// kode iklan
*/
Urutan
Proses Pembuatan Tempe Dalam perialanan sejarah yang sudah berabad
lamanya, cara pembuatan tempe di Indonesia diawali dan dipelihara oleh
nenek moyang tanpa bekal ilmu mikrobiologi dan ilmu biokimia maupun
pengetahuan lainnya seperti yang kita kenal sekarang. Mereka memelihara
cara pembuatan tersebut dalam kebudayaan kita dengan cara
mengajarkannya secara lisan dan praktis di lapangan, termasuk
pemeliharaan biakan starternya. Hal ini amatlah mengagumkan, mengingat
bahwa kini, setelah berbagai ilmu pengetahuan kita kuasai, berbagai
faktor dapat menghambat proses tersebut, termasuk kemungkinan terjadinya
mutasi biakan starter dalam perjalanan waktu yang lama. Tetapi
kenyataannya tempe tidak hilang, dan cara pembuatan tempe relatif tetap
dari waktu ke waktu. Namun, karena metoda pemindahan "ilmu tempe yang
disampaikan secara lisan turun temurun itu menyebabkan terjadinya
variasi pembuatan yang berane- ka ragam Di lapangan dijumpai banyak
variasi dalam pembuatan tempe. Hampir setiap pengrajin mempunyai caranya
sendiri dan seringkali tidak konsisten pelaksanaannya. Amatlah
mengagumkan bahwa kegagalan di pangan relatif kecil. Steinkraus (1983)
dalam bukunya, Indigenous Fermented Foods, melaporkan 9 daftar alir
pembuatan tempe, 2 diantara- nya masing-masing memiliki 2 lagi variasi.
Jadi seluruhnya Steinkraus dalam buku tersebut merekam 11 cara pembuatan
tempe, Di samping itu Beuchat (1984) dan Shurtleff dan Aoyagi (1985)
melaporkan juga daftar pembuatan yang sedikit berbeda. Dan banyak
lagi publikasi yang melaporkan cara pembuatan tempe yang selalu memiliki
sedikit perbedaan terhadap cara pembuatan yang pernah dilaporkan
penulis lain. Hal tesebut memang sejalan dengan kenyataan di lapangan
seperti diuraikan di atas Dari berbagai variasi cara pembuatan, dapat
dirangkum seperti disajikan pada diagram Kemungkinan Prosedur dasar
seringkali dilakukan pengupasan kedelai.
KEDELAI
pada
tahap ini, dengan jalan menyerap air kemudian dikupas dengan dicuci
dari kotoran tangan kaki mesin kemudian seperti tanah.
dibersihkan kerikil dsb air semalam sampai variasi dalam berbusa dan
spesifik bandingan air lamanya perendaman, suhu berkisar 25-30 "C
dikupas dan dicuci bersih jika pengupasan sudah didepan, tahap ini
tinggal pembersih banyak pengrajin mencampurkan kembali sebagian kulit.
untuk memperbesar volume direbus atau dikukus sampai 1/2 sampai 1 jam
mendidih liutili dengan jamur tempe borvariasi dalam hal sumber jamur
(usar tempe yang baru jadi serbuk spora dari lempe atau inolum serbuk
buatan LIPI juga bervariasi dalam perbandingan sumber kapang dengan
kedelai dibungkus atau dimasukkan ke gunakan daun (pisang warujati)
dalam wadah plastik dulang atau nampan bambo diperam Variasi dalam hal
waktu 24 48 jam
TEMPE
cara pembuatan tempe variasi pembuatan yang terdapat dan
dikerjakan oleh para pengrajin di lapangan terutama terjadi dalam hal
ketepatan pengukuran dan pengamatan. variasi pengukuran meliputi
penimbangan dan pengukuran dan volume pada berbagai tahap pembuatan.
Pengamatan yang dilakukan tanpa alat dan patokan yang baku misalnya
waktu terutama waktu perendaman dan inkubasi, serta suhu. Secara
tradisional, tempe dibuat tanpa pengawasan kondisi yang ketat dan
akurat, dikerjakan dalam rentangan ketinggian tempat, iklim dan cuaca.
Sehingga dapat dimengerti jika suhu pendidihan, suhu pengukusan dan suhu
inkubasi (baik untuk perendaman maupun fermentasi oleh jamur tempe)akan
selalu bervariasi.
Pada dasar tempe dibuat melalui tiga tahap proses,
yaitu:
- hidrasi dan pengasaman biji kedelai, dikerjakan dengan cara merendam biji kedelai semalam,
- sterilisasi sebagian (bukan sterilisasi mutlak) atas biji telah direndam dan dikupas, dikerjakan dengan perebusan atau pengukusan, dan
- fermentasi biji oleh jamur tempe yang diinokulasikan merupakan tahap ulama pembuatan tempe ialah tahap ketiga.
Tahap ini sering juga disebut fermentasi tempe atau
fermentasi jamur mould fermentation) Dua tahap pertama merupakan tahap
perlakuan pendahuluan terhadap biji agar siap fermentasi oleh jamur
tempe. Perlakuan pendahuan tersebut memberikan berbagai pengaruh
terhadap biji, yaitu hidrasi, acidifikasi (pengasaman), pelunakan biji,
pongupasan dan sterilisasi. Di samping variasi yang terjadi karena
pengukuran yang tidak akurat serta akibat perbedaan geografis tempat
pembuatan seperti telah dikemukakan diatas, terdapat pula perbedaan
mendasar pada proses, dalam hal pemana n dan perendaman. Dalam
prakteknya di lapangan, terdapat beberapa si cara perendaman dan
pemanasan yang secara umum dapat dikelompokan menjadi 3 kombinasi,
seperti dapat
Sekali
perendaman dan sekali pemanasan Pada cara ini kedelai direndam
kira-kira semalam, kemudian dikupas, lalu dicuci dan selanjutnya diberi
perlakuan pemanasan (dengan petobusan atau penguku Dua kali pemanasan
dongan sekali perendaman. Dalam cara ini, biji kedelai dipanaskan dulu
sebelum mengalami perendaman, Pemanas pada tahap ini hanya dapat
dikerjakan dengan perebusan karena perlakuan ini dimaksudkan untuk
hidrasi dan mempermudah pasan, sehingga pemanasan lebih rebusan. Jika
dikukus, hidrasi sukar terjadi karena air tidak mudah mengalamai difusi
ke dalam biji kedelai. Karena dimaksudkan pengupasan, hanya dipanasi
pemanasannya tidak perlu sampai masak. Biasanya sampai mendidih, yaitu
bila kondisi mendidih tercapai pemanasan dihentikan, atau sampai
beberapa meait mendidih. Selanjutnya biji kedelai didinginkan lalu
dikupas Pengupasan setelah pemanasan ini memberi keuntungan, yaitu biji
tidak mudah pecah waktu penghilangan atau perendaman, tetapi sekedar
membelah kepingnya. Hal tersebut disebabkan karena polisakarida dalam
biji kodolai telah mengalami gelatinisasi sehingga menguatkan tekstur
biji, Setelah pembersihan kedelai kupas selama semalam. Kemudian dicuci
lalu direbus atau dikukus.
// kode iklan
jangan lupa iklannya diklik ya, to "PROSES DASAR YANG PERLU DILAKUKAN DALAM PEMBUATAN TEMPE"
Post a Comment