadi melalui pengamatan terhadap model yang tingkah lakunya
memperoleh hadiah dan menyebabkan tingkah Mengamati tingkah lakuorang
lain yang memperoleh hadiah, mempengaruhi proses psikis untuk meniru
tingkah laku yang diamati tersebut, Bandura istilahkan hal ini
ulangan-penguatan yang diwakili (vicarious reinforcement). Beberapa
contoh percobaan terjadinya peniruan melalui pro- Pada Bagian II, Bab 2
mengenai Teori Belajar telah diterangkan percobaan yang dilakukan oleh
Bandura, Ross & Ross (1963) mengenai anak yang ag f dan menang. Ini
dimaksudkan sebagai model yang mudah untuk ditiru dibandingkan bilamana
modelnya kalah. Dalam penyelidikan lain, Bandura (1965) menyuruh
sekelompok anak berusia 4 tahun masing-masing melihat satu film yang
sama tetap dengan perbedaan pada akhir cerita filmnya. Pada film pertama
diperlihatkan model memperlihatkan agresifitasnya meletakkan boneka
Pada akhir film ini seorang dewasa memuji model yang agresif tadi dan
bahkan memberinya hadiah-hadiah makanan dan Pada film lain, model yang
agresif tadi memperoleh perlalauan yang sebaliknya daripada model
agresif di atas. Model tersebut bahkan dimarahi dan dipaksa pergiPada
film ketiga, model tidak memperoleh reaksi atau perlakuan apa-apa atas
perbuatan-perbuatan agresifnya. Segera setelah pemutaran film selesai
anak-anak diminta masuk ke ruangan main, tempat boneka dan alat-alat
permainan yang lain dan diamati melalui kaca-tembus dari ruangan lain.
Dari pengamatan ternyata anak-anak yang telah melihat film kedua, tempat
modelnya dihukum Peniruan-peniruan yang paling sedikit dibandingkan
dengan yang dua kelompok yang lain. Sedangkan pada kedua kelompok tidak
jelas ada perbedaan. Dari penyelidikan ini ternyata bahwa hukuman
(istilah Bandura ticarious pumishment) mengu-rangi peniruan terhadap
perbuatan buatan yang agresif Setelah itu anak-anak disuruh masuk
kembali ke ruangan dan kepada anak-anak ditawarkan kepada siapa akan
lihatkan suatu tingkah laku akan diberikan minuman dan gambar yang
menarik. Ternyata semua anak, termasuk kelompok anak yang melihat
model terhukum, bisa memperlihatkan tingkah la bagai hasil meniru model
pada film masing-masing. Jadi pada model yang terhukum sebenarnya
anak-anak yang melihat terhambat untuk mempertunjukkan tingkah laku yang
baru diltnya, meskipun sebenarnya ia sudah meniru dan ternyata (kalau
mau) mereka bisa mengulang perbuatan yang dimaksud.
Dari percobaan atau
penyelidikan ini terlihat betapa besar pengaruh film dan T.V. yang
dilihat oleh anak-anak Tingkah laku para tokoh dalam film dan T.V.
menjadi model untuk ditiru Cara-cara memperlihatkan kekuasaan,
kekejaman, kejahatan seorang anak yang berteriak atau mengancam
"menembak" adik nya adalah hasil pengamatan peniruan dan pengulangan
model model baik yang ada dalam lingkungan sosialnya, dalam film
dan T.V. kehidupan yang nyata, maupun dalam Adanya ulangan-ulangan
penguatan dalam lingkungan sosial terlihat dari proses berupa sedikit
demi sedikit terbentuknya identitas jenis kelaminnya sendiri ak kecil
anak-anak telah dibiasakan untuk memperlihat sesuatu sesuai dengan jenis
kelaminnya dan kalau anak bisa mperlihatkan tingkah laku tersebut,
lingkungan akan mene bahkan memujinya. Para ahli teori belajar tidak
menglari adanya pengaruh faktor bakat, faktor konstitusi yang dalam
hal-hal tertentu memang berbeda pada laki dan perempu kelaki-lakian atau
kewanitaan banyak terbentuk proses sosialisasi khususn peniruan.
Penyelidikan-penyelidikan antropologis banyak mencatat adanya ulangan
lingkungan sosial (Bandura, social yang mempengaruhi anak dalam
memperkembangkan ke Misalnya Margaret Mead (1964), yang kenamaan
menceritakan bagaima bangsa Eskimo terbiasa dan terdorong untuk berburu
binata tau membangun rumah, sedangkan anak perempuan
tidak.
Orang tua memang melatih anak laki-laki tingkah laku yang sesuai
dengan jenis kelaminnya. Anak perempuan hanya melihat bagaimana anak
laki berburu binatang atau memrumah. Tetapi bilamana pada suatu saat
diperlukan, anak perempuan tersebut ternyata bisa mengerti peranan anak
lelak bisa mempelihatkan kemampuan seperti anak lelaki hasil mengamati,
dan meniru) meskipun tidak tepat sama dengan apa yang dilakukan anak
laki-laki karena tidak ada latihan. Dalam proses sosialisasi di samping
faktor ulangan-penguatan dalam lingkungan sosial (social reinforcement).
Juga ulangan penguatan sendiri (Bandura self-reinforcement) merupakan
fak- dalam terjadinya proses peniruan terhadap model-model sehingga apa
yang telah ditiru menjadi sebagian tingkah laku ke-pribadiannya sendiri.
Kalau hal ini terjadi berarti timbul normal Ulangan-penguatan sendiri
(self-reinforcement) kecuali hsil yang langsung memberinya pujian atau
hukuman, perlakuan menurut Bandura terjadi dari hasil meniru
model-model Bandura & Kupers (1964) melakukan percobaan sbb.: Anak-
anak berumur tujuh sampai sepuluh tahun melihat seseorang model bermain
bowling. Setiap kali si pemain (model) memperoleh angka yang baik, ia
menghadiahkan permen buat dirinya sendiri. Kalau hasilnya kurang baik,
hadiahnya juga sedikit, dan kalau hasilnya buruk ia mencela diri sendiri
dan memperlihatkan kekecewaannya karena tidak memperoleh permen. Di
samping kelompok tadi, ada kelompok lain yang tidak melihat Ketika
kepada anak-anak diberikan kesempatan untuk bermain bowling sendiri,
mereka meniru bagaimana memberi hadiah untuk dirinyasendiri bilamana
memperoleh hasil baik. Sedangkan pada kelompok anak yang tidak melihat
model tidak adapatokan tertentu untuk memakan permen da kelompok
pertama) dan mereka memakanpermen pada waktu-waktu mereka merasa ingin
makan permen tersebut.
Pada contoh elidikan-penyedikan ini anak meniru
suatu model dan melakukan ulangan-penguatan sendiri. Berbeda dengan
ulangan-penguatan yang diwakilkan (vicariousreinforcement) tempat model
memperoleh hadiah dari orang lain, pada ulangan penguatan sendiri
(self-reinforcement) anak meniru bagaimana model memberi hadiah terhadap
dirinya sendiri, jadi anak melakukan hal yang ni memberi hadiah
terhadap perbuatan-perbuatannya sendiri yang memuaskan. Hal seperti
misalnya dalam keinginannya juga ter mencapai suatu prestasi, apakah
prestasi dalam pekerjaan atau prestasi dalam hal-hal lain, termasuk juga
prestasi belajar, seseorang bisa melakukan ulangan-penguatan sendiri
setelah ayahnya atau ibunya memberinya hadiah, ketika ia memperoleh
hasil yang baik di sekolah. Di samping itu ia juga melakukan
ulangan-penguatan sendiri setelah ia melihat orang lain (temannya)
memberikan hadiah kepada dirinya sendiri untuk hasil baik yang di
Bagaimana kalau model pemain bowling pada percobaan di atas melakukan
hal lain, apakah ada pengaruh terhadap anak-anak Rushton mengulang
percobaan atau penyelidikan di atas dengan kelompok umur sama. Model
pemain-bowling menyumbangkan sebagian hasil kemenangannya kepada suatu
badan untuk membantu anak-anak. Ketika pada kelompok anak diberi-laan
kesempatan bermain bowling, mereka juga memberikan banyak sumbangan
kepada badan tersebut, jauh lebih banyak dari- pada kelompok lain yang
tidak melihat model tersebut. Anak-anak pada kelompok pertama di atas,
masih memberikan sumbangan meskipun sudah lewat dua bulan, sekalipun
anak-anak tersebut bermain di tempat lain dan dengan penyelidik yang
lain pula. Contoh ini menunjukkan pula adanya proses peniruan yang bisa
menetap lama, meskipun memperhatikan dan mengamati model berlangsung
dalam waktu yang singkat.
Percobaan dan penyelidikan di atas
memperlihatkan bahwa sikap agresif atau sikap ingin memberikan kepada
orang lain seperti pada contoh percobaan pertama dan terakhir adalah
sileap-sikap yang diperoleh dari meniru suatu model dalam lingkungan
sosial. Pengaruh lingkungan sosial dengan demikian sangat penting bagi
seluruh perkembangan kepribadian anak tempat anak mempelajari sesuatu
dari lingkungan sosialnya. Inilahdasar utama konsep-konsep dan teori
sosial belajar yang dikemukakan oleh Bandura Anak-anak dipengaruhi oleh
model-model yang ada dalam lingkungannya, seperti orang tua, guru,
tenan-teman dan juga televisi. Di sekolah anak-anak sangat peka terhadap
model-model guru maupun anak-anak lain. Setiap pengamatan yang
dilakukan anak dalam kelompok bisa mempengaruhi dalam menjadi kan
tokoh-tokoh dalam kelpok suatu model tingkah laku untuk ditiru. Termasuk
juga model-model yang bisa bersifat negatif terhadap lingkungan seperti
agresifitas, sikap memusuhi, dan egosentrisitas. Semakin banyak model
memperlihatkan tingkah laku yang sama dalam kelsemakin besar kemungkinan
anak akan meniru tingkah laku yang diperlihatkan model-model tersebut.
Ada kalanya model-model tersebut bersikap keras, menekan, atau
mengharuskan seorang anak untuk mengikuti dan menuruti aspek tingkah
laku tertentu, seperti cara duduk atau cara menyampaikan salam pada
anak-anak di sekolah oleh guru rumah oleh orang tua. Orang tua mempunyai
ranan untuk membantu anak mempelajari cara-cara bertingkah laku yang
sesuai dan serasi dalam arti bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Bandura, seperti halnya juga para tokoh dalam
Psikoanalisa, menunjukkan pentingnya proses identifikasi terjadi pada
anak terhadap orang tuanya. Identifikasi penting pada proses sosialisasi
anal Bandura (1969) mengatakan: lui identifikasi seorang anak mulai
menerima sifat-sifat pribadi an tingkah-tingkah laku tertentu sebagai
sesuatu yang berguna, agar bisa sesuai dan diterima oleh orang lain.
Merasa diterima oleh lingkungannya itu akan memberikan rasa aman dan
karena itu memperkuat motivasi untuk mempertahankan atau meneruskan yang
telah dimilikinya.
Dalam hal ini, para ahli sifat-sifat terjadi ulangan
teori sosial-belajar mengemukakan perlunya diwakili (vic penguatan baik
melalui ulangan-penguatan yang nforcement), ulangan-penguatan sosial
reinfornt) maupun ulangan-penguatan sendiri reinforcement). al-belajar
Bandura memberikan keterangan mengenai pentingnya pengaruh media-masa,
hanya Televisi film-film, majalah dan
radio, terhadap perkembangan kepribadian anak. Banyak tokoh dalam film,
televisi maupun majalah yang dijadikan model untuk ditiru, padahal
kadang-kadang tokoh tokoh tersebut tidak sesuai dengan keadaan khusus
kepribadian kita, terutama tokoh dari Barat dan tidak terkecuali juga
tokoh dari Timur. Model yang ideal lah yang dekat dalam lingkungan hidup
si anak sendiri, yakni orang tuanya. Tentu sesuai dengan jenis
kelaminnya, anak perempuan meniru model ibu dan anak laki
meniru model ayah. sosial-belajar menunju tokoh-tokoh orang tua dan
orang dewasa lain yang dekat dalam kehidupan anak untuk membina hubungan
yang baik dengan anak, anak bisa mempelajari hal-hal yang baru, yang
berfungsi positif bagi perkembangan seluruh aspek kepribadian anak.
Lingkungan rumah, lingkungan sosial adalah sum ber bagi anak untuk
mempelajari segala hal, untuk memasukkan tingkah laku yang baru,
sehingga menjadi tingkah lakunya, untuk membandingkan apakah sesuatu
tingkah laku yang tidak sesuai dengan lingkungan tidak akan
diperlihatkan lagi dan untuk memperkembangkan diri agar biasa
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sesuaian tahap perkembangan dan
murnya. Peniruan akan lebih mudah terjadi pada anak-anak, biamana tokoh
yang diamati si anak yang dijadikan model untuk ditiru memperoleh hadiah
dan pujian sebagai hasil perbuatan-per-
// kode iklan
Stainless Steel Tits | TiG Technology | TITanium Art
ReplyDeleteStainless Steel Tits. black titanium Titanium Studio is the titanium earrings hoops world's best-in-class manufacturer of titanium trim reviews steel race tech titanium in titanium resin made of titanium-free copper-plated stainless steel with a premium medical grade titanium earrings